bab 2

 

Dia cowok yang meminjamkan jaketnya tadi. Dia menyapa ibu ibu arisan ini dengan sopan dan kemudian berhenti karena melihatku.

 

“Rere?” tanya Fero meyakinkan.

“Kalian kenal?” Tanya Tante Vera.

“Iya ma, dia satu sekolah sama Fero.” Jawabnya.

“Ini rumah kamu?” tanyaku.

 Ternyata dia anaknya tante Vera. Jelas aja aku kaget, rumah segede ini nggak ada foto yang dipajang sama sekali. Hanya lukisan lukisan saja yang bertengger di tembok ruang tamunya.

 “Iya, kamu ikut aku aja biar nggak bosen di sini.” Kata Fero.

“Baiklah, gimana kalo kalian main bareng aja.” Sahut mamaku.

“Kamu bawa motor kan?” Tanya Fero.

“Rere nggak bisa bawa motor.” Sahut mama. Wajahku langsung memerah, ketahuan banget bohongku. Fero tersenyum geli. Aku pura pura melihat ke arah lain karena malu banget.

“Kalo gitu bonceng aku aja ya, tunggu aku ganti baju dulu.” Kata Fero sambil menaiki tangga rumahnya.

Nggak lama kemudian dia turun dengan mengenakan kaos santai dan celana jeans selutut. Akhirnya kami pamit mau main, dia juga uda bilang ke mama kalo bakalan nganter aku pulang. Mimpi apa sih aku semalam? Bisa ngobrol sama cowok ini, bisa pake jaketnya, bisa masuk rumahnya, bisa dibonceng dia dan bahkan bisa keluar bareng dia.

“Ayo naik!” ajak nya sambil menyerahkan helm kepadaku. Aku hanya menganggukkan kepala dan naik ke atas motornya. Wajahku selalu memerah dan salah tingkah tiap kali berada di dekatnya. Dan dia melajukan motornya itu.

“Kita mau kemana?”tanyaku agak mengeraskan suaraku karena kita ada di jalan raya padat banget. Yang jelas aku menjaga jarak dengannya agar dia nggak denger suara jantungku yang berdetak 10 kali lipat dari biasanya. Bisa sakit jantung mendadak nih aku!

“Ntar juga tau.”sahutnya pelan.

“Apa?” tanyaku lagi pura pura budeg, padahal aku uda denger.

“Ntar juga tau,”katanya agak mengeraskan suaranya.

Akhirnya masuklah motornya di sebuah rumah gede. Dia menggenggam tanganku memasuki rumah itu. aku masih bingung ini rumah siapa? Di sebuah taman di samping rumah itu sudah menunggu 2 cowok dan 2 cewek. Fero masih menggenggam tanganku sampai di depan mereka. Aku mengenal mereka semua, tapi mereka nggak mungkin kenal aku.

 

Cowok yang rambut nya agak berantakan itu Juan, dia teman baik Fero. Jangan Tanya bagaimana dia, dia playboy terbaik di sekolahku. Cowok yang satunya itu bernama Daniel, dia juga cowok tajir hanya saja jeniusnya di atas rata rata. Mereka bertiga adalah cowok yang bikin cewek-cewek di sekolah tergila gila dengan ketampanan mereka.

 

"Kamu kok lama banget sih sayank?” kata maria dengan manja menghampiri Fero dan bergelayut manja di tangan kanan nya sekaligus menyingkirkan tanganku.

 

Jangan Tanya lagi siapa Maria, dia adalah model majalah dan sering muncul di halaman utama majalah sekolah bersama Fero. Hanya saja sering ku potong wajahnya sebelum ku tempelkan foto fero di tembok kamarku. Seketika ada rasa sakit di hatiku ketika dia memanggil Fero dengan sebutan sayang.

 “Sory, aku tadi ada keperluan sedikit di luar.” Sahut fero.

“Dia siapa?” Tanya cewek satunya yang nggak kalah cantik. Namanya April, cantik dan smart, sepertinya dia baik.

“Dia Rere, kebetulan dia tadi di rumahku. Daripada dia bosen jadi aku ajak kesini aja bareng kita.” Jawab Fero.

“Kamu ngajak cewek kesini? Aku nggak lagi mimpi kan? Sejak kapan kamu bisa langsung akrab sama cewek?”Tanya juan menyelidik.

“Iya sayang, jangan asal bawa orang. Kita nggak tau dia beneran baik atau Cuma pura pura baik biar bisa masuk di kelompok kita.” Sahut maria.

“Aku yakin dia baik.” Sahut Fero sambil menarik tanganku supaya duduk di sebelahnya. Akhirnya duduklah aku di sebelahnya.

Ternyata begini kalo ngumpul sama grup terpopuler di sekolah? Membosankan sekali. Ini karena aku yang terlalu bodoh atau gimana sih? Aku bener bener nggak suka pembahasan mereka. Aku ngerasa jadi nyamuk yang nggak di anggap disini. Rasanya lebih membosankan daripada dengerin mama dan genk arisannya berghibah.

Juan yang sibuk dengan ponselnya, maria yang sibuk mencari perhatian Fero, Daniel dan April yang sibuk mengerjakan tugas sekolah. Dan terakhir adalah aku yang sibuk memperhatikan mereka berlima sambil sesekali melihat ponselku juga. Ini uda satu jam lebih dan kegiatanya monoton seperti ini. Aku bisa gila ada di tempat kayak gini. Seseorang? Help me donk!

 

“Kamu bosen ya?” Tanya Fero padaku.

“Iya.” Jawabku keceplosan.

“Bukan gitu maksudku, aku belum terbiasa aja. Aku nggak tau mau ngapain?” jawabku hati-hati.

“Aku anter kamu pulang.” Kata Fero sambil narik tanganku keluar. Aku hanya diam dan berlari kecil dibelakang Fero menuju motornya.

“Kamu nggak takut cewekmu marah?” tanyaku hati-hati.

“Cewek?” Fero balik Tanya melihatku, aku pura-pura melihat ke arah lain karena gugup.

“Maria.” Jawabku lebih hati-hati.

“Ooo… Maria. Dia bawa mobil, dia bisa pulang sendiri.” jawab Fero.

“Dia nggak marah?” tanyaku lebih hati-hati karena menyangkut tentang hati.

“Marah kenapa?” Fero balik Tanya.

“Karena kamu nganter aku, apa dia nggak marah?” tanyaku lagi.

“Kamu terlalu jauh mikirnya.” Kata Fero tersenyum ke arahku.

 Mikir terlalu jauh? Dimana mana tuh yang namanya cewek bakalan cemburu kalo ada cowoknya nganter cewek lain. Atau pemikiran mereka terlalu dewasa ya? Saling memahami? Apakah sejauh itu pemikiran mereka? Dewasa sekali cara berpikirnya. Jelas saja mereka popular, bisa mengendalikan hati sebaik itu. salut deh!

 

“Pake helm nya” kata Fero membuyarkan lamunanku.

 Akhirnya dia mengantarku pulang. Aku turun dari motornya dan mengembalikan helm-nya sambil mengucapkan terimakasih.

“Nggak mampir dulu?” tanyaku

“Uda malem banget juga, kapan-kapan kalo ada waktu.”sahutnya sambil tersenyum manis. Akhirnya aku memasuki rumahku sambil senyum-senyum sendiri.

Ternyata grup terpopuler di sekolah ini nggak seseru yang ku bayangkan. Kenapa ada orang orang aneh kayak mereka yang kalo ngumpul monoton banget? Bercanda kenapa? Apa emang nggak ada topic? Atau karena ada aku jadi mereka diem seribu bahasa? Apa-apaan mereka ini?

 

“Hey… nglamun apaan sih?” Tanya Bebi.

“Apaan sih bi?”sahutku yang sebenernya juga kaget.

“Nglamunin si Fero ya?”tebak Bebi.

“Kok kamu tau?” tanyaku.

“Gimana nggak tau kalo kamu tiap hari cerita soal dia mulu. Bukan aku aja kali yang tau, hampir satu kelas juga tau kalo kamu ngfans sama dia.” Sahut bebi.

 

Emang satu kelas uda tau kalo aku ngfans Fero, begitu hebohnya aku kalo ngfans seseorang. ya sudahlah mau gimana lagi? toh semua juga uda tau kalo aq ngfans banget sama dia.

 

Terpopuler

Comments

AfiQa

AfiQa

keren.. kenapa baru Nemu

2021-07-12

1

Trua Yohanes

Trua Yohanes

Hem...gitu kah

2021-04-01

1

Rian Cappuchino

Rian Cappuchino

Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray Stardust."

Kutunggu kedatanganmu.

Terima kasih.

2021-02-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!