Bab 4 Kejutan di hari ke dua

"Max," ucap Cherry sambil tersenyum di kamarnya.

Dia mengingat pertemuannya dengan Max dan pada saat dia berkenalan dengan Max.

Kini dia membayangkan wajah Max sambil tersenyum layaknya orang yang hilang akal sehatnya.

Pikirannya saat ini sudah dipenuhi dengan senyum Max yang mampu mempesona Cherry. Bahkan wajah tampan Max seolah tidak bisa enyah dari pikirannya.

"Max, sepertinya kita akan sering bertemu nanti. Aku akan sering-sering ke cafe itu untuk bertemu denganmu," gumam Cherry sambil tersenyum lebar membayangkan Max yang sedang tersenyum padanya.

Seharian itu Cherry hanya berada dalam kamarnya dan membayangkan wajah Max setiap ada kesempatan. Layaknya orang yang sedang jatuh cinta.

Di tempat yang berbeda, Max sedang sibuk dengan pekerjaannya untuk menghitung pendapatan cafe hari ini. Maklum saja, cafe baru saja buka dan dia belum menemukan kasir yang tepat dan bisa dipercaya.

"Hufffttt… sepertinya aku akan sangat sibuk mulai sekarang. Ini semua gara-gara perempuan itu. Seandainya dia tidak meminta pada orang tuanya untuk dijodohkan denganku, pasti aku tidak akan hidup seperti ini," gerutu Max sambil membereskan uang yang didapatnya hari ini.

Segera dia membawa uang tersebut ke kantornya dan meletakkannya pada brankas yang ada di sana.

Setelah itu dia mengambil tas yang berisi perlengkapan badutnya dan memakai make up nya. Sebenarnya Max tidak tahu menahu tentang dunia badut dan make up yang dipakainya. Hanya saja dia sempat bergabung di klub teater dan belajar banyak dari badut yang pernah mengisi acara bersama dengan mereka.

"Aku harap malam ini akan lancar dan kupon voucher yang aku bagikan malam ini bisa semuanya terpakai besok. Seperti hari ini, semua kupon voucher yang aku bagikan kemarin malam telah kembali ke tanganku. Tidak sia-sia aku berakting sebagai badut kemarin malam. Bahkan bisa bertemu gadis lucu itu," gumam Max yang sedang sibuk merias dirinya sendiri.

Setelah selesai semua persiapannya, Max segera berangkat menuju pasar malam. Di sana dia mencari tempat untuk bisa melakukan pertunjukannya. 

Ternyata tempat yang digunakannya kemarin malam masih kosong. Bergegaslah dia menempati tempat tersebut dan berkata dalam hatinya untuk menyemangati dirinya sendiri.

Ayo Max, kamu bisa. Ini hari ke dua. Dan hanya tinggal satu hari saja kamu melakukan ini.

Memang Max hanya merencanakan selama tiga hari saja dia mengadakan promosi yang berkedok dalam pertunjukan sulapnya. Itu sudah menjadi keputusannya. Untuk kedepannya, dia akan merencanakan promosi lainnya.

Malam ini pun berjalan dengan lancar. Semua kupon voucher yang dibawanya telah habis dibagikan pada pengunjung.

Seperti biasa, dia membersihkan make up wajahnya di toilet yang ada di pasar malam tersebut. Setelah itu dia berganti pakaian dan membawa tas peralatannya ke dalam bagasi mobilnya.

"Sepertinya aku harus mampir sebentar di sana," ucap Max sambil mengarahkan mobilnya ke arah minimarket yang ada di daerah pasar malam.

Sebelum Max turun dari mobilnya, dia memastikan terlebih dahulu penampilannya. 

"Udah perfect. Malu dong, penampilan udah keren, udah ganteng-ganteng gini, eh ada sisa make up badutnya. Auto kabur kan cewek-cewek," ucap Max sambil bercermin pada kaca spion yang ada di dalam mobilnya.

Setelah merasa penampilannya sudah keren seperti biasanya, Max turun dari mobilnya dengan membawa ponsel dan dompetnya.

Di dalam minimarket itu dia mengambil beberapa snack, roti, minuman isotonik dan softdrink. Setelah merasa cukup dengan apa yang diambilnya, Max segera menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

Dia berdiri di belakang seseorang yang telah melakukan transaksi di kasir tersebut. Tangan kanan Max sibuk dengan ponselnya dan tangan kiri Max memegang keranjang belanjaannya.

Tanpa memperhatikan yang ada di depannya, Max berjalan satu langkah untuk sampai di meja kasir. Sayangnya, orang yang ada di depannya belum beranjak dari tempatnya. 

Orang tersebut masih dalam keadaan membalikkan badannya sebelum melangkah pergi dari tempatnya. 

Pada saat itu juga Max melangkah maju dan mengulurkan tangannya untuk meletakkan keranjang belanjaannya pada meja kasir.

Dan pada saat itu juga Max dan orang tersebut bertabrakan hingga kantong plastik yang berisi belanjaan milik orang tersebut jatuh di lantai.

"Auch!" seru orang tersebut yang ternyata seorang perempuan.

"Maaf, saya tidak sengaja," ucap Max sambil mengambil kembali kantong plastik yang berisikan barang belanjaan milik perempuan tersebut.

Suara itu… sepertinya tidak asing. Ah, benar sekali, suara itu seperti suara… Max, perempuan tersebut berkata dalam hatinya.

"Apa anda baik-baik saja?" tanya Max yang terdengar sangat khawatir.

Perempuan tersebut masih saja terdiam. Dalam hatinya berkata,

Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Kenapa pada saat aku berpenampilan seperti ini malah bertemu dengannya? Apa aku harus lari saja sekarang juga? Baiklah, aku akan berlari sekarang.

Tanpa menjawab pertanyaan Max, perempuan tersebut segera beranjak dari tempat itu dengan membawa kantong plastik yang berlogo minimarket tersebut.

Bruuuk!

Perempuan tersebut membentur pintu minimarket yang belum dibukanya.

Sontak saja tubuh perempuan tersebut jatuh terduduk di lantai. Dia semakin menundukkan kepalanya karena malu pada semua orang yang melihatnya. Terlebih ada Max saat itu yang mungkin saja menertawakannya, sama seperti orang-orang lainnya.

"Apa anda baik-baik saja?" tanya Max yang berjongkok di hadapannya sambil mengulurkan kedua tangannya untuk membantu perempuan tersebut agar berdiri dari duduknya.

Perempuan tersebut masih saja tidak menjawab pertanyaan Max. Dia semakin menundukkan kepalanya hingga Max tidak bisa melihatnya.

Merasa ada yang aneh dengan perempuan tersebut, Max memberanikan dirinya untuk membuka hoodie yang menutupi sebagian wajah perempuan itu.

Mata Max terbelalak ketika melihat wajah perempuan tersebut yang terlihat kaget karena hoodie yang dipakainya dilepaskan oleh Max dari kepalanya.

"Kamu?!" seru Max yang seolah tidak percaya dengan penglihatannya.

Perempuan tersebut tersenyum lebar pada Max. Dia tidak tahu lagi bagaimana caranya menutupi rasa malunya saat ini di hadapan Max.

"Mas, ini belanjaannya," seru kasir tersebut yang seolah mengingatkan Max agar tidak melupakan barang belanjaannya.

"Kamu tunggu di sini sebentar. Aku akan mengambil belanjaanku," tutur Max dengan tegas memperingatkan perempuan tersebut.

Perempuan tersebut menghela nafasnya dan menyesali tingkah bodohnya yang berakhir mempermalukan dirinya sendiri.

Dia kembali memakai hoodie nya karena tiap orang melihat ke arahnya. Mungkin mereka tahu ketika perempuan itu menabrak pintu minimarket tersebut.

"Ayo kita keluar," ucap Max sambil menarik tangan perempuan tersebut.

Perempuan itu hanya bisa mengikuti perintah Max. Dia tidak ada pilihan lain karena akan sangat memalukan jika dia melawan Max di dalam minimarket tersebut.

Max menarik tangan perempuan tersebut hingga sampai di dekat mobilnya. Kemudian dia melepaskan tangannya dan berkata,

"Kenapa kamu memakai hoodie dan menutupi sebagian wajahmu? Apa kamu tidak percaya diri dengan wajahmu?" 

Seketika perempuan tersebut membuka hoodie nya dan menatap lekat manik mata Max seraya berkata,

"Aku malu bertemu denganmu di saat penampilanku seperti ini. Kenapa ada masalah?" 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!