Pasrah

Rey mulai meninggalkan Senja yang tengah menangis, kekecewaan tampak jelas dari raut wajahnya yang tidak biasa.

Senja sendiri masih tidak percaya dengan keputusan yang Ia ambil, tindakan yang berakibat fatal bagi masa depannya.

Ia sendiri tak bisa menyesali apa yang dilakukannya demi menyelamatkan nyawa Ibunya, satu-satunya orang yang Ia punya saat ini. Di Ibu kota Jakarta ini, Ia tak punya kerabat atau saudara kecuali hanya Ibunya. Baginya tak ada yang lebih baik dari seorang Ibu, ketulusan dan kasih sayangnya mampu membuatnya menjadi pribadi yang kuat.

Latar belakang keluarganya yang hancur membuatnya sangat tangguh, apalagi Ia hanya hidup berdua dengan Ibunya. Mengandalkan jualan kue yang tak seberapa untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, karena memang tak ada yang bisa Senja andalkan kecuali dirinya sendiri.

Senja bukan sedih karena harus menikah dengan seorang duda, Ia yakin siapun jodohnya Tuhan memberikan yang terbaik untuknya. Hanya saja, Ia tak sanggup jika memikirkan Ibunya yang harus tinggal sendirian tanpanya. Apalagi kondisi Ibunya yang saat ini sedang sakit-sakitan dan butuh perawatan ekstra.

Air matanya terus mengalir seakan tak mau berhenti ketika membayangkan Ibunya tahu kalau Ia harus putus kuliah dan menikah dengan duda. Ia tahu Ibunya akan sangat hancur mendengar keputusan yang Ia ambil, walau Ia sendiri tak akan pernah mau memutuskan itu.

Setelah beberapa menit berlalu, tangisnya mulai reda. Walau beban yang Ia pikul saat ini sangat berat, Ia harus tetap kuat dihadapan Ibunya. Ia harus menunjukkan betapa tangguhnya dirinya dalam menghadapi cobaan, walau hatinya sangat hancur.

.

.

.

Di kampus

Rey tampak seperti orang linglung, tak biasanya Ia menjadi pemurung. Ia tak mau bertemu siapapun hari ini, tak ada yang boleh mengganggunya kecuali sangat penting. Beberapa Mahasiswi mulai mengeluhkan perubahan sikapnya tiga hari ini, terlebih mahasiswa baru yang mau caper kepada Rey dengan pura-pura menanyakan matkul tertentu.

Di kantin kampus, Rey tampak termenung sendiri di kursi paling pojok duduk sendirian.

Dari kejauhan tampak Mahasiswa tampan dengan lagak sok penting mendekati meja Rey.

"Hey bro," Sapa seseorang yang tampak sudah akrab dengannya, "ada apa sih akhir-akhir ini kamu sering melamun?, keliatan galaunya tau." Dengan nada setengah menggoda.

Rey tak menggubris, masih diam seribu bahasa, orang dengan kemeja birunya itu langsung duduk dihadapan Rey sembari menautkan alisnya.

"Tadi aku ketemu Pak Rektor, beliau ngasih tau kalau program yang kamu ajukan minggu lalu sudah di ACC. Katanya sih beliau sudah menghubungi kamu, tapi kamu gak aktif Jadinya beliau menyuruhku untuk menemuimu." Ujarnya menjelaskan maksud kedatangannya.

"Hem..." Jawab Rey tanpa ekspresi.

Joe masih keheranan dengan sikap sahabatnya itu, sedangkan Rey sendiri masih sibuk mengaduk-aduk jus jeruk tanpa meminumnya. Joe kemudian menggeser duduknya tepat disamping Rey, mulai menepuk pundak Rey dengan hati-hati.

"Rey.... kalau ada masalah cerita dong, jangan kayak gini. Aku ini sahabatmu lo, kamu bisa cerita masalah mu sama aku, siapa tau aku bisa bantu?,"

Rey mulai menarik nafas dalam-dalam, sedetik kemudian menghentikan tangannya yang sedari tadi mengaduk jus tanpa henti "Kalau begitu asih tau aku bagaimana caranya menggagalkan pernikahan orang?."

Joe yang sedah mengunyah sosis langsung tersedak, "A...a-apa katamu?" Sahut Joe yang masih terbatuk-batuk dan segera menyerobot jus jeruk milik Rey dan langsung meminumnya.

"Aku tanya bagaimana caranya menggagalkan pernikahan orang!." Jawab Rey tegas, lugas dan jelas membuat Joe syok, begitu juga beberapa orang yang tak sengaja mendengar.

"Aku tau kamu lagi banyak pikiran, tapi jangan becandanya jangan kayak gini dong" Sindir Joe yang mukanya mulai pucat, seakan menyesali perkataannya barusan.

"Aku serius!"

Joe yang memastikan Rey mengatakan itu tanpa bumbu jenaka langsung merinding. Wajah Rey tampak mengerikan, seperti macan yang sedang kelaparan. Tak mau jadi mati sia-sia, Joe lebih baik tidak ikut campur dan mencari alasan untuk bisa pergi.

"Oh iya Rey, aku ada kelas nih. Maaf gak bisa bantu, hehe." Dusta Joe yang kini lebih pucat dari sebelumnya, mencari alasan paling masuk akal.

Joe mulai bangkit, sebelum tangan Rey dengan sigap menarik tas punggungnya yang membuatnya terduduk kembali. Joe merasakan aura kemarahan Rey meluap-luap.

Jika ada yang bisa menyelamatkan dirinya saat ini, Ia bersedia membayar dua juta. Joe benar-benar tak pernah melihat ketua BEM semarah ini, marahnya melebihi Dosen killer manapun.

mengerikan!

.

.

.

Di sebuah kontrakan sederhana, Senja tampak bergulat dengan kue-kuenya. Ia baru saja menyekesaian pekerjaannya yang melelahkan, kue-kue itu akan dijualnya besok pagi.

Setelah membereskan semua peralatan dan bahan-bahan, Ia akan segera ke Rumah Sakit. Ia sudah merasakan rindu luar biasa kepada Ibunya yang seharian ini belum dijumpainya . Ibunya masih belum diperbolehkan pulang, mengharuskan Senja bolak balik dari kontrakan ke Rumah Sakit yang ongkosnya lumayan kalau dihitung-hitung.

Malam ini merupakan malam ketiga pasca Ibunya dioperasi, yang berarti pernikahannya juga sudah dekat, tinggal beberapa hari lagi.

Walau sedih dan hancur, Senja mulai menerima kenyataan yang akan dihadapi. Toh yang dilakukannya demi keselamatan Ibunya, jadi ia merasa ini bukan keterpaksaan tapi balas budi.

Ia benar-benar tak bisa menebak alur hidup yang dianugerahkan Tuhan kepadanya, Ia tak menyangka dalam beberapa hari kedepan Ia sudah bersuami. Ya, menikah dengan seseorang yang Senja sendiri tak pernah tau siapa dan seperti apa orangnya?, yang Ia tahu calon suaminya nanti adalah dada. Ia cuma berharap Suaminya nanti baik.

Dalam benaknya Senja terus kepikiran, bahwa Ia belum membicarakan tentang pernikahan itu kepada ibunya. Semenjak Ibunya siuman, Senja ingin menceritakan soal pernikahannya, tapi melihat kondisi Ibunya yang belum pulih total Ia mengurungkan niatnya. Malahan, saat ini air tak ada keberanian untuk mengatakan hal itu. Ia sangat takut Ibunya akan kecewa, walau Ia tahu Ibunya akan selalu mendukung apapun yang dilakukannya, tapi Ia tak bisa menampik bahwa Ibunya akan sangat sedih.

Senja naik angkot menuju Rumah Sakit, pikirannya terus melayang entah kemana. Lima belas menit kemudian Ia sudah sampai di Rumah Sakit Aisyah.

Senja langsung memeluk ibunya yang sedang terbaring sendirian di kamar Rumah Sakit, Matanya mulai berkaca-kaca saat merasakan hangatnya dekapan Ibu, pelukan yang akan sangat Ia rindukan nantinya. Ia tak punya waktu lebih banyak bersama ibunya sebelum pernikahan itu dilaksanakan.

Tanpa terasa air mata menetes dari sudut mata Senja, dengan penuh kasih sayang Ibunya terus mengelus dan mencium rambutnya.

"Senja kenapa nangis?," Tanya Ibunya yang menyadari pundaknya mulai terasa basah.

Tak mampu menjawab dengan kata-kata, Senja hanya mengangguk. Ia benar-benar sedih jika harus membayangkan Ibunya hidup sebatang kara.

"Senja gak perlu kawatir, Ibu sudah sehat kok." Ujar Ibunya menenangkan, yang malah membuat Senja semakin menangis.

"Ma-maafin Senja ya bu-k belum bisa bikin ibu bahagia, maafin Senja yang banyak salah sama i-bu," Lirih Senja terbata-bata yang semakin mengeratkan pelukan..

"Husst.... kamu gak boleh ngomong kayak gitu, Ibu sangat bersyukur punya anak seperti Senja. Ibu sangat bahagia menjalani sisa hidup ibu sama kamu nak."

Deg.

Nafasnya tiba-tiba sesak, Senja semakin terisak dalam pelukan Ibunya yang sebentar lagi akan dirinya tinggalkan. Apalagi Ibunya belum tau kalau sebentar lagi Ia tak bersamanya lagi.

Keduanya menangis dalam pelukan yang hangat, sebelum tiba-tiba ada suara seseorang memasuki ruangan.

"Assalamu'alaikum?" Ucap seseorang mengucapkan salam sembari mengetuk pintu pelan, keduanya segera melepas pelukan dan menoleh secara bersamaan.

"Waalaikumsalam," Jawab mereka kompak.

Di ambang pintu, tampak Rey menyunggingkan senyum kepada mereka berdua. Wajahnya tampak hangat, berbeda dengan terkahir mereka ketemu.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Raudatul zahra

Raudatul zahra

Rey mau ngapain??

2023-09-30

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

Rey jangan bikin rencana jahat ya

2023-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!