Keesokan harinya ...
Alyssa sudah bangun pagi pagi sekali, sebenarnya dia ingin tidur lebih lama hari ini karena dia bekerja siang nanti. Tapi mengingat jika ada orang dirumahnya, Alyssa jadi mengurungkan niat itu.
Setelah membersihkan diri Alyssa keluar dari kamar, dan melihat jika Zayden juga sudah bangun. Lelaki itu tampak duduk dan mengusap usap kakinya yang membengkak, padahal Alyssa sudah mengompres kaki itu malam tadi, tapi sepertinya kaki itu memang terkilir cukup parah. Bahkan wajah Zayden terlihat pucat, apa dia baik baik saja? Alyssa cukup canggung sebenarnya berada satu rumah dengan laki laki, tapi mau bagaimana lagi, Alyssa tidak tega untuk mengusir lelaki itu.
"Mas, masih sakit banget ya?" tanya Alyssa.
Zayden yang sedang melamun sedikit terkesiap dan menoleh pada Alyssa.
"Iya nih" jawab Zayden.
"Yauda, nanti saya panggilkan tukang urut ya, kebetulan didepan gang ada mbok Minah, dia dukun patah, gak mahal kok. Nanti biar saya yang bayar" ucap Alyssa dengan polosnya.
Zayden hanya tersenyum saja menanggapinya. Dukun patah?? Diurut??? Astaga, sepertinya itu bukan ide yang bagus. Nasibnya memang begitu sial beberapa hari ini.
"Mas kalau mau bersih bersih biar saya antar. Dibelakang ada kamar mandi" tawar Alyssa.
"Iya terimakasih, saya jadi merepotkan kamu" ucap Zayden.
Alyssa tersenyum dan menggeleng.
"Gak apa apa, saya tahu rasanya lagi kesusahan dikota orang, saya juga sering ngerasai soalnya. Yuk, biar saya bantu" Alyssa langsung meraih tangan Zayden tanpa canggung. Dan malah Zayden yang nampak gugup, gadis kecil ini begitu polos dan lugu. Zayden begitu beruntung beruntung bertemu dengan gadis ini disaat saat seperti ini. Seperti nya, kesialan nya kali ini membawanya pada satu cara untuk bisa menyelesaikan misi yang ingin dia capai. Dan gadis ini begitu membantu nya untuk kedepan nanti.
Alyssa membawa Zayden kekamar mandi dibelakang, tepat didapurnya. Meski begitu berat untuk menahan tubuh Zayden yang besar, namun Alyssa tidak mengeluh sedikitpun.
"Nah, mas kalau udah selesai bisa panggil saya, saya mau buat sarapan dulu" ujar Alyssa.
"Iya" jawab Zayden seraya tersenyum memandang wajah cantik Alyssa.
Alyssa juga tersenyum dan setelah itu dia langsung meninggalkan Zayden dikamar mandi, sementara dia memeriksa lemari pendingin untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Masih ada roti tawar dan susu cokelat, sepertinya bisa untuk mengganjal perut pagi ini.
Hanya dua gelas teh dan dua piring roti yang dia siram dengan susu kental manis, dan semua sudah tersaji diatas meja bertepatan dengan Zayden yang sudah keluar dari dalam kamar mandi.
"Udah siap ya mas, sarapan langsung ya" ajak Alyssa yang dengan sigap kembali membawa Zayden duduk dikursi makan nya.
"Cuma ada ini, gak apa apa kan?" tanya Alyssa.
Zayden tersenyum dan menggeleng seraya meraih teh hangat yang sudah disediakan Alyssa untuk nya.
"Ini sudah cukup, saya benar benar berterimakasih" ucap Zayden.
"Sama sama. Mas sarapan aja dulu, saya mau manggil tukan urutnya dulu, mumpung masih pagi. Kalau siang mbok Minah suka pergi pergi" ujar Alyssa.
"Tidak apa apa saya disini sendiri?" tanya Zayden merasa ragu.
"Ya enggak apa apa mas. Sekalian saya mau ngomong sama yang punya kontrakan kalau ada mas disini, tapi nanti kalau mereka nanyak bilang aja mas saudara saya ya" kata Alyssa dengan tawa kecilnya. Zayden jadi ikut tertawa juga karena ini.
"Saya kira kamu mau menyimpan saya disini" ucap Zayden. Alyssa semakin tertawa mendengar itu.
"Ya enggak dong, nanti kalau kelamaan kita bisa digebrek dan dikawini. Yauda, saya pergi dulu" ucap Alyssa. Dia langsung pergi meninggalkan Zayden yang hanya mengangguk dan tersenyum saja.
Gadis muda yang bisa membuat seorang Zayden tersenyum setelah sekian lama. Zayden menoleh pada gelas teh Alyssa yang bahkan masih diminum sedikit. Gadis itu benar benar baik dan sangat tulus, bukan nya takut dengan orang asing seperti Zayden, dia malah membantu sampai seperti ini.
Tidak lama setelah Alyssa pergi, rumah itu terdengar diketuk dari luar. Zayden menilik kearah pintu, yang memang kursi dapur itu langsung nampak jika memandang kedepan. Dan yang datang sepertinya, teman Zayden yang dia hubungi malam tadi.
"Langsung masuk saja Wir" seru Zayden. Dia tidak akan sanggup berjalan sendirian kedepan dengan kaki yang membengkak seperti ini.
Wira, lelaki berambut gondrong dengan tato ditangan nya itu memandang heran Zayden yang nampak pucat dan... kusut.
"Tuan muda, kenapa anda bisa disini?? Dan itu kenapa kaki dan tangan anda?" tanya Wira yang begitu terkejut melihat Zayden yang seperti ini.
Zayden menghela nafasnya perlahan dan menggeleng lesu.
"Aku jatuh dari motor mu semalam, dan beruntung nya ada seseorang yang menyelamatkan ku ditengah malam buta itu" gerutu Zayden.
"Lalu bagaimana, bukankah sebaiknya anda kerumah sakit saja?" tanya Wira. Namun Zayden langsung menggeleng.
"Tidak, aku masih harus menyelidiki proyek pembangunan hotel disamping bengkel mu itu. Dan jangan sampai ada yang tahu jika aku ada dikota ini." ungkap Zayden memandang Wira dengan lekat.
"Tapi luka anda?" Wira terlihat begitu ragu, bagaimana jika tuan besar tahu kalau cucu kesayangan nya jatuh dan terluka seperti ini, bisa gawat urusan nya.
"Tidak apa apa, hanya terkilir dan luka lecet. Masih bisa diobati sendiri. Yang terpenting kau jangan memberi tahu kakek jika aku kecelakaan, jika dia tahu, maka dia akan menyuruhku pulang sekarang" ujar Zayden.
"Baiklah tuan, lalu apa yang harus saya lakukan sekarang?" tanya Wira.
Zayden terdiam sesaat, apa yang dia fikirkan sebenarnya terdengar gila, namun sepertinya ini lebih baik dari pada bingung memikirkan bagaimana cara untuk masuk kedalam proyek itu dan mengetahui siapa saja pengkhianat didalam nya.
"Biarkan aku bekerja dibengkelmu" ucap Zayden.
Wira langsung membelalakkan mata mendengar permintaan Zayden.
"Tuan, anda serius?" tanya Wira tidak percaya.
"Ya, tidak lama, hanya sebulan saja" jawab Zayden.
Wira terperangah tidak percaya mendengar itu. Pewaris tunggal Zega Corporation ingin bekerja dibengkel nya demi sebuah misi kecil ini. Yang benar saja.
"Jangan banyak berfikir, jika kakiku sudah sembuh aku akan datang kebengkel mu. Sekarang kau boleh pergi" usir Zayden langsung.
Wira tampak menggaruk tengkuknya yang berat sekarang. Tidak masalah jika Zayden ingin bekerja, tapi ini pasti akan merepotkan nya.
"Pergilah, sebelum gadis itu melihat mu disini" usir Zayden lagi.
"Baik tuan" ucap Wira dengan pasrah. Dia akhirnya pergi meninggalkan Zayden dirumah itu dengan fikiran yang masih tidak habis fikir.
Zayden Emanuel Zega, lelaki muda berusia 28 tahun itu benar benar sudah gila memang, selalu saja menyusahkan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Indah Alifah
ingat kisah suamiku ternyata Presdir aku suka bau2 begini 🥰
2024-03-07
0
Marifatul ilmiyah
keren kak... ternyata tuan muda toh
2023-04-06
0
Lanz D Kenzy
lanjut kak
2023-02-06
1