Cinta Tanpa Kata

Rey segera mencium tangan Ibu Senja,

"Ibu gimana kabarnya hari ini?" Tanya Rey tersenyum ramah.

"Alhamdulillah sudah lebih baik nak" Jawab Ibu Senja dengan ekspresi kebingungan, Senja yang melihatnya segera memperkenalkan.

"Oh iya buk, kenalin ini namanya Kak Rey. Yang dulu jadi mentor Senja waktu pendaftarkan beasiswa."

Ibu Senja mengangguk mengerti.

"Oh, Ini yang namanya Nak Rey" Sahut Ibu Senja yang sudah mengenali nama itu.

"Ibu kenal sama saya?" Tanya Rey antusias.

"Iya Ibu tau sedikit tentang Nak Rey, Senja sering cerita, katanya Nak Rey orangnya baik," Jawab Ibu Senja tanpa beban, Senja sendiri tampak membuang muka malu.

"Wah, Saya jadi tersanjung" Sahut Rey yang langsung membusungkan dadanya, membuatnya hampir terbang ke Angkasa.

"Ibu ucapin banyak terimakasih karena Nak Rey sudah mau menjenguk Ibu dan mau repot-repot bawain buah dan bunga."

"Gak repot kok buk, malahan seneng banget bisa ketemu Ibunya Senja secara langsung. Oh iya bu, saya pinjem Senja dulu boleh? ada hal penting yang mau saya bicarakan."

"Ibu mah sudah pasti mengizinkan, tapi Nak Rey lebih baik tanya langsung sama Senja, mau apa gak?."

Rey langsung melirik kesamping, muka Senja sudah merona. Dengan malu-malu Ia mengangguk setuju.

Sekilas percakapan mereka seperti orang yang sedang tunangan, andai saja.

Keduanya berjalan beriringan melewati lorong rumah sakit yang tampak sudah sepi, keduanya tampak seperti sepasang kekasih yang pertama kali kencan. Saling diam dan malu-malu.

"Kita mau kemana kak?" Tanya Senja memecah keheningan diantara mereka.

"Ke suatu tempat" Jawab Rey dengan sikap coolnya.

Hati Senja mulai berdebar-debar, jantungnya juga berdetak lebih cepat dari biasanya. Mencoba setenang mungkin dan mengatur nafasnya yang mulai memburu.

Tak biasanya Kak Rey seramah dan sehangat ini sebelumnya, apalagi setelah Merry memberitahukan fakta yang mengejutkan waktu itu.

Senja tak pernah merasakan perasaan sehangat ini kepada orang lain, perasaan tenang dan nyaman ketika bersama

seorang pria. Mungkinkah Ia sedang jatuh cinta?.

Sebenarnya semenjak Kak Rey menjadi patner dan mentornya, perasaan kagum telah tumbuh dihatinya. Kagum akan sikapnya yang tegas dan pemberani dalam mengambil keputusan. Senja tak tau itu bisa dinamakan suka atau tidak? yang jelas ia selalu tenang di dekat Kak Rey.

Rey sendiri semenjak pertama kali mementori Senja, perasaan suka telah tumbuh dihatinya. Perasaan yang semakin lama semakin membuatnya tak bisa jauh dari Senja, tapi di lain sisi Ia sensiri tak mampu untuk sekedar mengatakan bahwa Ia menyukainya.

Wanita cantik, lembut dan berkepribadian kerja keras mampu melunturkan segala sudut pandangnya tentang seorang wanita, bahwa semua wanita sama saja. Tapi rupanya itu tak berlaku untuk wanita seperti Senja, wanita dengan karakter yang kuat serta kemandiriaannya yang membuatnya terkagum-kagum pada sosok Senja.

Ia sangat membenci wanita yang manja, banyak sekali wanita yang mendekati dirinya. Tapi Ia sama sekali tak peduli, sebelum akhirnya Ia bertemu dengan Senja sebagai mentornya. Ia benar-benar menemukan wanita yang berbeda dalam diri Senja, wanita yang sama sekali tidak manja atau menye-menye.

Semakin lama cinta itu terus tumbuh memenuhi dasar hatinya, seakan tak sanggup lagi Rey membendung cinta-Nya yang sudah sudah sebesar gunung. Tapi karena kebodohan dan sikapnya yang jaim ia mengabaikan itu semua, sampai akhirnya penyesalan itu datang.

Demi menjaga personal branding dirinya yang terkenal dengan sosok cuek, dingin, dan tegas membuatnya mengesampingkan urusan cinta. Hampir semua mahasiswi menyukainya, bahkan hampir setiap hari Ia mendapatkan surat cinta dari Mahasiswa baru.

Kemudian, Ia lebih memilih mencintai dalam diam. Walau sering kali hatinya bergejolak ingin menyatakan cintanya, tapi Ia selalu mengurungkan niat itu, apalagi saat Ia terpilih menjadi ketua BEM tahun lalu. Kemungkinan menyatakan perasaannya pada Senja lebih terbatas.

Mereka berdua tampak asyik dengan perasaan masing-masing, perasaan yang sama-sama dirasakan keduanya tapi tak bisa sekedar saling mengungkapkan satu sama lain. Mereka saling terjebak dalam situasi yang tidak bisa dijelaskan oleh logika.

Tak terasa mereka berjalan sudah cukup jauh dari Rumah Sakit.

Berjalan di trotoar yang penuh dengan orang pejalan kaki.

Mereka masih saling diam dan terus berjalan beriringan, Senja sendiri masih bertanya-tanya kemana Kak Rey akan membawanya.

Kak Rey tiba-tiba menghentikan langkahnya, Senja ikut berhenti.

"Kamu laper gak?" Tanya Rey sembari memoncongkan bibirnya dengan begitu manja, Senja mulai terkekeh melhat tingkahnya.

"Iya, kebetulan tadi lupa belum makan" Jawab Senja sebisa mungkin menahan tawa.

"Gaj usah ditahan, ketawa aja" Kata Rey dengan ekspresi datar yang lebih brutal.

Tawa Senja pun meledak, "Huawahaha...." Senja sampai jongkok sembari memegangi perutnya menahan mules.

Rey nyelonong begitu saja, membuat Senja beranjak dan mengekor dibelakangnya.

Setelah mulai bisa mengondosikan dirinya, Senja segera merapikan rambutnya yang berantakan.

"Perlu kamu ingat ya Senja, pokoknya cuma kamu satu-satunya orang yang boleh liat tingkah konyolku tadi. Awas saja sampai kamu cerita ke temen-temen kamu, bisa hancur reputasiku." Ancam Rey kepada Senja yang kini sudah disampingnya.

"Kak Rey tenang aja, aku akan viralkan itu" Sahut Senja menantang yang langsung lari kabur.

"Awas kamu Senja, kalau ketangkep aku lempar kamu ke jalan raya" Kata Rey sembari mengejar.

Mereka berdua pun kejar-kejaran layaknya anak kecil yang sedang asyik main di taman, Senja terus mengitari taman diikuti Rey yang memasang muka galak. Tampak seperti singa yang lapar.

Senja sudah hendak tertangkap tiba-tiba Rey tersandung sehingga keduanya jatuh bersamaan.

Keduanya cekikikan, tertawa terbahak-bahak sambil tiduran diatas rumput.

Keduanya saling lirik ketika melihat tukang kebun tak jauh dari mereka sedang membenarkan lampu, keduanya segera berdiri menghindari rumput. Kalau tidak mereka bisa kena denda.

Kak Rey dan Senja segera keluar dari taman menuju jalan raya kembali.

Setelah puas kejar-kejaran, keduanya tampak ngos-ngosan.

"Capek juga ya?" Gumam Rey yang mulai mengatur nafasnya yang memburu. Sedangkan Senja hanya mengangguk sembari memegangi jari telunjuknya yang terasa sakit.

"Tangan kamu kenapa?" Tanya Rey yang mulai menyadari ekspresi Senja yang nyengir kesakitan.

"Kayaknya kesleo deh pas jatuh tadi deh" Sahut Senja menahan sakit.

"Kita duduk disana yuk?" Ajak Rey menunjuk tempat duduk yang tak jauh dari mereka.

Senja mengangguk dan segera membuntuti pria tampan dihadapannya itu.

"Mana yang sakit?" Tanya Rey yang berjongkok didepan Senja yang sudah duduk.

"Yang ini," Jawab Senja menunjukkan jari manisnya.

"Kamu tahan ya, ini akan terasa sedikit sakit. Tapi nanti langsung sembuh"

Senja mengangguk dan segera memejamkan matanya, Kak Rey mulai memijit tangannya.

"Aw!! Sakit" Teriak Senja ketika jari manisnya ditarik paksa oleh Kak Rey.

"Gimana rasanya sekarang?"

Senja mencoba menggerakkan jarinya yang tadi tidak bisa ditekuk.

"Wah.. sudah gak sakit. Kak Rey jago mijit juga ternyata, makasih ya"

"Iya sama-sama"

Senja menatap pria dihadapannya dengan penuh kekaguman, kemudian Ia tersenyum penuh kebahagiaan ketika Kak Rey menatap kearah seberang jalan.

"Kita beli ice cream yuk?" Ajak Rey yang langsung menarik tangan Senja.

"Ayuk, kebetulan haus banget abis kejar-kejaran." Jawab Senja setuju, tangan kirinya yang mulai gemetar Ia sembunyikan dibalik punggungnya.

Keduanya dengan langkah penuh antusias menghampiri toko ice cream di seberang jalan.

"Kamu mau rasa apa?" Tanya Rey ketika memasuki getai ice cream sembari terus mengandeng tangan Senja dengan mesra.

"Vanila aja" Jawab Senja menunjuk gambar menu.

"Mbak rasa vanilla dua ya" Kata Roy pada mbak-mbak kasir.

"Baik kak, silahkan duduk dulu sembari menunggu"

Saat hendak melangkah, Mbak-mbak berbaju serba merah tiba-tiba nyeletuk.

"Wah, pacarnya cantik sekali"

Kak Rey tampak salah tingkah, Senja jangan ditanya sekarang pipinya semerah apa.

Rey yang tak tau harus menjawab apa? hanya tersenyum penuh makna.

Setelah menunggu lima menit, akhirnya ice cream pesanan mereka jadi.

Rey segera mengeluarkan dompet dan segera membayar.

"Terimakasih, selamat datang kembali" Ucap kasir pada mereka berdua yang mulai meninggalkan gerai ice cream.

"Kita duduk disana yuk?" Ajak Senja menunjuk sebuah kursi si pinggir jalan raya.

"Hayuk"

Mereka berdua tampak menikmati indahnya ibu kota jakarta sembari bercengkrama layaknya sepasang kekasih yang lama tak bersua.

"Ngomong-ngomong, kamu nanti pulangnya kemana?" Tanya Rey yang mencoba menjauhkan ice cream dari mulutnya. Tanpa sengaja ice cream itu malah mengenai hidungnya.

Senja yang sedang fokus menatap mobil merah yang sedang melintas segera menoleh.

"Aku pulang ke kontrakan kak, soalnya besok aku harus jualan kue"

"Kalau gitu aku antar ya" Tawarnya sembari mengusap noda ice cream dengan punggung tangannya.

"Sebentar," Kata Senja mencegah, Rey segera menurunkan tangannya.

Dengan lembut Senja mengusap hidung Rey dengan selembar tisu.

Dada Rey terasa naik turun, jantungnya berdebar-debar. "Terimakasih ya"

Senja hanya mengangguk yang lanhsung mengarahkan pandangannya ke jalan raya, Rey terpaku beberapa saat menatap kecantikan Senja yang tampak natural.

"Kamu tadi belum menjawab pertanyaanku" Kata Rey menunggu jawaban.

Senja kembali mengarahkan pandangannya kepada Rey yang tampak gugup.

"Oh iya, sampai lupa. Boleh sih, tapi kan rumah Kak Rey jauh"

"Gak papa, daripada aku kepikiran kamu pulang sendirian malam-malam mending aku putar balik tapi dengan hati tenang"

"Hem.. baiklah kalau Kak Rey memaksa"

Rey terdiam sejenak, Ia baru tahu kalau Senja selama ini jualan kue.

"Aku boleh beli jualan kamu gak? buat mamaku di rumah, soalnya mamaku suka banget sama kue tradisional"

"Boleh banget hehe, kebetulan semuanya udah siap. Jadi gak harus nunggu besok deh"

"Boleh aku minta satu hal lagi gak?" Tanya Rey dengan ekspresi serius.

Senja terdiam sejenak.

"Boleh"

"Aku boleh gak besok ikutan kamu jualan kue? "

"Jangan kak, soalnya panas"

"Aku kan cowok, jadi gak takut item hehe"

"Baiklah kalau begitu, asal tahan aja digodain Ibu-ibu sama janda gatel. Soalnya aku jualannya di gang"

"Aku gak bakal diganggu asal kamu bilang aku ini pacarmu, mudah kan?"

Senja yang mendengar kata pacar langsung tersedak.

"Uhuk-uhuk.."

Rey dengan sigap memijit tengkuk Senja, lalu

memandang arloji ditangannya, menunjukkan jam 20.00.

"Kalau begitu kita cari makan yuk, habis itu aku anterin kamu"

Rey memakan habis ice creamnya yang sudah kecil, lalu segera beranjak diikuti Senja dibelakangnya. Senja sendiri masih asyik dengan ice creamnya yang masih termakan setengahnya. Sedangkan Rey mencari-cari rumah makan yang menurutnya sepi dan gak ramai orang.

"Bagaimana kalau kita makan di situ?" Rey menunjuk rumah makan bernuansa Eropa di seberang jalan.

"Bagaimana kalau di situ?" Senja menunjuk abang-abang bakso gerobak di sisi jalan.

"Boleh"

"Yakin?"

"Tentu" Jawab Rey mantap.

"Kak Rey pasti belum pernah makan bakso di pinggir jalan kan?"

Rey mengangguk, sebenarnya ia juga penasaran rasanya kayak apa?. Tapi karena gengsi, Ia tak pernah mau mencobanya.

"Aku harap ini menjadi pengalaman pertama Kak Rey yang menyenangkan, merubah sudut pandang Kak Rey tentang jajanan pinggir jalan"

Rey segera menggandeng tangan Senja dengan antusias saat menyeberang jalan.

"Kak Rey mau bakso atau mie ayam? " Tanya Senja setelah mereka sampai ke tempat Mamang bakso.

"Bakso aja deh"

"Mang baksonya dua ya, makan sini" Ucap Senja pada Mamang bakso yang sibuk membuatkan pesanan mie ayam.

"Eh Neng Senja to," Sahut Mamang bakso yang sudah kenal dengan Senja, "Ini pacarnya Neng?"

Senja tampak tersipu malu dan memilih menjawab dengan senyuman. Sedangkan Rey tampak asyik melihat orang yang sedang makan mie ayam di meja sebelah.

"Pacarnya cakep bener Neng, kayak bintang film" Puji Mamang bakso, Rey tersipu malu saat mendengarnya. Ini kali kedua mereka dibilang pacaran.

"Bapak ini bisa aja hehe" Sahut Rey tersanjung.

"Pakai sambel gak Neng?" Tanya Mamang bakso yang kini sedang menuang kuah bakso.

"Pakek mang, kalau Kak Rey pakek gak?" Tanya Senja melirik kearah Rey yang tampak sumringah dan antusias.

"Sama, aku juga"

Lima menit kemudian, bakso sudah tersaji dengan sempurna. Rey menelan air liurnya menatap semangkuk bakso lengkap dengan ceker ayak dihadapannya.

"Mangga neng, sama pacarnya. Dijamin enak" Ucap Mamang memberikan sebotol saos tomat ke meja mereka.

Senja dan Rey hanya menganguk sembari saling melirik.

"Wah, enak juga ya" Gumam Roy yang tengah menguyah bakso.

"Syukurlah kalau Kak Rey suka"

Senja tampak kesusahan menuang saos yang langsung dibantu eh Kak Rey dengan penuh perhatian.

Keduanya menyantap bakso sembari menatap kendaraan yang hulu hilir tak henti-henti.

Setelah kenyang makan bakso, Rey segera membayar. keduanya segera beranjak menuju tepi jalan raya.

Senja menyetop metro mini tua warna hijau berkarat, Senja menatap kearah Kak Rey yang tampak tidak nyaman naik angkutan umum. Senja tahu Rey tak pernah naik kendaraan sejelek ini.

Sepuluh menit kemudian angkot berhenti tepat di sebuah kontrakan, mereka segera turun.

"Ini kontrakan kamu?" Tanya Rey sembari memandangi bangunan yang memiliki banyak sekali pintu.

"Iya, yang nomor tujuh itu tempat tinggal ku" Tunjuk Senja pada pintu warna biru dengan angka 7 pudar diatasnya.

"Oh.. "

Mereka berdua segera menuju pintu nomor tujuh.

Saat Senja hendak membuka pintu, Ibu kontrakan menghampirinya dengan tergesa-gesa.

"Dek Senja, sudah pulang?" Sapanya sambil melirik pria tampan disamping Senja "Pacarmu gak boleh nginep lo? cuma memperingati"

"Gak kok bu, ini namanya Kak Rey dia mau ambil titipan kue. Habis itu langsung pulang" Jawab Senja menjelaskan.

Rey langsung mencium punggung Ibu separuh baya itu.

"Oh begitu rupanya"

"Iya bu" Sahut Rey, "Ibu saya yang telah memesannya, iya kan Senja?"

"Iya bu, kebetulan Ibunya Kak Rey pelanggan saya.

Ibu dengan tubuh gembrot dan wajah galaknya hanya manggut-manggut.

"Dek Senja, sebenarnya Ibu mau ngasih tau kalau tadi ada paket dari seseorang. Katanya untuk kamu, sudah Ibu tarok di dalam soalnya besar banget"

Senja tampak kebingungan, perasaan Ia tak memesan apapun.

"Kalau begitu terimakasih buk"

"Iya sama-sama, Ingat tidak boleh nginep?" Ibu pemilik kontrakan kembali memperingati Rey, lalu pergi begitu saja.

"Galak juga tuh orang"

"Husst... nanti orangnya denger lo Kak"

"Hehe... "

"Masuk kak" Ketika Senja berhasil membuka pintu.

Rey dengan senang hati masuk dan segera duduk di kursi kayu yang sudah tua.

"Kak Rey tunggu sebentar ya, aku ambilin kuenya"

Rey manggut-manggut sembari menatap bungkusan sebesar dirinya di pojokan.

Beberapa menit kemudian Senja keluar dengan membawa kresek penuh kue ditanganya.

"Ini Kak kuenya, gak usah bayar. Salam buat Ibunya Kak Rey" Ucap Senja yang kini sudah duduk berhadapan dengan Rey.

"Gak boleh gitu Senja, kamu itu buatnya pakai uang. Pokoknya aku gak mau tau, ini kamu ambil ya" Roy memberikan beberapa lembar ratusan ribu ke tangan Senja.

"Tapi Kak"

"Aku beli Senja, bukan minta. Kalau kamu menolak di bayar, kue ini gak akan ku bawa"

Senja akhirnya mengalah.

"Ngomong-ngomong itu isinya apa?" Tunjuk Rey pada bungkusan besar warna hitam.

"Aku gak tau Kak Rey, soalnya aku gak pesen apa-apa"

"Kamu harus hati-hati Senja, siapa tahu isinya bom?"

Senja bergidik ngeri saat mendengar kata bom.

"Biar aku yang memeriksa, kamu jangan mendekat".

Dengan hati-hati Rey membuka bungkusan, sedangkan Senja menunggu dari jarak 5 meter.

Setelah beberapa menit membuka pelastik pembungkus, akhirnya kardus dengan warna orange terlihat juga.

Rey mencoba membuka kardus itu, saat tahu isi di dalamnya Rey seakan mau pingsan.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Raudatul zahra

Raudatul zahra

apa yaa isi paket nya???

2023-10-03

0

Mira Andani

Mira Andani

mampir thor

2023-09-11

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

teman tapi mesra

2023-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!