bab 3

 

Siang ini aku dan Bebi masih berada di kelas karena cuaca cukup panas, maka kami berdua memutuskan untuk stay at class dan nggak kemana mana. untungnya kami uda bawa bekal dari rumah.

"Kamu tau kan kalo sekarang itu ulangtahunnya fero?” Tanya bebi antusias.

“Jelas tau lah.”sahutku.

 

“Aku harap kamu jangan kayak cewek-cewek gila lainnya ya, nggak usah ada acara ngasih ngasih dia kado. Punya harga diri dikit.” Kata bebi.

“Apa harga diriku akan turun hanya karena ngasih kado?” tanyaku bingung menatapnya.

“Nurut sama aku kenapa sih? Kamu bisa nggak sih ngfans nya bukan sama dia, kita nggak selevel sama mereka,Re! masih banyak cowok di sekolah ini, lagian sainganmu si maria model top sekolah kita.” Kata bebi putus asa.

“Menurutmu aku ini lagi ngfans atau jatuh cinta sih?” tanyaku sambil memainkan pensilku dan mulai mencoret coret di bagian belakang buku.

“Sejauh ini kamu belom tau perasaan kamu? Apa itu bukan cinta kalo tiap hari kamu cerita dia? Kalo tiap hari kamu slalu nyari kesempatan buat liat dia? Tau dia punya pacar nangis kan kamu, itu uda lebih dari jatuh cinta tau. Gimana rasanya jantungmu kalo ada di dekat dia?”

“Rasanya mau copot.” Jawabku frustasi sambil ngacak rambutku.

“Makanya kamu jauhin dia sebelum kamu terlalu sakit.” Kata bebi.

“Harus gitu ya? Bukannya itu lebih sakit.” Rengekku.

“Mau sakit sekarang atau besok besok?” Bebi memberiku pilihan.

“Nggak mau dua duanya.” Kataku sambil meniup poniku ke atas.

“Kamu pasti sakit hati, Re. kalo nggak sekarang ya suatu saat nanti.” Kata bebi pelan.

“Sama sama akan sakit hati kan, bi? Mending sekarang aku bahagia meskipun akhirnya sakit hati. Daripada sekarang sakit trus di akhir sakit juga, dua kali kan sakitnya?” jawabku polos.

"Bodoh!” sahut bebi sebel mengacak rambutnya frustasi.

 

Pulang sekolah aku sengaja menghindar dari Bebi dan berusaha mencari Fero di lorong sekolah menuju arah parkiran. Dan benar saja aku melihatnya bersama genknya itu dan tentu saja Maria yang bergelayut manja di tangannya. Aku sebenernya Cuma mau ngembali'in jaketnya, tapi kenapa ada rasa sakit ketika melihatnya dengan Maria?

 

 Bodoh banget sih aku, masih untung bisa kenal sama dia. Kenapa aku berharap lebih? Bisa bisanya otakku ini. Dari kejauhan Fero melihat kepadaku dan langkahnya semakin mendekat. Aku nggak punya nyali lebih, akhirnya aku membalikkan badanku membelakanginya.

“Mau kemana Re? jangan bilang mau nyari motormu di parkiran.”kata fero tersenyum padaku.

Segera aku membalikkan tubuhku lagi kearahnya. Jelas saja wajahku langsung langsung memerah mengingat kalo aku uda bohong ke dia kemarin, ngaku ngaku bisa pake motor segala.

 

“Aku… aku sengaja nyari kamu.” Kataku agak gugup.

“Buat apa?” Tanya Maria.

“Jangan bilang kamu jatuh hati sama fero.” Sahut juan terkekeh.

 

“Aku Cuma mau balikin jaket. terimakasih” Kataku tersenyum sambil menyerahkan jaketnya.

“Aku anter pulang ya.” Kata Fero sambil menerima jaketku.

“Nganter?” tanyaku hati hati sambil melihat kearah Maria.

“Aku? aku bisa pulang sendiri.” Jawabku cepat.

“Aku anter.” Kata Fero sambil menarik tanganku menuju motornya yang ada di parkiran. Aku menoleh ke belakang, ngrasa nggak enak hati dengan Maria dan temen lainnya yang menatap kami heran.

Fero membawaku ke sebuah kedai makan pinggir jalan yang menjual berbagai macam makanan yang otomatis buat aku ngiler. Aku hanya tersenyum mengikuti langkahnya, dia menarikku agar aku duduk di sebuah kursi yang dia pilih. Dia melihat lembaran menu yang ada di meja dan menawarkan padaku apa yang aku ingin makan.

 

“Kenapa bawa aku ke sini? Bukannya tadi mau nganter aku pulang?” tanyaku.

“Aku hari ini ulangtahun, anggep aja aku lagi nraktir kamu. Kamu nggak tau kalo aku hari ini ulangtahun?” Fero balik Tanya. Jelas aja aku tau banget semua tentang kamu. Tapi aku bisa apa?

 

"Tentu saja tau.” Jawabku pelan.

“Tau darimana?” tanyanya tersenyum. Aku memutar otak supaya jawabanku nggak terkesan kalo aku lagi ngfans, lagi menyukainya, lagi jatuh cinta padanya apalagi aku lagi menggilainya.

 

“Kebetulan tadi banyak cewek yang bawa kado buat kamu.” Jawabku.

“Kamu nggak bawa kado juga buat aku?”Tanya Fero percaya diri.

“Buat apa? Kado mu juga uda segitu banyak nya sampe kamu tinggal di kelas.”

“Kok kamu tau? Kita kan nggak sekelas?”tanyanya pura pura penasaran.

“Kamu sadar nggak sih kalo kamu terkenal di sekolah, jelas aja aku dengar ketika banyak cewek yang ngomongin kamu.” Kataku tersenyum padanya.

“Kamu mau pesen apa? Aku traktir.” tanyanya terlihat sedikit kecewa mendengar jawabanku.

“Terserah kamu. Samain aja.”jawabku, karena aku nggak tau menu di tempat ini.

“Baiklah.” Jawabnya sambil memesan beberapa makanan pada mbak mbak yang ada di kedai itu. nggak lama kemudian munculah beberapa makanan di meja kita, ada milkshake, waffles, spaghetti, soup dan nachos. Aku menatap heran makanan di depanku, apa dia mau ngehabisin semua ini?

“Sebanyak ini? Apa ada yang mau nyusul kesini juga?” tanyaku heran.

“Ini buat kita berdua. Kamu nggak boleh pulang kalo semua ini belum habis,” ancam Fero.

“Kamu membuat dietku gagal, pacarmu nggak diajak kesini juga?” tanyaku.

“Pacar?” tanyanya sambil memakan spaghetti.

“Maksudku maria.”kataku memperjelas.

“Dia bukan pacarku.”Fero menjelaskan.

“Bukan pacar?” tanyaku meyakinkan pendengaranku.

“Ya, kebetulan kita akrab dari SMP. Karena dia model, dan nggak malu maluin juga kalo dia disangkain pacarku. Akhirnya dia ngaku jadi pacarku biar aku nggak dideketin cewek cewek di sekolah ini. Tapi tetep aja semua cewek mendekatiku. Kecuali…”katanya menggantung.

 

"Jecuali aku?” tanyaku.

“Uhukk… uhuk….” Fero keselek dan meraih milkshake nya.

“Pelan pelan biar nggak keselek.” Kataku sambil terus makan nachos. Kamu pikir aku nggak ngejar ngejar kamu juga? Kamu pikir aku nggak ngfans kamu juga?

“Banyak juga yang nggak ngejar ngejar kamu, bukan aku aja. Pede banget sih kamu jadi cowok.” Sahutku sambil mencoba ketawa supaya suasana cair.

“Ada ya yang nggak ngejar ngejar aku selain kamu?”tanyanya penasaran.

“Banyak” jawabku sambil nyruput milkshake ku juga.

 

“Kenapa?”tanyanya lagi.

“Mungkin dia nggak pede, mungkin dia ngrasa nggak pantes sama kamu, atau mungkin dia beneran nggak suka sama kamu.” Jawabku tersenyum padanya.

“Kalo kamu termasuk yang mana?” tanyanya. Apaan sih pertanyaannya itu. pipiku langsung merah merona karena pertanyaannya. Tiba tiba ponselku bergetar dan ku lihat nama Pak Man di sana. Ampun deh, aku lupa memberitahunya kalo aku keluar sama Fero. Aku diamin panggilannya sampai berhenti sendiri.

“Kenapa nggak diangkat telponnya?” Tanya Fero.

“Nggak papa.” Jawabku.

“Pacar?”tanyanya menyelidik.

“Bukan.”jawabku singkat.

“Trus?”tanyanya lagi. Kepo banget sih ternyata dia?

 

“Pak Man.”jawabku malas.

“Paman? Om kamu?”Tanyanya.

 

 

Terpopuler

Comments

Nurhalimah Rambe

Nurhalimah Rambe

Fero...Aku suka gaya mu.
❤️❤️❤️❤️

2021-11-27

1

AfiQa

AfiQa

❤️

2021-07-12

1

Rosni Lim

Rosni Lim

Hadir lagi

2020-12-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!