Langkah Cherry sangat berat. Badannya terasa lemas setelah mengingat mimpinya.
Selama kelas berlangsung, Cherry selalu menghela nafasnya, layaknya orang yang sedang tertimpa banyak masalah.
Setelah jam kelas berakhir, Cherry duduk di bangku taman yang ada di bawah pohon rindang.
Tiba-tiba Cherry merasakan ada sesuatu yang terjatuh di atas kepalanya. Dia meraba atas kepalanya dan ekspresinya berubah ketika tangannya menyentuh sesuatu.
"Kok lembek-lembek gini sih?" gumam Cherry sambil menyentuh-nyentuh kepalanya.
Merasa ada yang aneh, Cherry melihat tangannya yang baru saja menyentuh kepalanya.
Matanya memicing melihat benda yang sedikit lembek yang ada di telapak tangannya.
Merasa agak aneh, Cherry pun membaunya.
"Weeek… iyek ini mah," rengek Cherry yang ingin muntah setelah membau tangannya.
Bergegas dia berlari ke toilet untuk mencuci tangan dan rambutnya.
Di dalam toilet, Cherry membersihkan tangannya berulang kali menggunakan sabun cuci tangan. Setelah dikira sudah bersih, Cherry membasuh kepalanya menggunakan air yang mengalir dari wastafel dan membersihkan rambutnya menggunakan sabun cuci tangan yang tersedia di samping wastafel tersebut seraya berkata,
"Terpaksa deh pakai sabun cuci tangan. Pasti nanti rambutku kasar."
Beruntungnya toilet tersebut dalam keadaan sepi, sehingga Cherry bisa mencuci rambutnya dengan leluasa di dalam toilet tersebut tanpa harus malu dengan orang lain.
Setelah dirasa sudah cukup bersih, Cherry mengeringkan rambutnya dengan menggunakan alat pengering telapak tangan yang ada di dalam toilet tersebut.
Cherry bernafas lega di depan cermin yang ada di depan wastafel ketika melihat rambutnya sudah kembali bersih dan kering.
Namun, satu yang tidak bisa kembali. Rambut Cherry kini beraroma apel, sama seperti sabun cuci tangan yang ada di wastafel tersebut.
"Sudahlah, gak masalah. Yang penting bersih dan gak bau lagi," ucap Cherry sambil mencium rambutnya.
Tiba-tiba dia dikagetkan oleh getaran yang berasal dari saku celananya. Segera diambilnya ponsel dalam saku celananya itu dan melihat pesan yang baru saja diterimanya.
Dia memasukkan kembali ponselnya dalam saku celananya seraya berkata,
"Yess… traktiran. Lumayan bisa buat menghibur diri setelah kesialan yang melanda diri ini."
Dengan semangatnya Cherry berjalan menuju tempat yang dijanjikan oleh temannya sebagai tempat traktirannya kali ini.
"Cher! Cherry! Sini!" seru seorang perempuan yang melambaikan tangannya ke arah Cherry.
Cherry segera berjalan ke arah perempuan tersebut dan berkata,
"Sudah lama Vit?"
"Sudah sepuluh menitan mungkin. Dari tadi kami mencarimu tapi gak ketemu. Katanya tadi ada di taman, tapi kita ke sana gak nemuin kamu tuh," jawab Vita sambil meletakkan telapak tangannya pada dagunya.
Cherry menghela nafasnya mengingat apa yang terjadi dalam hidupnya hari ini. Sayangnya, dia enggan bercerita pada teman-temannya. Bisa dipastikan jika teman-temannya itu akan menertawakannya.
"Lia sama Dita ke mana?" tanya Cherry untuk mengalihkan pembicaraan Vita.
"Masih ke toilet. Eh tuh mereka. Panjang umur, baru saja diomongin, langsung nongol orangnya," jawab Vita sambil terkekeh dan menunjuk ke arah Lia dan Dita yang berjalan ke arah mereka.
"Apa? Kenapa?" sahut Dita setelah duduk di kursi yang ada di meja yang sama dengan Vita dan Cherry.
"Si Cherry nanyain kalian berdua," jawab Vita sambil menyeruput minumannya.
"Eh kamu kenapa Cher, sepertinya wajah kamu aneh," sahut Lia sambil menunjuk wajah Cherry yang duduk di depannya.
Sontak saja Cherry memegang wajahnya dan mengusap-usap wajahnya seperti orang yang ketakutan terdapat sesuatu di wajahnya.
"Eh kamu kenapa Cher?" tanya Vita dengan pandangan heran pada Cherry.
Cherry segera mengambil cermin kecil dari dalam tasnya dan melihat wajahnya dari cermin kecil itu.
Helaan nafas lega dilakukan oleh Cherry setelah melihat wajahnya baik-baik saja pada cermin kecil tersebut.
"Syukurlah, aku kira wajahku ada iyeknya juga," ucap Cherry yang terlihat lega.
"Hah?! Iyek?" seru Vita, Lia dan Dita bersamaan.
Suara mereka membuat semua orang yang berada di sana mengalihkan perhatiannya pada mereka.
"Tau ih, aku apes banget. Pasti gara-gara si badut kemarin malam itu aku jadi sial begini. Sampai-sampai kepalaku kejatuhan iyeknya burung," sahut Cherry yang terdengar sangat kesal.
Seketika ada seorang pemuda tampan yang ada di cafe tersebut mengalihkan perhatiannya pada meja Cherry. Dia memasang telinganya lebar-lebar agar bisa mendengarkan percakapan antara Cherry dan teman-temannya.
"Max, maaf aku telat," ucap seorang perempuan dengan perut besarnya.
"Yuki, aku ke sana dulu sebentar," tukas Max sambil menunjuk arah meja Cherry menggunakan dagunya.
Miyuki pun menganggukkan kepalanya. Dia duduk di kursi meja kasir sambil mengusap-usap perutnya yang sudah membuncit.
Max menggunakan topinya untuk menutupi wajahnya dan duduk di kursi yang dekat dengan meja Cherry dan teman-temannya.
Dia mendengarkan cerita Cherry yang menceritakan tentang kejadian di pasar malam dan kejadian sesudahnya. Hingga mimpi dan kejadian tadi di taman pun diceritakan oleh Cherry pada teman-temannya.
Sontak saja Vita, Lia dan Dita tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Cherry, hingga semua pasang mata yang ada di cafe itu melihat ke arah mereka.
Begitu pula dengan Max, dia berusaha keras untuk menahan tawanya agar Cherry dan teman-temannya tidak tahu jika Max menertawakan cerita Cherry.
Tiba-tiba Max teringat akan kartu identitas milik Cherry yang masih berada di tasnya. Segera dia beranjak dari duduknya dan mengambil tasnya yang ada di laci kasir.
"Mau ambil apa sih Max? Nyerimpeti aja tau gak?" gerutu Miyuki pada Max yang sedang mencari sesuatu di dalam tasnya.
"Diem napa. Lagi pula ngapain sih kamu di sini? Kenapa gak di kantor kamu aja sih? Kenapa juga gak di kantor suami kamu?" omel Max yang sedang sibuk mencari sesuatu dalam tasnya.
Miyuki berdiri dari duduknya. Dia memegang pundak Max dan berkata,
"Aku kan setia kawan. Ini usaha kita bersama, jadi aku juga harus membantumu menjaga cafe ini. Lagi pula di kantor sudah ada kak Kenshin dan aku lagi malas ke kantor Kak Tristan. Lebih baik aku ke kantormu yang ada di atas cafe ini saja ya?"
Secepat kilat tangan Max menarik tangan Miyuki untuk menghentikannya. Kemudian dia berkata,
"Udah, kamu duduk manis di sini saja. Gak usah sok-sokan naik tangga ke kantor atas. Kalau ada apa-apa, aku nanti yang disalahkan sama suami bucin kamu itu."
Setelah mengatakan itu, Max segera meninggalkan area kasir dan berjalan menuju bar.
Di area bar tersebut, Max membuat minuman favoritnya sambil sesekali melirik ke arah Cherry yang sedang bercanda bersama teman-temannya sambil memakan makanannya.
Setelah beberapa saat, Cherry dan teman-temannya beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kasir.
"Ini Kak voucher diskonnya," ucap Vita sambil memberikan lembaran voucher pada Miyuki yang bertindak menjadi kasir saat ini.
Miyuki pun menerima voucher diskon tersebut dan memasukkannya pada bill tagihan mereka.
"Maaf, apa benar kamu Cherry Putri Atmaja?"
Tiba-tiba saja ada suara laki-laki yang mengalihkan perhatian Cherry pada saat Vita sedang membayar tagihan makanan mereka.
Cherry merasa terhipnotis melihat ketampanan wajah Max yang penuh dengan pesona. Dia tidak menyadari jika terlalu lama memandang Max dan tidak menjawab pertanyaannya.
Seketika Lia yang berada di samping Cherry menyikut lengannya untuk menyadarkannya seraya berkata,
"Cher, itu ditanya. Buruan jawab."
Sontak saja Cherry tersadar dan berkata,
"I-ya benar, ada apa ya?"
Max tersenyum manis hingga membuat Cherry kembali terpesona. Kemudian dia mengulurkan kartu identitas tersebut pada Cherry dan berkata,
"Apa benar ini kartu identitas kamu? Tadi badut yang bekerja di sini menitipkannya pada saya."
Dengan cepatnya Cherry mengambil kartu identitas tersebut dari tangan Max seraya berkata,
"Hah, badut?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Cokelatcaca🌼
Hah badut? mampir di aku iya😊
2023-02-10
1