bab 4

 

"Kenapa nggak diangkat telponnya?” Tanya Fero.

“Nggak papa.” Jawabku.

“Pacar?”tanyanya menyelidik.

“Bukan.”jawabku singkat.

“Trus?”tanyanya lagi. Kepo banget sih ternyata dia?

 

“Pak Man.”jawabku malas.

“Paman? Om-kamu?”Tanya-nya.

“Bukan paman tapi pak man.”sahutku. Dia mengernyitkan dahinya seolah bertanya siapa itu Pak Man?

“Sopir yang antar jemput aku.” Jawabku.

 

“Jadi tiap hari kamu di antar jemput? Kenapa waktu itu kamu ngaku kalo bisa naik motor?”tanyanya tiba tiba.

“Hah? Itu ya????” aku bingung mau nyari alasan. Sekali lagi wajahku me merah tanpa blush on.

“Jangan bilang mau deketin aku?”tebaknya.

“Pede banget sih.” Sahutku sambil meyeruput milkshake yang uda kosong isinya.

“Karena aku uda nraktir kamu, brarti aku berhak minta kado dari kamu.” Kata Fero tersenyum padaku.

“Kado?” tanyaku bingung.

“Iya aku mau kado dari kamu.”katanya penuh percaya diri.

“Kado apa?”tanyaku bingung.

“Besok kencan denganku pulang sekolah.”katanya spontan.

"Kencan?” tanyaku kaget pake banget. Aku nggak lagi mimpi kan?

“Jangan bilang kamu nggak pernah kencan dan ini adalah kencan pertamamu.” Kata Fero menyelidik sambil menatapku jahil. Kenapa dia bisa tau sih kalo ini kencan pertamaku? Aku nggak tau kencan itu ngapain aja sih.

“Baiklah besok kita kencan.” Kataku mengiyakan tanpa pertimbangan.

“Besok tunggu aku di depan kelasmu pulang sekolah ya.” Katanya sambil mengambil hapeku dan menyimpan nomornya di hapeku.

 

Kemudian dia menekan symbol call yang ada dipojok layar hapeku untuk menghubungi nomornya sendiri melalui hapeku. Aku hanya menganggukkan kepalaku pertanda jika aku setuju dengannya.

 

MY FIRST DATE…

🌻🌻🌻

Pagi ini aku bersemangat sekali untuk berangkat ke sekolah. Aku sebenernya nggak tau apa itu kencan? Tapi aku mencoba menata jantungku supaya ntar nggak jedat jedot dag dig dug gag karuan waktu jalan sama dia. Pagi ini suasananya syahdu, mendung menyelimuti langit.

Sinar matahari malu malu sembunyi di balik awan, jelas saja menambah hawa dingin di kota ini. Dengan langkah mantap ku masuki pintu gerbang sekolahku, ini masih pagi sekali dan masih sedikit juga yang datang di sekolah.

“Kamu kemarin jalan kemana aja sama Fero?” Tanya Maria yang tiba tiba sudah berjalan di sampingku.

“Makan aja.” Jawabku berhenti karena kaget dengan kemunculannya yang tiba tiba.

“Makan? Kamu nggak tau aku siapa?” tanyanya lagi.

“Maria,” Jawabku tersenyum.

“Aku ceweknya Fero,” Kata Maria.

Tiba tiba aku teringat kata kata Fero saat dia mengatakan jika Maria sengaja melakukan itu semua untuk melindungi Fero, supaya nggak ada cewek yang deket sama dia. Apa aku juga termasuk cewek yang harus disingkirkan? Apa aku cantik juga sehingga bisa bersaing sama dia? Dia nggak salah nyari saingan kah? Apa bener aku cantik? Aku tiba tiba tersenyum membayangkan jika aku cantik.

 

"Kenapa malah senyum senyum sendiri?” Tanya Maria.

“Maria, apa kamu juga akan menyingkirkanku supaya nggak deket sama Fero?” tanyaku.

 

“Tentu saja, aku pacarnya.”jawab Maria santai.

“Kamu cemburu? Sama aku? Kamu mau jadikan aku sainganmu?” tanyaku.

 

“Ngaca donk, Re! kamu nggak level sama aku.” Sahutnya geram.

“Trus kenapa kamu harus takut kalo aku deket sama Fero? Level aja uda nggak sama, ya nggak mungkin kan dia jatuh cinta sama aku? Trus yang kamu takutkan apa?” tanyaku.

Maria mulai berpikir bingung dengan kata kataku. Aku hanya tersenyum dan meninggalkannya yang sedang berpikir tentang kata kataku.

Hari ini seperti biasa aku mengikuti pelajaran dengan baik supaya aku bisa satu kelas dengan Fero ketika kelas XI nantinya. Makanya aku berusaha mati matian untuk bisa mengerti soal matematika, kimia, fisika dan yang lainnya. Sampai pada akhirnya ada bell jam terakhir yang menandakan jam pelajaran sudah berakhir. Aku mencoba menunggu Fero dengan tenang di gazebo depan kelasku sambil memainkan ponsel. Aku uda bilang sama bebi kalo aku dijemput telat oleh supirku.

Rasanya sudah lama sekali aku duduk di sini tanpa ada kabar darinya. Hampir 3 jam aku berada di gazebo ini. Rasanya aku uda jenuh bolak balik melihat pesan whatsapp siapa tau dia memberi kabar. Ini adalah kedua kalinya satpam berkeliling sekolah dan sudah menyuruhku pulang karena hari sudah semakin gelap. Akhirnya aku menghubungi Pak Man supaya menjemputku di sekolah.

 

Rasanya hatiku jengkel tingkat dewa. Aku bukan jengkel karena cintaku tak terbalas, tapi karena aku orangnya tuh nggak pernah ingkar janji. Sakit hati juga sepertinya hatiku, kenapa rasanya perih gini ya? Ah, Rere…! Apaan sih kamu? Kenapa kamu anggep serius candaannya kemarin?

 

Mana mungkin dia tertarik sama cewek kayak kamu. Dia hanya becanda ngajak kamu kencan. Kenapa kamu anggap seriussampe nunggu dia juga kayak gini. Seketika bayangan tentang kecantikanku tadi lenyap sudah, pede banget sampe aku membayangkan jika diriku cantik.

Dengan keras ku tendang kaleng minuman di depanku dan “klontang!” Aku nggak percaya kaleng itu terkena kepala cowok yang pake seragam beda denganku sedang menatapku curiga. Sepertinya dia kesakitan sambil mengusap-usap dahinya.

 

“Sori…” kataku hati hati.

“Tanggungjawab!” katanya sambil narik tanganku.

“Tanggung jawab apaan?”tanyaku kesel.

“Lihat jidatku nih!”jawabnya sambil nunjuk jidatnya yang lebam.

“Nih uang buat kamu untuk berobat ya!” kataku sambil memberikan uang 10 ribu ditangannya dan lari meninggalkannya kemudian masuk ke dalam mobilku yang uda nunggu daritadi.

“Cepet jalan donk pak.” Kataku pada Pak Man.

“Kenapa non?” Tanya pak man.

“Nggak papa, kita ke mall sekarang! Aku lagi stress berat pak.” Kataku rasanya mau nangis.

“Baik non.” Kata Pak Man mengantarku ke salah satu mall yang aku maksud.

 

Pak man memarkir mobil di basement mall. Aku membuka pintu mobil dan “BRAK!!!” Aduh, drama apa lagi sih hari ini? Kenapa aku sial banget? Kenapa bisa buka pintu mobil barengan gini? Lecet kan mobilku? Yang bener aja nih, bakalan marah ayahku ntar nih.

 

“Kenapa buka nya nggak liat liat dulu sih mas?” kataku geram pada cowok yang sama sama buka mobilnya barengan. Saking kesalnya aku menahan amarah daritadi, karena sialnya nggak berhenti henti. Akhirnya aku luapkan marah marah ama tuh cowok.

 

“Kamu tuh kalo buka jangan keras keras! Lecet kan mobilku!” kata cowok itu menatapku kaget.

“Kayak nya aku pernah ketemu kamu deh.” Kata cowok itu sambil mengingat ingat tentangku. Ampun dah, ini kan cowok yang kena kaleng minuman tadi, kenapa bisa ada di sini sih?

 

"Kamu ya… kamu yang nendang kaleng minuman tadi kan? Sekarang kamu mbuat mobilku lecet gini? Sial banget aku ketemu sama kamu!” kata tuh cowok marah-marah.

 

Terpopuler

Comments

andromeda1802

andromeda1802

hmm feedback dari "ellie, my dear" thor

2021-05-22

1

Felicia

Felicia

Sudah ku Boom Like ceritamu Thor mohon balasannya yah thor singgah ke 🌺🌺🌺 Ceritaku Sad Marriage 🌺🌺🌺 My Poor Mama

2020-11-18

1

Ra Sta

Ra Sta

jejaknya sampai sini dulu ya.. nanti mampir lagi

Kak... mampir yuk di cerita aku yang berjudul

"Pacarku guru bahasa Inggris"

moga berkenan, ditunggu ya..🙏🙏

2020-10-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!