SUDDEN KISS

SUDDEN KISS

Bab 1

 

Aku menyukai dia sejak pertama kali aku masuk di sekolah ini. Sejak pertama kali kami mengikuti PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Sejak cowok yang bernama ‘FERO ANTARA’ dan nama panggilannya ‘FERO’ itu membuat pandangan-ku kepada cowok lain tertutup.

Aku benar benar menyukainya pada pandangan pertama, apa bener adanya ‘love at the first sight?’ atau aku hanya berhayal saja saat ini?

 Tapi semakin hari tingkahku semakin aneh, dimulai dengan suka yang kadarnya rendah semakin hari kadarnya semakin bertambah. Sampai pada akhirnya aku menyebutnya obsesi, ya aku benar benar terobsesi padanya.

 Aku mengetahui segalanya tentang dia, tentang apa yang dia suka atau tidak, tanggal lahirnya, nomor wa, jadwalnya sehari hari dan lain sebagainya. Mungkin kalian akan berpikir jika aku saat ini sedang gila, aku sedang menggilai cowok.

Bahkan aku mulai menggunting fotonya yang sering muncul di majalah sekolah dan ku tempel di kamarku. Kamarku sudah dipenuhi dengan fotonya.

 

Bahkan ketika ayahku bertanya “siapa yang kamu tempel di tembok kamarmu ini?” Aku sering berbohong jika itu adalah artis yang sekarang sedang terkenal.

Dia memang terkenal dan popular di sekolah, wajahnya ganteng dan menjadi rebutan cewek cewek di sekolah termasuk aku. Dia bahkan sering memenangkan lomba saint, sedangkan aku yang punya otak pas pasan ini mana mungkin bisa melampaui otaknya. Dia nggak Cuma menang tampang tapi otaknya juga oke.

 

 Kami berada di tingkat sekolah yang sama yaitu kami sama-sama berada di kelas X. Hanya saja kami berbeda kelas. Sekolah kami belum ada penjurusan ketika kami kelas X. Penjurusan baru akan berlaku ketika kami mulai memasuki kelas XI, maka dari itu aku selalu belajar agar ketika kelas XI nanti bisa satu jurusan atau satu kelas dengan dia. Namaku ‘REGITA AZZURA’ dan biasa dipanggil ‘RERE’.

 

Ini adalah seminggu setelah kegiatan masa orientasi siswa. Siang ini aku pura-pura menyamai langkah nya di lobby sekolah menuju ke area parkiran sekolah. Karena aku tau dia bawa motor sendiri, berbeda denganku yang bakalan dijemput mobil oleh supirku. Aku terpaksa berbohong pada supirku jika aku sedang ada tugas di sekolah.

Karena saking tergesa gesa nya aku untuk menyamai langkahnya yang lebar dibanding kaki mungilku ini. Akhirnya aku terjatuh karena ternyata lantainya ini sedang di pel oleh cleaning service, basahlah rokku di bagian belakang karena nabrak ember dan embernya basah kemana mana. Payah! Memalukan sekali, kenapa aku bisa terjatuh di depan dia sih?

Dasar cleaning service, sekolah ini kan luas dan gede banget, nggak ada tempat lain yang mau dia pel? Kenapa harus lantai yang akan ku lewati. Aku berusaha berdiri dan membersihkan rokku yang basah.

 

“Kamu nggak papa?” Tanya Fero.

“Eng… nggak papa kok.” Aku tercengang saat dia menanyakan keadaanku. Ini pertamakalinya kita ngobrol.

 

“Kamu rere kan?” Tanya-nya.

 “Kok tau?” tanyaku heran. Apa aku terkenal disekolah ini? Jantungku berdegub cukup kencang, aku memegang dadaku supaya dia tidak mendengarnya.

“Ya tau aja, kamu yang waktu orientasi sering telat itu kan? Yang pake jam dinding digantung di lehermu sambil teriak namamu trus berjanji nggak akan telat lagi.” Kata Fero.

 Iya aku lupa jika pernah dihukum oleh kakak kelas. Saat itu aku disuruh teriak teriak namaku sendiri sambil berjanji nggak akan telat lagi. Jelas saja semua tau namaku karena teriakanku itu yang super memalukan.

“Kamu pake jaketku aja buat nutupin rokmu yang basah.” Tawarnya sambil menyodorkan jaket hitamnya.

"Nggak papa kah?” tanyaku meyakinkan.

“Kita kan satu sekolah, kamu bisa mengembalikannya besok.”

“Besok lusa ya?” tanyaku sambil meraih jaketnya dan dia tersenyum kepadaku.

“Kenapa?”

“Aku cuci dulu.” Sahutku

“Nggak usah dicuci, nyantai aja.” Kata Fero tersenyum lagi.

 

Sumpah ya, senyuman iklan pasta giginya itu bikin hati jadi lumer, meleleh. Baru saja kami akan melangkahkan kaki lagi dan tiba tiba hujan turun dengan derasnya. Akhirnya kami berdua ditakdirkan menunggu hujan reda.

 

Sebenarnya banyak sih siswa lain yang juga sedang menunggu hujan reda. Hanya saja aku merasa beruntung karena jarakku yang cukup dekat dengannya saat ini. Aku melingkarkan jaketnya dipinggangku untuk menutupi rokku yang basah.

 

“Uda punya pacar?” aku keceplosan bertanya yang nggak penting.

Apa apaan pertanyaanku ini, itu akan membuatnya salah paham. Bodohnya diriku! Aku mengutuki diriku sendiri sambil mengetuk pelan kepalaku. Dasar bodoh! Dia menatapku sebentar kemudian tersenyum.

"Bukan begitu maksudku, jangan salah paham ya. Siapa tau kamu lagi mau jemput pacar trus terjebak hujan, kan kasian pacar kamu ntar.” Kataku kemudian segera meralat pertanyaan bodohku.

“Hujan nya mulai reda, biasanya kalo hujannya deres banget gini nih redanya juga cepet.”sahut Fero yang tidak menjawab pertanyaanku tadi. Aku tidak menyahuti kata katanya, hanya tersenyum simpul mengiyakan ucapannya itu.

“Motormu yang mana?”Tanya nya.

“Yang itu!” jawabku menunjuk asal salah satu motor yang ada di parkiran. Aku bahkan nggak tau bagaimana caranya bawa motor. Aku nggak bisa pake motor.

“Ayo pulang, keburu hujan lagi.”

“Iya, kamu duluan aja.” Kataku supaya aku bisa lolos dari kebohonganku ini.

Dia menaiki motornya, tersenyum kepadaku sebentar dan melaju meninggalkanku sendiri di tempat parkir. Senyum iklan pasta giginya itu sekali lagi berhasil membuat jantungku berdetak lebih cepat. Aku memegangi dadaku takut suara jantungku terdengar.

Aku sangat senang sekali karena bisa berkomunikasi dengannya untuk hari ini. Akhirnya aku menelpon supirku agar menjemputku di sekolah sore ini.

Sesampainya di rumah, aku menyuruh mbak Min mencuci jaket Fero yang dipinjamkan padaku.

“Re, bentar lagi ikut mama arisan ya.” Ajak mamaku.

“Males ma, nggak ada anak seumuranku juga.”sahutku.

“Di rumah nggak ada siapa siapa sayang. Mbak min mau ke dokter nganter suaminya. Ayah kamu juga ada rapat, pasti pulang malem. Kalo kakak kamu sedang ngerjain skripsi di kosan temennya.” Cerocos mamaku.

Akhirnya aku nggak bisa nolak, jadilah aku mengikuti mamaku yang super cerewet ini ke acara arisannya.

Aku memasuki rumah yang lumayan gede. Menemui beberapa ibu ibu arisan dan mama memperkenalkan aku sebagai putrinya. Mereka kebanyakan selfi selfi nggak inget umur, makan makanan ringan dan selebihnya ghibah gag penting. Aku hanya bosan menunggu sambil mainan hape duduk di sofa paling ujung.

 

Sampai pada akhirnya ada seorang cowok membuka pintu dan aku mlogo melihat siapa yang masuk. FERO! Dia cowok yang meminjamkan jaketnya tadi. Dia menyapa ibu ibu arisan ini dengan sopan dan kemudian berhenti karena melihatku. Aku masih melihatnya tak percaya. Omo....!!!

 

 

 

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

novel ke 2 yg kubaca thor

2022-08-29

1

Fitria Dafina

Fitria Dafina

Mampir lagi di karyamu Authooorr, ini novel ke 4 yg q baca 😍😍😍😍😍

2021-09-19

1

rihla

rihla

habis baca "hitam " mampir kesnin
novel nya bagus2

2021-08-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!