Ombak menghantam pantai dengan begitu kasarnya, namun tidak membuat para pengunjung yang sedang menikmati suasana pantai untuk lari. Malah justru membuat mereka tambah semakin mendekati ombak yang terus menghantam pantai itu. Banyak sekali turis bahkan orang lokal yang datang dan menikmati suasana pantai meski matahari sudah berada diatas kepada mereka. Terik matahari yang yang sudah di ubun-ubun itu tidak menghalangi para pengunjung yang datang untuk berjemur dipinggir pantai.
Laras Saraswati, gadis yang mempunyai sikap yang sangat optimis ini tidak bergabung dengan para pengunjung lainnya untuk menikmati ombak di pantai. Dirinya malah tengah duduk berjemur dipinggir kolam renang hotel penginapannya yang menghadap kearah pantai. Laras tengah membaca komentar dari para pembaca novel online. Laras begitu antusias saat para pembaca terus memintanya untuk segera membuat novel terbaru lagi karena mereka tidak sabar untuk menunggu karyanya. Laras dengan antusias meminta untuk menanti dan bersabar karena dirinya butuh waktu untuk memulai membuat novel baru. Saat dirinya sedang melihat-lihat berita di media sosialnya, terdapat sebuah foto pengantin dengan caption tertulis jika mereka merupakan pasangan yang sempurna. Laras tersenyum, lalu menyukai postingan tersebut. Tiba-tiba seorang gadis datang menghampirinya, dia adalah Maharani ponaan dari ibu Laras.
" Laras, berhentilah berjemur disini. Kamu gak lihat matahari terik begini. Lebih baik kita masuk kedalam."
" Bukan liburan namanya jika gak berjemur seperti ini. Kalau begitu lebih baik di rumah saja biar adem karena ada AC." Ujar Laras.
Saat ini Laras tengah berlibur di Bali, yang dimana banyak para turis serta pengunjung lokal yang datang. Bahkan ada pula yang ingin agar kulit tidak terlalu putih mereka biasa berjemur di pantai tetapi saat matahari seperti ini. Karena Laras malas ke pantai, dia memutuskan untuk berjemur dipinggir kolam di hotel yang berhadapan langsung dengan pantai.
" Tapi kamu harus kedalam, ini udah terik banget loh. Nanti dulu baru berkutat dengan novel-novel mu itu."
" Habis ini aku mau menemui ibu dulu. Toh ibu masih disana, kan."
" Gak usah deh Laras. Lumayan jauh, tanahnya berada didekat hutan gitu."
Ibu Laras, Putri Saraswati merupakan seorang janda yang memiliki perusahaan jual beli tanah. Berliburnya Laras di Bali, karena mengikuti ibunya yang akan membeli tanah serta menjualnya kembali ke perusahaan atau orang yang membutuhkan lapangan untuk rumah atau sekedar untuk membuka bisnis. Laras sangat ingin ikut bersama ibunya, dia ingin tahu bagaimana ibu melakukan pekerjaan itu. Sebab jika dirinya tidak menulis lagi, mungkin dia akan meneruskan bisnis ibunya sebagai penjual beli tanah.
" Tapi aku juga ingin tahu, cara ibu bernegosiasi serta melakukan pekerjaannya itu." Ucap Laras.
" Kamu gak usah khawatir, semua pekerjaan itu sudah beres. Karena pangeran mu yang membantu ibumu untuk bernegosiasi disana." Ujar Maharani yang biasanya dipanggil Rani oleh Laras.
" Pangeran? Maksud kamu denis?"
Denis merupakan pacaran Laras, mereka berdua baru saja berkencan karena dikenali oleh ibunya. Meski berkencan baru seminggu sebagai penulis novel khususnya novel romantis siapa yang tidak jatuh cinta kepada Denis. Sebab Denis merupakan pria yang pintar dan bahkan bisa meluluhkan hati Laras serta ibunya. Melihat jawaban anggukan dari Rani, Laras tersenyum dia tak menyangka Denis memang sangat handal dalam hal apapun.
" Ayo masuk, ibumu dan Denis sudah menunggu di dalam."
" Jadi, ibu dan Denis sudah ada didalam sana."
" Iya, tepatnya di restoran. Mereka sedang menunggu untuk makan siang bersama." Ujar Rani.
Laras tersenyum, bersama dengan Rani mereka berdua menuju restoran yang tak jauh dari hotel tempat mereka tinggali. Disana ibu Laras serta Denis tengah duduk, dimeja makan sudah tersedia berbagai menu seafood untuk makan siang mereka hari ini.
" Maaf sudah dibuat menunggu." Ucap Laras.
" Kalian kenapa lama sekali! Makanan jadi dingin karena menunggu kalian berdua sedari tadi." Kesal Putri karena sudah dibuat menunggu begitu lama.
" Kamu Rani, cepat layani adikmu." Perintah Putri kepada Rani.
Rani lalu berdiri mengambil nasi lalu diberikan kepada Laras dan Denis. Karena Rani tidak bisa makan seafood jadi dia meminta menu lain. Awalnya Putri marah karena Rani seolah tidak menghargai pesanannya. Untungnya Laras segera memberi tahu jika Rani alergi dengan seafood. Putri sangat tidak menyukai keberadaan Rani di kehidupan mereka, meski dia tahu Rani merupakan anak kandung dari saudaranya. Putri tak ingin Maharani menambah beban didalam hidup dirinya dan Laras. Apalagi kedua orang tua Rani sudah meninggal ditambah Rani merupakan seorang janda yang ditinggal begitu saja oleh suaminya. Tetapi Laras sangat menyayangi Rani layaknya saudara kandungnya, itulah alasan kenapa Rani selalu berada disampingnya Laras. Sebagai ibu juga terpaksa menerima kehadiran Rani di kehidupan mereka berdua.
Denis lalu memberikan seekor udang yang sudah dibumbui kepada Laras. Laras tersenyum dengan perhatian Denis padanya. " Makasih." Ucapnya.
Denis hanya menjawab dengan senyuman manis. Laras jadi salah tingkah melihat senyuman manis Denis yang ditujukan untuknya.
" Denis, makasih loh ya udah bantu ibu tadi." Ucap Putri.
" Sama-sama Bu." Ucap Denis dengan malu-malu.
" Bagaimana dengan tanggapan ibumu, apa kalian sudah menentukan tanggalnya. Begini aku sudah bicara dengan ibumu kemarin lalu. Katanya dia menunggu keputusan mu untuk menentukan tanggal pernikahan kalian berdua." Ujar Putri.
" Pernikahan? Maksud ibu tanggal pernikahan aku dan Denis." Laras terkejut baru saja seminggu berkencan orang tua mereka sudah menentukan tanggal pernikahan tanpa membicarakan dulu padanya.
" Iya, kalian sudah berkencan. Masa harus berkencan terus." Ujar Putri kepada anaknya.
" Tapi Bu, kenapa ibu gak membicarakan kepada aku dulu. Sebelum ibu membicarakan hal itu kepada orang tuanya Denis. Ini pernikahan ku Bu, aku juga berhak mengaturnya." Seru Laras tidak terima karena ibunya sudah membuat keputusan tanpa berbicara kepadanya terlebih dahulu.
" Tanpa ibu bicarakan kepadamu dengan kalian berkencan itu sudah menandakan jika kalian berdua ini ingin serius. Jadi apa lagi yang kamu mau." Ucap Putri.
Laras benar-benar tidak terima dengan keputusan ibunya. Dia lalu meninggal restoran itu begitu saja. Bukan ini yang Laras mau, Laras ingin jika hubungannya dengan Denis biar mereka berdua yang menentukan sendiri tanpa campur tangan dari ibunya. Denis segera mengejar Laras, gadis itu tengah berdiri dipinggir pantai sambil menangis. Dia meratapi dirinya yang selalu diatur oleh ibunya, tanpa dirinya ingin.
" Laras." Panggil Denis dengan lembut.
" Biarkan aku sendiri." Ucap Laras yang memandang kearah ombak yang mengajak pinggir pantai.
" Kita harus bicara. Aku tahu kamu kecewa dengan keputusan ibumu yang mendadak seperti itu. Tapi aku mau tahu, apa kamu gak mau menikah denganku? Bukannya kita berdua sudah mulai jatuh cinta. Atau hanya aku saja yang mencintai secara sepihak." Ujar Denis.
" Bukan begitu Denis, aku mau kita sendiri yang menentukan itu semua bukan orang tua kita." Ucap Laras memandang kearah Denis yang berada disampingnya.
" Mau bagaimana lagi, ini sudah keputusan orang tua kita." Ucap Denis.
" Tapi yang aku ingin seperti pasangan diluar sana yang dilamar dengan cara romantis tanpa campur tangan orang tua mereka."
" Jadi kamu ingin aku melamar mu." Tanya Denis. Laras mengangguk.
" Baiklah, Laras aku minta maaf jika orang tua sudah membuat keputusan tanpa berbicara padamu. Tapi kamu perlu tahu aku sudah mulai jatuh cinta padamu." Ujar Denis menggenggam kedua tangan Laras.
Dipinggir pantai, dengan matahari yang sudah mulai bersembunyi dibalik awan. Ombak yang menghantam sebagai saksi pasangan kekasih yang kini berdiri dipinggir pantai menatap satu sama lain dengan penuh cinta. Denis mengeluarkan kotak cincin yang memang sudah dia siapkan. Dia berlutut dihadapan Laras sambil mengarahkan kontak yang menampakkan cincin emas kearah Laras.
" Laras, kamu mau menjadi istriku?"
Laras mengangguk dengan penuh haru, ini yang Laras inginkan. Denis berdiri dan mereka berdua berpelukan. Tanpa sadar, Rani melihat kearah mereka dengan senyum menyungging.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments