Chapter 05- Divine Mana

>>>

Sekarang Zenon tepat di depan Silvy yang tertunduk diam, dia kemudian mengangkat tangannya lalu mengelus pelan kepalanya. "Ada apa Silvy?" Tanya Zenon dengan lembut.

Silvy sangat terkejut karena Zenon mengelus kepalanya dengan lembut. Dia berpikir bahwa Kakak-nya akan memarahinya lagi.

Memang dalam beberapa tahun setelah menghilangnya kedua orang tua mereka, Silvy selalu ingin bermain dengan Zenon namun bukannya bermain bersama, Silvy malah selalu dimarahi oleh Zenon hingga membuatnya takut untuk mendekati Kakaknya lagi.

"I-Ituu..." Bahkan untuk mengucapkan beberapa kata sangat susah untuk Silvy karena reaksi Kakaknya yang berbeda tersebut.

Dia memang sudah mendengar tentang kabar bahwa Kakak-nya yang turun langsung untuk memberantas bandit bandit yang ada di Wilayah Silhotte namun Silvy sangat susah untuk percaya jika melihat sifat Kakaknya sebelumnya.

"Tuan, Nona Muda ingin keluar dari Kastil namun sekarang diluar mungkin sangat berbahaya baginya untuk berkeliaran." Sebastian menjelaskan.

Zenon menatap Silvy dan sangat penasaran mengapa adik perempuannya sangat ingin sekali keluar dari Kastil.

"Kalau begitu biarkan aku menemaninya keluar kastil bersama dengan Jack dan beberapa Ksatria." Ucap Zenon tanpa pikir panjang.

Mendengar itu, Silvy tentunya sangat terkejut dengan ucapan Kakaknya tersebut.

"T-Tapi Tuan..." Sebastian mencoba menahannya namun, melihat tatapan Zenon dia hanya bisa menganggukkan kepalanya memberikan-nya keluar Kastil.

Setelah itupun, Zenon, Silvy, Jack dan dua Ksatria yang dipilih Sebastian pun pergi meninggalkan Kastil.

Sekarang mereka sedang berjalan dengan jubah untuk menutupi dirinya agar tidak dikenal dengan mudah oleh rakyatnya.

Sepanjang perjalanan, Silvy dan Zenon bahkan tidak berkata sepatah kata sedikitpun.

Keluarga Duke Silhotte memiliki tiga orang anak, Zenon yang merupakan tertua, Xavier yang merupakan anak kedua yang sekarang sedang berada di Akademi Kerajaan dan yang terkahir adalah Silvy.

"K-Kakak..." Silvy yang dari tadi diam mulai membuka mulutnya.

"Hmm, ada apa Silvy?" Tanya Zenon.

"Mengapa kali ini kakak ingin ikut keluar?" Tanya Silvy yang sangat penasaran.

"Apakah tidak boleh seorang Kakak menghabiskan waktunya bersama Adiknya?" Balas Zenon sambil tersenyum kepada Silvy.

"Jadi kemana kita akan pergi?" Tanya Zenon.

"Hmmm, aku ingin pergi ketempat seseorang..." Jawab Silvy tapi setelah itu dia langsung berlari ketempat dimana ada penjual makanan dan membeli banyak.

"Seseorang?" Batin Zenon yang sangat penasaran.

"Keluarlah..." Gumam Zenon

Chip~ Chip~ Chip~ muncul-lah makhluk kecil dengan tampilan bola mata memiliki sayap kecil yang tampak seperti kelelawar melayang di dekat Zenon.

Makhluk kecil tersebut merupakan ciptaan Zenon yang dimana merupakan mata ketiganya. Zenon menyebutnya Eye Shadow.

Sebelumnya, dimana dia telah mencapai Point- Pertama maka Zenon bisa memanggil Eye Shadow.

Kegunaan Eye Shadow yang sebagai mata ketiga Zenon tentu-nya sangat banyak dan salah satunya melihat Energi/Mana seseorang.

Kemunculan Eye Shadow tentunya tidak dapat dilihat makhluk lain selain penciptanya sendiri.

Chip~ Chip~ Eye Shadow itu kemudian menatap Silvy dimana sedang asik berbelanja.

"Mana itu..." Saat melihat Mana di dalam tubuh Silvy, Zenon terdiam dan sangat terkejut.

"Ada apa Tuan?" di belakang, Jack bertanya penasaran saat melihat Zenon tiba-tiba berhenti.

"T-Tidak apa-apa, kalian bertiga bantu Silvy mengangkat semua belanjaan yang dia beli." Pinta Zenon.

Kemudian dia kembali berpikir dengan apa yang dia lihat barusan, "Barusan itu, Mana yang ada ditubuh Silvy bukanlah Mana biasa, sangat tenang dan halus. Itu pasti Divine Mana." Batin Zenon.

Divine Mana, itu merupakan Mana yang dimana untuk memiliki-nya harus dengan menyembah para Dewa. Namun ada kasus terkhusus dimana seseorang memiliki Divine Mana dari lahir.

Dengan memiliki Divine dari lahir, maka orang itu dapat berkesempatan menjadi Apostle-nya Dewa. Sebagai Apostle, Mereka tentunya memiliki sedikit Kekuatan Dewa dan berbicara dengan Dewa.

Zenon sangat tidak menyangka ternyata Adik-nya memiliki Divine Mana.

Sekarang, Zenon sepertinya mulai mengerti Wilayah Duke dikehidupan sebelumnya menjadi Target banyak orang terutama Kuil Kegelapan.

Jika Kuil Suci menyembah Dewa maka Kuil Kegelapan sebaliknya, mereka menyembah Iblis.

Zenon mengepalkan tangannya dan terdapat niat membunuh saat memikirkan dimana Wilayah Duke hancur dan Adiknya harus terbunuh disaat saat itu juga.

"Huff~" Zenon tersadar kemudian menarik nafas dan kembali tenang.

Walaupun sesaat, Jack yang sedang membantu Silvy langsung bersiaga saat merasakan Niat Membunuh namun langsung menghilang begitu saja. "Apakah ini perasaanku saja? Aku tadi merasakan Niat membunuh yang sangat kuat bahkan aku yang seorang Ksatria tingkat enam merinding merasakan Niat membunuh itu." Batin Jack yang sudah berkeringat dingin.

Karena Niat membunuh itu, Jack sekarang menjadi lebih siaga dan selalu memperhatikan keadaan.

Tingkah Jack tentu menarik perhatian Zenon, "Ah, Sepertinya aku membuat kesalahan karena tanpa sadar mengeluarkan sesaat Niat membunuh-ku." Gumam Zenon.

Zenon kembali melihat Silvy lagi, "Divine Mana dan Melihat masa depan itu mungkin saling berhubungan." Kata Zenon.

"Sepertinya Kumpulan Puzzle semakin terkumpul..." Batin Zenon.

Akhirnya, Silvy sudah berbelanja yang cukup banyak dan mereka pun melanjutkan perjalanan dimana semakin dipinggir Kota Vale.

"Silvy, Bukankah belanjaan-mu terlalu banyak? Berapa jumlah orang yang ingin kamu temui?" Zenon kembali bertanya.

"Hmm, mungkin banyak..." Jawab Silvy dengan cepat.

Selama perjalanan ini, Zenon dan Silvy mulai kembali dekat sama seperti saat masih bersama kedua orang tuanya walaupun disana Silvy masih lah berumur tiga tahun.

Wush~ Saat mereka sedang berjalan, tiba tiba seseorang mendekat dengan sangat cepat dan mencoba mengambil barang barang milik Kedua Ksatria pengawal yang rekomendasi Sebastian.

Kecepatan itu bahkan membuat kedua Ksatria Pengawal itu diam beberapa saat namun mereka dengan cepat menangkapnya.

BAM~ setelah menangkap, mereka berdua langsung menendang orang yang mencoba mengambil barang milik Nona muda mereka hingga terpental ke sebuah bangunan.

Kedua Ksatria pengawal itu tentunya bukan lah Ksatria biasa, mereka berdua adalah Ksatria tingkat empat.

"Sialan, Beraninya kau hampir mengambil barang milik Nona Muda kami!" Teriak Kedua Ksatria pengawal tersebut.

"Ugh~ Sial, mereka ternyata seorang ahli..." Ucap orang tersebut yang mencoba mengambil barang milik Silvy.

"Orang barusan itu, aku bahkan hampir tidak merasakan kemunculannya." Kata Jack yang didengar oleh Zenon juga.

"Apa yang di bilang Jack memang benar, aku bahkan hampir tidak merasakannya. Dia hampir seperti seorang Assasin kuat." Batin Zenon.

Memang Zenon sedikit tidak merasakannya karena saat ini dia masih lah Tingkat pertama.

Setelah menendang cukup kuat, Salah satu Ksatria itu mendatangi dimana Orang tersebut tergeletak lalu mencekiknya.

"Hoh, Sepertinya kau adalah orang dirumorkan yang selalu mencuri itu. Aku tidak menyangka orang itu ternyata masih sangat muda." Kata Ksatria tersebut.

"Ugh~ L-Lepaskan aku!" Ucapnya dengan susah payah.

"Aku sebenarnya tidak terlalu memperdulikan keberadaan-mu, namun kau telah bertemu orang yang salah." Kata Ksatria tersebut.

"Sekarang, Matilah!"

[Bersambung]...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!