Senyum dan tawa Alyssa sedari tadi tidak berhenti saat melihat Zayden tampak kesakitan ketika diurut oleh mbok Minah. Dia kasihan sebenarnya, tapi melihat ekspresi Zayden yang tidak tahan sakit membuat nya sungguh tidak bisa menahan tawa.
Lelaki ini bertubuh besar dan gagah, namun sama sekali tidak tahan sakit, dan tentu itu membuat Alyssa tertawa lucu. Hampir satu jam Zayden diurut oleh mbok Minah. Wajah lelaki itu nampak memerah karena menahan sakit. Namun setelah diurut dia merasa kakinya sudah jauh lebih baik. Bahkan dia sudah bisa menggerakkan sedikit demi sedikit kakinya.
Ya, Zayden sungguh bersyukur kakinya bisa sembuh secepat ini. Meskipun dia harus menahan sakit seperti tadi. Tidak pernah dibayangkan nya, tubuh berharga yang selalu dia jaga dan tidak pernah disentuh oleh orang lain, hari ini harus dia relakan demi menutupi identitas nya sebagai orang besar. Merepotkan memang, padahal dia bisa kerumah sakit dan tidak harus merasakan sakit seperti ini. Tapi apa boleh buat. Sesekali dia juga butuh waktu untuk menjadi diri sendiri dan tidak harus menjadi seseorang yang terikat dengan status sosial yang tinggi.
"Nih mas, minum dulu. Udah enakan kan?" ujar Alyssa yang baru datang dari dapur. Dia membawa segelas air putih untuk Zayden.
Zayden yang sedang rebahan langsung duduk dengan tegak dan meraih air putih itu.
"Udah, hebat sekali mbok Minah. Kaki saya bisa langsung sembuh begini, padahal pagi tadi masih tidak bisa jalan sendiri" jawab Zayden.
Alyssa kembali tertawa pelan dan duduk disamping Zayden.
"Dia memang dukun patah yang terkenal. Mas beruntung bisa diurut tanpa nunggu besok" jawab Alyssa.
Zayden mengangguk dan memandang Alyssa setelah dia meminum air putih nya.
"Senang sekali kamu melihat saya kesakitan ya" kata Zayden seraya tersenyum melihat Alyssa yang sepertinya selalu saja merasa bahagia. Seperti tidak ada beban hidup saja dia.
"Bukan senang mas, cuma lucu aja liat mas yang gak tahan sakit. Padahal ini badan besar, otot nya juga gede" jawab Alyssa seraya menoleh pada otot tangan Zayden.
Zayden tersenyum dan menggeleng pelan.
"Saya juga manusia. Saya tidak sekuat itu" ucap Zayden. Alyssa kembali tertawa dan mengangguk.
"Mas udah nelpon keluarga mas. Nanti mereka nyariin lagi" tanya Alyssa.
"Saya sudah tidak punya orang tua. Saya cuma tinggal dengan kakek saya saja, dan lagi saya juga bekerja disini" jawab Zayden. Pintar sekali dia berbicara, tapi ya memang dia berbicara jujur.
"Oh maaf, saya gak tahu. Bekerja dimana mas?" tanya Alyssa mulai penasaran.
"Dibengkel mobil Jl.Cendrawasih" jawab Zayden.
Alyssa terdiam dan berfikir sejenak.
"Bengkel yang disebelah hotel yang lagi dibangun itu?" tanya Alyssa
Zayden langsung mengangguk cepat.
"Wah, saya juga kerja direstauran cepat saji disana mas. Kok gak pernah liat mas ya?" gumam Alyssa. Dia cukup terkejut mendengar jika Zayden bekerja disana. Bengkel dan restaurant tempat dia bekerja hanya berbeda persimpangan jalan saja. Tidak jauh, bahkan jalan kaki sudah bisa. Orang orang bengkel juga terkedang sering pergi makan kerestauran tempat dia bekerja.
"Saya masih baru" jawab Zayden.
"Ooo pantesan belum pernah liat" jawab Alyssa.
"Kamu udah lama kerja disana dan memang sendirian disini ya?" tanya Zayden yang sedikit banyak nya mulai penasaran dengan gadis ini. Gadis muda yang sederhana namun dibalik kesederhanaan nya ini ada aura yang cukup memikat. Alyssa pintar sekali menutupi nya.
"Udah dua tahun mas. Iya, saya sendiri dikota ini. Ibu sama bapak saya juga udah enggak ada. Cuma beda nya saya tinggal sama bibi dari kecil. Dan karena udah bisa kerja, jadi ya lebih baik misah aja. Cari pengalaman" jawab Alyssa
"Hebat kamu" puji Zayden.
Alyssa langsung tertawa malu mendengar itu.
"Yasudah, mas tunggu disini ya. Saya mau masak dulu, pasti udah laper kan" ujar Alyssa seraya beranjak dari duduk nya.
"Kamu bisa masak?" tanya Zayden memandang Alyssa dengan heran.
Alyssa langsung mendengus senyum mendengar itu.
"Bisa dong, kan udah besar. Saya hobi masak, jadi mas pasti suka. Ya, walau pun cuma masakan rumahan" jawab nya.
Zayden tersenyum dan juga ikut beranjak.
"Saya mau lihat ya, saya bosan kalau cuma nunggu. Siapa tahu bisa ikut bantu" ucap Zayden.
"Kaki nya udah bisa dibawa jalan?" tanya Alyssa.
"Udah kok, kata mbok Minah tadi kan udah harus dibawa jalan biar tidak kaku" jawab Zayden.
"Oh, yauda, ayo deh. Biar cepat selesai. Saya udah laper banget soalnya" jawab Alyssa seraya berjalan menuju dapur kecilnya.
"Tapi tadi sudah sarapan roti" ucap Zayden yang juga mengikuti Alyssa kebelakang.
"Cuma roti doang, untuk ganjel perut aja mah itu" jawab Alyssa seraya mengeluarkan belanjaan dari kantong plastik yang tadi sempat dibelinya diwarung.
"Saya belum gajian mas, jadi cuma bisa beli tahu tempe sama sayuran doang, tapi ini ada telur juga sih. Gak apa apa ya." tanya Alyssa pada Zayden yang sudah duduk dikursi dan memandangi gadis kecil ini.
Mendengar perkataan Alyssa, Zayden jadi sedih dan terharu. Untuk makan saja begitu payahnya dia, sedangkan Zayden selama ini selalu saja pemilih.
"Tidak apa apa. Saya suka, dan ini sudah cukup. Kamu terlalu repot memberi saya makan" balas Zayden.
Alyssa tersenyum seraya meraih mangkuk untuk tempat sayur dan yang lain nya.
"Namanya juga ada tamu, jadi harus dilayani sebisa mungkin kan" jawab Alyssa
Zayden tersenyum dan menggangguk. Seandainya saja dia tidak sedang menyamar, pasti Alyssa sudah dia bawa makan direstauran.
"Yasudah sini saya bantu" tawar Zayden.
Alyssa tersenyum dan langsung menggeser mangkuk dan seikat sayur kangkung kehadapan Zayden.
"Petik aja mas, pilih yang muda" ujar Alyssa dan Zayden langsung mengangguk.
Dalam hati dia tertawa lucu mengenang kelakuan nya ini. Bisa bisa nya seorang CEO perusahaan besar memegang sayuran dan memasak didapur kecil ini. Astaga, semoga saja kakek nya tidak tahu. Jika tahu maka habislah dia, tapi apa mungkin kakek nya bisa bangga dengan pencapaian aneh nya ini, entah lah.
Dan tidak sampai satu jam Zayden membantu Alyssa memasak, bukan membantu sebenarnya, hanya menemani saja seraya berbincang ringan tentang kehidupan Alyssa. Yang ternyata mampu membuat seorang Zayden salut dengan nya. Dan lagi pembicaraan terakhir mereka membuat Zayden cukup antusias.
"Jadi kamu sering mengantar makanan keproyek hotel yang belum jadi itu?" tanya Zayden. Saat ini mereka sedang makan bersama. Meski aneh dilidah karena makanan ini sangat sederhana, namun Zayden tetap menikmatinya, apalagi rasanya yang juga cocok dilidahnya yang pemilih.
"Iya, hampir setiap hari malah. Paling kalau saya lagi off aja baru libur" jawab Alyssa yang tanpa tahu alasan dibalik senyum penuh arti Zayden sekarang.
"Kamu tahu siapa bos nya disana?" tanya Zayden semakin semangat. Dan dengan polosnya Alyssa mengangguk.
"Mas Gerry, dia yang ditugasin ngawasin proyek itu sama yang punya. Kalau yang punya saya gak tahu mas. Tapi denger denger masih muda dan ganteng" jawab Alyssa seraya tertawa kecil.
Zayden langsung mendengus senyum mendengar itu. Seperti nya gadis polos ini bisa dia jadikan alat untuk masuk kedalam sana dan mengetahui apa yang sebenar nya terjadi. Apalagi Alyssa mengenal Gerry si pengkhianat licik itu.
Oke sepertinya bertemu dengan Alyssa adalah keberuntungan baginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Marifatul ilmiyah
waaaahhhhh keren
2023-04-06
0
Dewie Angella Wahyudie
jangan sampe kmu ngrusak kepercaan alyssa zay....awas aja kamu klo sampe nykitin gadis sebaik alyssa saya tendang ke pluto kamu😂😂😂
2023-02-06
1