Braaak!
Cherry melempar tasnya ke arah meja belajarnya. Dia melemparkan tubuhnya di atas tempat tidurnya dan menggerak-gerakkan kaki serta tangannya ke atas dan ke bawah, sehingga membuat sprei tempat tidurnya menjadi kusut dan berantakan.
Cherry membalikkan badannya menjadi terlentang seraya berkata,
"Sumpah, capek banget aku hari ini."
Cherry memandang langit-langit atap kamarnya dan pikirannya menerawang kembali mengingat kejadian di pasar malam tadi.
Flashback
"Jambreeet….!!! Tolong tas saya dijambret!" teriak Cherry meminta tolong pada orang-orang yang ada di sekitarnya.
"Ya Tuhan… semoga saja tasku bisa kembali lagi. Untuk yang mengembalikan tasku, jika dia perempuan, akan aku traktir dia nonton dan makan. Tapi jika dia laki-laki, akan aku… jadikan pacar," Cherry berdoa dan tanpa sadar mengucap kata pacar ketika melihat cowok yang disukainya sedang berjalan mesra dengan pacarnya.
Tiba-tiba dia tersadar ketika mendengar teriakan jika jambret tersebut telah ditangkap dan beberapa petugas keamanan berlari ke arah kerumunan orang yang ada di pertengahan pasar malam itu.
Dengan segera Cherry berlari ke arah kerumunan orang-orang itu dan mendengar suara laki-laki yang menanyakan pemilik dari tas yang di angkat ke atas, sehingga Cherry yang ada di dekat kerumunan itu bisa melihatnya.
"Tas siapa ini?"
Cherry menerobos masuk ke dalam kerumunan dan mengangkat tangan kirinya dan tangan kanannya menutup hidungnya seraya berkata,
"Punya saya Mas."
Flashback end
Mengingat janjinya itu, seketika Cherry beranjak dari tidurnya seraya berkata,
"Apa aku harus melakukannya? Gak mungkin banget kan kalau aku pacaran sama badut? Bisa-bisa aku bersin-bersin terus nantinya kalau dekat-dekat dengan dia. Lagi pula aku juga belum tau wajah aslinya. Bagaimana jika dia cowok yang wajahnya enggak banget? Atau mungkin dia juling? Bisa juga dia sumbing. Aduh… gimana dong? Kalau dia ganteng gak mungkin jadi badut dong. Biasanya orang ganteng itu suka tebar pesona sama wajahnya. Lah ini malah ditutupi. Jadi… fix, dia gak ganteng."
Cherry masa bodoh dengan janjinya. Dia merebahkan dirinya pada ranjangnya dan mulai memejamkan matanya.
Sudah beberapa menit berlalu, tapi tak kunjung juga matanya bisa terlelap. Dia mempererat pejaman matanya, sayangnya hidungnya ikut menahan nafasnya sehingga dia terbangun dan duduk dari tidurnya.
Nafas Cherry yang ngos-ngosan setelah menahan nafasnya itu, kini berangsur pulih ketika dia mengingat kembali janjinya.
"Gak mungkin cuma gara-gara janji itu aku jadi gak bisa tidur. Mungkin saja aku terkena insomnia mendadak saat ini," ucap Cherry sambil merebahkan kembali tubuhnya.
Pandangan matanya kembali tertuju pada atap langit-langit kamarnya. Entah mengapa lagi-lagi dia teringat akan janji itu. Kemudian dia berkata,
"Pokoknya aku gak mau jadiin badut itu jadi pacar aku. Lagian juga gak ada saksinya. Gak ada seorang pun yang mendengar dan mengetahui janjiku."
Celepik!
Mata Cherry terbelalak ketika sesuatu terjatuh tepat di atas wajahnya.
Tangan kanan Cherry mengambil benda yang sekarang ada di atas wajahnya. Dalam hatinya berkata,
Kok empuk?
Matanya terbelalak sempurna ketika melihat sesuatu yang kini ada di tangannya.
"Jiaaah… cicaaaak…!" seru Cherry ketika melihat seekor cicak yang berada di tangannya.
Selang beberapa detik kemudian dia melempar cicak tersebut ke sembarang arah dan berlari menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
Dibasuhnya wajahnya itu berulang kali dengan menggunakan air yang mengalir dari wastafel. Dia melihat ke arah cermin yang ada di hadapannya, terlihat jelas wajahnya yang masih basah dan dengan nafas yang masih ngos-ngosan seolah dia baru saja bermimpi buruk.
Tiba-tiba dia teringat cicak yang menempel di wajahnya. Dengan segera diambilnya facial wash dan diaplikasikan ke wajahnya hingga berbusa. Kemudian dibasuh kembali dengan air yang mengalir dari kran wastafel yang ada di depannya.
Kini dia merasa lebih bersih dan segar ketika melihat ke arah cermin yang ada di hadapannya.
"Ck, kenapa dia jatuh tepat di wajahku? Apa gak ada tempat lain untuk mendarat?" gerutu Cherry sambil mengusap wajahnya menggunakan tisu.
Tisu tersebut dilempar oleh Cherry ke tempat sampah yang ada di dalam kamarnya.
"Yes!" seru Cherry sambil mengangkat tangan kirinya ketika tisu yang dilemparnya masuk ke dalam tempat sampah.
Dia melemparkan kembali tubuhnya di atas ranjangnya hingga badannya memantul. Setelah itu dia mengambil headset dan memutar lagu pada MP4 player-nya.
Tanpa sadar, lagu-lagu kesayangannya itu membawanya menuju alam mimpinya. Kini dia pun tertidur dan berada di bawah alam sadarnya.
"Pangeran tampan, menikahlah denganku. Aku sangat mencintaimu."
Cherry memohon pada seorang pangeran tampan dengan berlutut di hadapannya.
Pangeran tersebut tersenyum sangat menawan pada Cherry dan berkata,
"Bangunlah."
Cherry pun bangun dan berdiri tepat di hadapan pangeran tampan itu. Dia terpesona oleh ketampanan pangeran tersebut sehingga tidak bisa berkata-kata.
"Apa kamu masih mau menikah denganku jika aku berubah menjadi seperti ini?" ucap pangeran tampan tersebut seraya memutar badannya.
Tiba-tiba mata Cherry terbelalak dan tanpa sadar dia berteriak,
"Badut… tidak…!!!"
Byur!
Seketika Cherry terbangun dari tidurnya dan duduk dengan nafas yang terengah-engah.
Pandangan matanya tepat mengarah pada sosok orang yang berdiri di hadapannya dengan kedua tangannya yang diletakkan di pinggangnya.
"Loh kok basah," ucap Cherry ketika mendapati bajunya yang lepek terkena air.
Tiba-tiba seseorang yang ada di hadapannya itu menyeringai dan memperlihatkan gayung yang sedang dibawanya seraya berkata,
"Mau merasakan hujan buatan lagi?"
Seketika Cherry beranjak dari tidurnya dan berlari kecil masuk ke dalam kamar mandi yang ada dalam kamarnya.
"Cherry… cepat mandinya gak pakai lama!" seru orang tersebut dari tempatnya berdiri saat ini.
"Siap Mama!" seru Cherry dari dalam kamar mandinya.
Arini, mama Cherry berjalan menuju kamar mandi dan berteriak tepat di depan pintu kamar mandi tersebut.
"Dalam waktu lima belas menit kamu tidak sampai di meja makan, akan Mama potong uang saku kamu lima puluh persen!"
"Siap Kanjeng Mami!" sahut Cherry kembali berteriak dari dalam kamar mandi.
Arini meninggalkan kamar Cherry sambil terkekeh mengingat tingkah putrinya saat dibangunkannya.
Selang beberapa menit, Arini dan Fahmi sudah menunggu putri kesayangannya di meja makan untuk sarapan bersama.
Fahmi melipat koran yang dibacanya dan meletakkannya di atas meja makan seraya berkata,
"Cherry belum bangun Ma?"
"Sudah Pa. Palingan juga sebentar lagi turun," jawab Arini sambil meletakkan secangkir kopi di hadapan suaminya.
"Morning Mama… Papa… Cherry berry sweety sudah datang…," seru Cherry dengan riangnya sambil berjalan mendekat ke arah meja makan.
Fahmi dan Arini terkekeh mendengar sapaan rutin dan wajib dari putrinya itu.
"Kesiangan lagi Cher?" tanya Fahmi pada Cherry yang baru saja duduk di kursi yang ada di depan mereka.
"No… no… no… Cherry sudah bangun dari tadi, hanya saja Cherry pura-pura tertidur," jawab Cherry dengan penuh percaya diri.
"Emmm… pura-pura tidur apaan? Kamu tadi panggil-panggil badut dalam tidur kamu. Pasti kamu mimpi bertemu badut ya? Apa kamu sudah tidak bersin-bersin lagi jika berada di dekat badut?" tanya Arini yang sedang mengoles roti menggunakan selai coklat almond.
Seketika mata Cherry terbelalak. Dia baru ingat jika mimpinya tentang pangeran tampan dan badut yang berada dalam satu tubuh. Dalam hati dia berkata,
Apa artinya ini? Kenapa harus masuk ke dalam mimpiku? Dasar badut sialan!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments