Tidak terasa seminggu berlalu waktu yang sudah dilewati Zayden dikota bandung. Seminggu sudah dia memantau proyek pembangunan hotel yang sedang berjalan itu. Menyamar sebagai pekerja bengkel mobil yang penuh dengan oli dan kotor kotoran. Untung saja dia bisa sedikit tahu tentang mesin, sehingga dia bisa menutupi identitasnya dengan baik. Apalagi saat Alyssa datang untuk mengantarkan pesanan makanan mereka.
Ya, hampir setiap hari Alyssa datang kesana untuk mengantar makanan seluruh karyawan Wira. Sudah pasti itu permintaan Zayden. Padahal biasanya Wira hanya seminggu dua kali memesan makanan direstaurant tempat ALyssa bekerja.
Keceriaan Alyssa dan tawa polos nya membuat Zayden merasa senang. Dia jadi sedikit terhibur dengan kehadiran gadis itu dihari harinya. Apalagi Alyssa yang apa adanya, membuat Zayden senang berteman dengan nya.
Hari ini Zayden sedang bersantai disebuah meja seraya memandangi Wira yang sedang memodifikasi sebuah mobil bersama anggota nya yang lain. Zayden sudah lelah, dia sedang menunggu Alyssa datang untuk mengantarkan cemilan yang dia pesan. Sebenarnya Zayden bisa saja datang kerestauran, namun dia malas untuk bergerak kemana mana. Kaki nya sudah pulih, hanya saja masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Tentunya pekerjaan perusahaan, bukan bengkel.
"Mas Zay" seru Alyssa tiba tiba membuat Zayden terkesiap dan langsung menoleh kearah pintu masuk.
"Lama banget Sya" tanya Zayden seraya menurunkan kaki yang dia angkat keatas meja tadi.
"Sekalian beres beres bentar mas" jawab Alyssa yang langsung duduk dihadapan Zayden dan menyerahkan kotak makanan dan minuman yang dia bawa.
"Kamu udah mau pulang? Cepet banget?" tanya Zayden memandangi Alyssa yang sudah mengenakan baju biasa, bukan lagi baju waitress nya.
"Udah sore, hari ini kan aku sift siang" jawab Alyssa
Zayden hanya mengangguk saja dan langsung menyantap makanan yang dibawa Alyssa.
"Aku pulang duluan ya mas" pamit Alyssa.
"Kenapa cepat banget. Bentar lagi lah. Dirumah juga ngapain" ucap Zayden seraya memandang Alyssa yang sudah berdiri.
"Aku mau belanja. Tadi habis gajian, jadi kepengen belanja mingguan sama keperluan aku" jawab Alyssa dengan senyum lebarnya. Zayden jadi ikut tersenyum melihatnya. Senang sekali nampak nya gadis ini.
"Aku temenin ya" pinta Zayden.
Alyssa langsung memandang kearah Wira yang sedang sibuk.
"Gak enak sama mas Wira dong mas. Bengkel masih ramai" jawab Alyssa. Namun Zayden tidak perduli, dia malah langsung beranjak dan meraih jaket serta helm nya.
"Aman, tugas aku udah selesai" jawab Zayden seraya memakai jaketnya. Alyssa memandang Zayden dengan heran. Lelaki ini suka sekali bertindak sesuka hati. Bukan sekali ini saja, melainkan sudah beberapa kali. Dan aneh nya Wira malah membiarkan nya saja.
"yuk" ajak Zayden.
"Kalau gaji mas dipotong sama mas Wira aku gak tanggung jawab ya" bisik Alyssa.
Zayden langsung tertawa mendengar itu. Yang ada gaji si Wira yang dia potong.
"Kamu ini, mana berani si Wira" gumam Zayden.
...
Dan akhirnya, saat ini mereka sudah berada disebuah pusat perbelanjaan yang ada dikota itu. Zayden benar benar menemani Alyssa berbelanja. Meski hanya berbelanja seperlunya saja, namun Alyssa nampak begitu senang. Dan yang membuat Zayden heran adalah Alyssa tidak ingin Zayden yang membayar semua belanjaan nya. Aneh sekali. Apa Alyssa takut jika Zayden akan jatuh miskin meski hanya membayar belanjaan nya yang tidak ada apa apa nya untuk seorang Zayden Emanuel Zega. Ya ampun.
Setelah puas menemani Alyssa berbelanja, mereka duduk disebuah sturbucks seraya duduk bersantai dan beristirahat sejenak, memandangi pengunjung mall yang cukup ramai.
Sesekali Alyssa melirik kearah Zayden yang nampak masih fokus pada ponsel nya. Jika sedang serius begini Zayden benar benar terlihat sangat tampan. Terkadang Alyssa sampai tidak menyangka jika Zayden adalah pekerja bengkel, bukan kah seharusnya dia lebih cocok sebagai seorang bos?? Meski rambut Zayden sedikit panjang, namun sama sekali tidak menutupi ketampanan nya.
"Kenapa melihat ku terus. Ada yang aneh?" tanya Zayden tiba tiba
Alyssa sedikit terkesiap dan tertawa
"Kadang kadang aku suka mikir, sebenarnya mas ini lebih cocok jadi bos pemilik bengkel dari pada pekerja nya" ucap Alyssa begitu polos.
Zayden langsung tersenyum mendengar itu dan memandang Alyssa seraya menyimpan kembali ponsel nya.
"Karena wajah tampan aku?" tanya Zayden.
Alyssa langsung mengangguk cepat
"Iya, aura mas juga beda sama orang ganteng lain. Lihat aja tuh dari tadi orang orang disini pada liatin mas gak kedip kedip" ucap Alyssa seraya memandang sekitarnya.
"Ya biarin aja, resiko punya wajah ganteng ya begini" ucap Zayden dengan angkuh nya.
Alyssa langsung mendengus senyum mendengar itu.
"Ganteng, tapi nasib nya enggak" ledek Alyssa .
Zayden hanya tertawa kecil saja mendengar itu.
"Kamu pernah ke Jakarta Sya?" tanya Zayden tiba tiba. Apa Alyssa memang tidak tahu siapa dia?
Alyssa menggeleng dengan senyum kecutnya.
"Gak pernah mas. Gak ada keperluan untuk pergi kesana" jawab Alyssa
"Nanti kapan kapan aku bawa main kesana mau?" tanya Zayden lagi.
"Mau dong, aku tuh pengen banget lihat monas" ucap Alyssa
"Monas? Untuk apa, gak ada yang indah disana" jawab Zayden
"Ya memang gak indah. Tapi masak iya sebagai orang Indonesia gak pernah lihat monumen negara sendiri" ucap Alyssa dengan wajah cemberut nya. Membuat Zayden benar benar gemas melihat nya.
"Iya, nanti aku bawa kamu kesana" ucap Zayden.
"Bener?" tanya Alyssa dan Zaiden langsung mengangguk dengan cepat.
Alyssa langsung bersorak kegirangan mendengar itu. Kapan lagi coba, berada dikota besar sendirian dan tidak punya teman itu terasa benar benar sepi. Dan kehadiran Zayden membuat hidupnya terasa lebih baik.
"Kamu udah lama di Bandung?" tanya Zayden
"Enam bulan mas" jawab Alyssa
"Sendirian aja disini?" tanya Zayden lagi. Dia benar benar penasaran dengan kehidupan Alyssa.
"Iya, paman dikampung udah sakit sakitan. Jadi aku gak mungkin numpang hidup sama mereka terus. Lagian aku juga udah bisa kerja, jadi bisa dikit dikit bantu ekonomi mereka. " jawab Alyssa
"Kenapa gak cari kerja yang lebih bagus lagi" tanya Zayden.
"Kerjaan apa, ini kerjaan udah lumayan kok. Gajinya juga gede. Aku kan cuma tamat SMA mas, diterima direstauran itu udah bersyukur banget. Itu juga awalnya cuma cuci piring disana" ucap Alyssa dengan tawa kecilnya.
"Lalu kenapa bisa jadi waitress?" tanya Zayden lagi. Dia sudah seperti pewawancara sekarang.
"Karena mereka tahu aku bisa masak, dan waktu itu aku bantu bantu koki nya. Akhirnya diangkat jadi waitress" jawab Alyssa
"Kamu memang hobi masak?" tanya Zayden
"Ya, dari kecil. Bahkan udah sering ikut lomba masak dibeberapa kesempatan. Dan impian aku pnegen punya restauran sendiri" jawab Alyssa
"Suatu saat pasti punya" kata Zayden
"Aamiin. Tapi untuk gadis kampung kayak aku rasanya tinggi banget mimpi itu kan" ucap Alyssa
"Gak ada yang gak mungkin Sya. Semua kehidupan diawali dari mimpi. Kamu memang harus bermimpi setinggi mungkin, supaya suatu saat salah satu dari mimpi kamu bisa tergapai" kata Zayden memberi semangat.
Alyssa langsung mengangguk dan tersenyum dengan manis mendengar itu.
Namun tiba tiba seseorang datang dan mengejutkan mereka.
"Tuan Emanuel?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Marifatul ilmiyah
jeduuuuaaarrrr ketahuan nih
2023-04-06
0
Dewie Angella Wahyudie
nah lhooo...zay...kmu ketahuan 😂😂😂
2023-02-08
1