SM 03

Apa kamu sudah makan malam?" Tanya Alexa dari ruang tamu.

Faruq yang belum sampai kamar menghentikan langkahnya.

"Aku sudah bilang kan, jangan pernah memasak untukku..... Simpan saja tenagamu untuk hal yang lebih berguna" Jawab Faruq ketus, lalu ia segera masuk ke dalam kamar dan membersihkan dirinya.

Di ruang tamu Alexa hanya bisa menangis, ia tak menyangka jika Faruq yang ia kenal sebagai lelaki dengan penuh kelembutan, bisa berubah drastis saat bersama dengannya.

Alexa merasa sangat menyukai Faruq saat melihat betapa lembut dan romantisnya ia memperlakukan Ghea, ia berfikir jika Faruq adalah sosok lelaki yang Alexa cari selama ini.

Hati Alexa selalu sakit setiap melihat kebahagiaan Faruq dan Ghea. Ia berfikir jika Ghea telah mendapatkan banyak kebahagiaan, seharusnya lelaki sesempurna Faruq bisa menjadi milik Alexa. Untuk itu Alexa berusaha mendapatkan Faruq.

Apalagi saat mendengar bahwa Ghea harus melanjutkan sekolah di Jakarta agar bisa meneruskan perusahaan ayahnya. Rasa iri di hati Alexa kian besar.

Alexapun kian gencar menyusun rencana agar keduanya bisa berpisah dan Faruq bisa menjadi milik Alexa seutuhnya.

Kini rencana itu telah berhasil, tapi nyatanya kebahagiaan yang sangat ia idamkan itu tak pernah Alexa dapatkan. Ia tak pernah bisa merebut hati Faruq dari Ghea, meski ia sudah mengarang sebuah cerita untuk mengelabui keduanya.

"Kenapa si Ghe..... Kamu selalu lebih beruntung dari aku" omel Alexa sendirian.

Dengan sedikit kesal Alexa merapikan meja makan yang sudah susah payah ia siapkan untuk Faruq. Namun usaha itu tak pernah mendapat apresiasi bagus dari suaminya.

Alexa sudah sering mendapat perlakuan serupa, tapi ia masih enggan untuk menyerah begitu saja.

Di dalam kamar Faruq membuka laptopnya, sembari mengeringkan rambutnya yang masih basah. Ia membuka email untuk mengecek pesan yang masuk. Tapi wanita yang ia tunggu tak pernah memberinya kabar lagi setelah pesan terakhirnya yang mengatakan bahwa ia akan menikah. Itu sudah lebih dari setengah tahun yang lalu.

"AARRRGGGHHHH"

Pekik Faruq merasa kesal. Ia tau jika Ghea telah mengabaikannya, tapi rasa cinta di dalam hatinya masih saja bertahan di sana.

Ia berusaha keras untuk bisa melupakan Ghea tapi usahanya belum bisa membuahkan hasil. Yang ada dia malah semakin rindu dengan wanita yang seharusnya ia benci itu.

Faruq juga sudah berusaha menerima nasib dan mencoba berdamai dengan keadaan. Namun saat ia berusaha menerima Alexa, di saat yang sama pula rasa bencinya kepada wanita itu malah kian menjadi.

Ia bahkan sering menginap di kantor karena merasa malas untuk bertemu dengan Alexa ketika ia pulang ke rumahnya.

......................

"What.....???"

Papa Ghea merasa sangat terkejut saat mendengar penjelasan dari anak perempuannya itu.

Ghea langsung menggigit bibir bawahnya, ia tau jika papanya tak akan mudah untuk dimintai ijin atas cutinya.

"Kalo memang Ghea mau istirahat dulu, berilah dia waktu beberapa hari pah.... Kasihan dia" jawab seorang wanita yang terlihat sangat cantik dengan pakaian modisnya.

Ghea memandang ibu tirinya dengan dingin. Ia tau jika maksud ibunya memberi ijin itu karena ada suatu hal lain yang mungkin akan ia rencanakan.

Pak Morgan memandang Ghea dengan tatapan penuh tanya. Ini sangat tidak biasa, ia tau jika anaknya sangat disiplin dan begitu kompeten tentang masalah perusahaan. Jadi sangat mencurigakan jika ia mengambil cuti secara mendadak dengan alasan yang terdengar kurang logis.

Ghea menyeringai lalu tersenyum lebar untuk meyakinkan papanya.

"Aku hanya mengambil cuti beberapa minggu pah..... Aku merindukan kampung halamanku" Ghea mencoba bernegosiasi dengan orangtuanya.

Pak Morgan hanya menghela nafas kasar, kemudian melanjutkan sarapan paginya. Ia berfikir percuma saja berdebat dengan anaknya yang satu ini. Pak Morgan sangat faham jika Ghea punya pendirian yang kuat untuk tetap bertahan dengan keinginannya.

Ghea tersenyum puas, meski tak mengatakan apapun, ia tau jika papanya menyetujui permintaannya dengan terpaksa atau bisa di bilang menyerah untuk bernegosiasi.

"Waah..... Kamu punya bakat menaklukkan lawan bicaramu hanya dengan senyuman yah....." Puji Daren kakak Ghea dengan terkekeh.

Lagi-lagi Ghea hanya menyeringai.

"Daren..... Kamu bantu papa mengawasi perusahaan selagi adikmu mengambil cuti" ujar pak Morgan sambil memasukan sepotong roti ke dalam mulutnya.

Seketika Daren menggerutu.

"Kenapa harus aku? Aku punya kesibukan sendiri pa....." jawab Daren sambil mencibirkan bibirnya ke arah Ghea.

Ghea hanya menunduk sambil terkekeh kecil.

"Biar saja Daren fokus dengan studynya, kan masih ada Roy. Dibanding Daren, sepertinya Roy akan jauh lebih baik untuk menggantikan Ghea sementara waktu" ujar bu Cristine.

Sontak semua orang yang ada di meja makan terdiam. Mereka semua tau jika Roy memang lebih baik, tetapi melihat raut muka dan gelagat bu Cristine membuat mereka berfikir jika bu Cristine telah merencanakan suatu hal untuk merebut perusahaan dari keluarga pak Morgan. Tentu saja mereka harus waspada.

"Bukankah Roy sudah kuliah di jurusan yang sesuai untuk memimpin perusahaan, dan juga ia sudah mulai ikut andil dalam beberapa pekerjaan di dalam perusahaan. Setidaknya ia punya pengetahuan lebih di bandingkan dengan Daren"

Wanita itu berkata panjang lebar tanpa mengangkat pandangannya sedikitpun. Ia hanya fokus berkata sembari memotong sanwich di hadapannya dengan pisau dan juga garpu.

Pak Morgan hanya bisa menelan ludah untuk mengurangi kegugupannya. Ia bimbang harus memihak siapa, keinginannya atau permintaan istrinya. Seketika suasana di meja makan menjadi hening dan canggung.

TIINGG

Ghea meletakkan garpu dan pisau ke atas piring.

"Aku sudah selesai. Aku akan berangkat sekarang" ucap Ghea sembari berdiri dari kursi.

Ia raih jaz coklat di sandaran kursi tempat ia duduk.

"Tunggu..... Aku mau ikut sekalian" ucap Daren menyusul adik perempuannya yang telah berjalan lebih dahulu.

Bu Cristine tersenyum sambil memandang suaminya yang masih terdiam dan tak menyelesaikan makannya.

"Bagaimana?" Tanya bu Cristine lembut.

"Aku akan memikirkannya" Jawab pak Morgan singkat sambil berlalu dari meja makan.

"Ooh ayolah..... Lihat papamu Roy!! Dia selalu saja mendahulukan anak-anaknya, dia bahkan seperti tak menganggap kita sebagai anggota keluarganya" keluh bu Cristine sambil memandang punggung pak Morgan yang kemudian hilang di balik tembok. Jelas sekali ada raut kekecewaan yang tergambar di sana.

"Hentikan itu bu.....!!!! Jangan melakukan sesuatu yang akan membuat kita dalam masalah" ujar Roy memperingatkan.

"Lalu kita harus bagaimana? Ini kesempatan kita, apa kita harus menyia nyiakan kesempatan seperti ini?" jawab bu Cristine merasa kesal.

"Aku sudah menyusun rencana yang lebih baik" ucap Roy kemudian sembari tersenyum licik.

" Benarkah??"

Senyum bu Cristine langsung mengembang seketika. Matanya berbinar, ia merasa sangat girang karena anaknya mengerti keadaan dan berada di pihaknya.

Roy mengangguk lalu kemudian menenggak segelas susu hangat di hadapannya.

......................

Malam sudah sangat larut, tetapi mata Alexa masih saja terjaga. Entah mengapa ia sangat sulit tidur malam itu.

Ia terfikirkan tentang pernikahannya yang terasa hambar. Alexa merasa terluka dengan perlakuan Faruq yang seperti tak peduli kepadanya.

Dengan sedikit kesal ia menghampiri Faruq yang memang tidur terpisah dengannya. Ia buka slot pintu dengan pelan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!