Pengkhianat Cinta
Damar melaju mobilnya dengan kencang. Raut wajahnya seperti orang yang sedang menahan amarah. Bayangan akan Jessica bersama dengan seorang pria di kamar terlintas dibayangkannya. Pria itu memberhentikan mobil disebuah hotel, dia masuk kedalam hotel dengan membawakan pistol. Amarahnya memuncak, setelah dia membuka pintu kamar yang ia tuju. Terlihat Jessica sedang bercumbu dengan seorang pria. Dengan emosi, dia mengarahkan pistolnya kearah Jessica. Damar berteriak keras lalu menembakkan pistolnya itu asal-asalan membuat percikan darah mengenai tembok serta lantai yang ada di kamar itu.
Lima tahun yang lalu....
Jessica tengah memakai gaun pengantin sambil berkaca didepan cermin. Perempuan itu merasa jika gaun yang dikenakan terlihat tidak cocok dengannya.
" Gaun ini terasa tidak cantik untukku. Lebih baik aku menggantinya saja." Ujar Jessica didepan kaca.
Sang penata gaun mendengar hal itu pun menyahut, " Pernikahan tinggal 5 hari lagi, tidak mungkin secepat itu kita bisa membuat design yang baru."
Perkataan penata gaun itu membuat Jessica tidak terima, sebab jika dirinya ingin mengubah maka harus diubah. Jessica tidak suka jika ada yang mengeluh didepannya. " Aku gak perduli. Baik lima hari ataupun satu jam sekalipun, jika aku ingin mengubahnya maka harus diubah." Ujar Jessica.
Damar memasuki ruangan dengan jas pengantin yang dikenakannya. " Kamu cantik sekali." Puji Damar.
" Kamu memujiku atau gaunnya?" Tanya Jessica.
"Gaunnya indah begitupula dengan orangnya." Puji Damar membuat Jessica tersipu dan memeluk pria yang akan menjadi pasangannya nanti.
Saat Jessica ingin mencium bibir Damar, dia menghentikan aksinya sebab penata gaun masih berada bersama mereka. " Apa kalian berdua lihat? Kalian pergilah, aku akan menyuruh orang untuk mengembalikan gaunnya besok." Tanya Jessica kepada kedua penata gaun pernikahannya.
" Tetapi lebih baik kamu menunggu saja. Biar gaunnya kami bawa dan kami segera perbaiki sesuai dengan apa yang kamu mau." Ujar salah satu penata gaun pernikahan.
Jessica yang manja, tidak terima jika perintahnya itu dibantah. Dengan geram gadis itu melangkah maju mendekati penata gaunnya, namun ada Damar yang menahannya. "Sudah aku bilang! Aku akan menyuruh orang untuk mengembalikan gaunnya besok. Apa masih kurang mengerti, hah!" Ujar Jessica.
" Tidak, kalau begitu kami minta maaf. Kami permisi dulu." Ujar penata gaun segera keluar dari ruangan itu.
" Jessica, jika kamu mengusir mereka. Lalu siapa yang akan gaunmu ini." Ujar Damar.
Jessica melingkar tangannya dileher dengan berbisik dia mengatakan, " Sebagai gantinya aku ingin kamu sendiri yang melepaskannya."
Mereka berdua menuju kamar, Jessica membaringkan tubuhnya di kasur meski tubuhnya masih mengenakan gaun pengantin. Damar menindih Jessica dan mulai mencium bibirnya. Ciuman itu mulai turun hingga ke leher. Damar bangun dan membuka jas pengantin serta kemeja putih yang dikenakannya. Lalu dia kembali mencium bibir Jessica.
" Aku merasa jika diriku ini sedang bermimpi." Ujar Damar yang berbaring disampingnya sudah ada Jessica tubuh mereka berdua diselimuti selimut.
" Emangnya kamu sedang memimpikan apa?" Tanya Jessica.
" Aku tidak berpikir jika aku dapat memiliki mu yang diluar kemampuan ku sebagai seorang istri." Ujar Damar.
" Lalu bagaimana denganmu? Apa kamu akan mencampakkan ku setelah aku sudah menjadi istrimu?" Tanya Jessica.
Damar terkejut dengan pertanyaan itu, Damar lalu bergeser lebih dekat dengan tubuh Jessica dan merangkulnya.
" Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Tanya damar.
" Karena seorang pria biasanya hanya bisa menyenangkan hati seseorang namun tidak bisa menghargai setelah mendapatkan nya." Ujar Jessica dengan lembut.
" Aku bukan tipe pria seperti itu. Jes, aku hidup tidak ada apapun. Hanya kamu yang berharga dalam hidup, tidak mungkin bagiku untuk meninggalkan mu begitu saja." Ujar Damar dengan lembut membelai rambut Jessica.
" Damar, berjanjilah padaku. Jika kamu akan menjagaku dan membuatku bahagia." Ujar Jessica.
" Iya, aku berjanji." Ucap damar.
Sebagai hadiah, Jessica kembali mencium bibir Damar. Dan ciuman itu terus berlanjut, hingga deringan telfon membuat aksi ciuman itu berhenti.
" Tunggu sebentar ya." Ucap damar mengangkat telponnya.
Ternyata telfon itu berasal dari bos damar. Katanya beliau akan berkunjung, untuk menemui damar.
" Jes, bos akan kesini." Ucap damar.
" Ayah akan kesini?"tanya Jessica, ternyata damar bekerja dibawah bawahan ayah Jessica.
Damar merupakan anak dari keluarga sederhana, dia diterima sebagai karyawan di perusahaan ayah Jessica. Hal itulah yang membuatnya bertemu dengan Jessica dan memulai kisah asmara. Namun sayangnya, ayah sangat menentang hubungan mereka. Tetapi karena Jessica sangat mencintai Damar, dia rela menentang keputusan dari ayahnya.
" Iya, kamu tunggu saja disini, tidak usah turun. Biarkan aku sendiri yang menemui bos." Ujar Damar segera turun dari kasur dan memakai pakaiannya.
Dibawah, ayah Jessica sudah menunggu. Wajah datar sambil melihat ke sekeliling rumah itu. Damar turun dari tangga, dengan sopan dia segera menghampiri ayah Jessica.
" Maaf pak, sudah membuat anda menunggu. Jadi ada perlu apa, biar aku bisa membantu?" Ujar Damar menawarkan diri, karena dia menyadari statusnya sebagai karyawan di perusahaan ayah Jessica.
" Aku hanya ingin melihat rumah, yang nantinya akan ditinggali oleh Jessica." Ujar Lukman, nama ayah Jessica.
" Rumah ini sudah didesign sesuai dengan keinginan Jessica. Jadi bapak tidak perlu khawatir akan hal itu. Dan untuk utangnya aku akan membayarnya dengan menyicil." Kata Damar karena rumah yang ditinggalinya merupakan tanah pemberian dari ayah Jessica.
" Untuk apa? Untuk apa kamu membayarnya. Cih! Kamu akan membayar dengan uang hasil gaji yang aku berikan. Tidak tahu malu!" Ujar Lukman begitu menghina.
Damar hanya bisa diam, dia menyadari jika dirinya memang hanya mengandalkan uang gaji hasil kerjanya di perusahaan ayah Jessica.
" Kalau begitu aku beri kamu penawaran. Aku akan beri tanah beserta rumah ini untuk, tetapi kamu harus putus dengan Jessica." Ujar Lukman menyungging senyumnya.
Damar yang tadinya menunduk menghormati calon mertuanya itu akhirnya mengangkat wajah menatap calon mertuanya.
" Aku gak bisa melakukan itu. Aku sangat mencintai Jessica dan kami akan segera menikah." Ujar Damar tidak mau putus dengan Jessica.
" Masih segera, kan? Kalian juga belum menikah. Jadi kamu masih bisa memikirkannya." Ujar Lukman kembali memberi penawaran kepada Damar.
" Pak, satu hal yang aku ingin katakan jika aku sangat mencintai Jessica." Ucap Damar dengan tegas meyakinkan Lukman jika dia sangat mencintai Jessica.
" Damar, semua orang bisa mencintai Jessica karena dia dari keluarga kaya. Tetapi, jika dia gak kaya dan gak cantik. Apa kamu masih mencintainya? Ingat Damar! Meski kamu karyawan favorit ku, bukan berarti aku tetap membiarkan kamu bersama dengan Jessica." Ancam Lukman terhadap Damar.
" Ayah, kenapa masih saja belum memberi restu?" Ucap Jessica turun dari tangga hanya mengenakan kemeja putih Damar. Ayah Jessica yang melihat anaknya begitu terkejut.
" Ayah, masih saja lupa. Seberapapun ayah melarang bahkan mencoba untuk menggagalkan pernikahan kami. Itu tidak akan mungkin terjadi. Karena aku akan tetap menjadi istri Damar, dan aku akan menjadi ibu dari anak kami." Ujar Jessica yang tak takut dengan amukan ayahnya.
" Jes, apa yang kamu lakukan disini?"
" Tentu saja bercinta dengan damar." Ucap Jessica sambil memeluk mesra damar di depan ayahnya.
" Sampai kapanpun ayah gak akan merestui hubungan kalian. Dan ingat kamu Damar! Kamu harus membayar semua utang-utang mu." Ancam Lukman lalu pergi.
Jessica tetap mengejar ayah, dihalaman rumah Jessica berteriak, " Ayah! Asal ayah tahu aku begini karena aku gak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Dan Damar merupakan pria terbaik yang pernah aku temui, terserah jika ayah gak merestui hubungan kami." Ujar Jessica, sedangkan ayah Jessica hanya mendengar lalu pergi begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments