#05

Tin tin tin.

Rena mendongakkan kepalanya untuk melihat ke arah mobil yang berhenti di depannya.

"Mr Dito." kaget Rena melihat ternyata orang yang ada di dalam mobil itu ada dosen yang membuatnya kesal.

"Lagi ngapain kamu, nyari taksi ya, yuk aku antar di sini jarang ada taksi lewat." ucap Dito menawarkan diri untuk mengantar Rena.

"Enggak usah terimakasih, saya lagi nunggu jemputan kok." tolak Rena, mana mungkin dia mau di antar oleh orang yang membuatnya kesal, yang ada nanti dia malah akan semakin kesal dibuatnya.

"Yakin gak mau, di sini jalannya rawan loh. Kemaren aku dengar ada wanita yang di jambret terus di perkaos juga." balas Dito menakut nakutin Rena.

"Tidak usah mister terimakasih atas tawarannya." tolak Rena dengan menampilkan senyuman yang sangat terpaksa.

"Oh ya sudah, hati hati ya kayaknya sebentar lagi mau turun hujan lebat di sertai petir." Dito menaikkan kaca mobilnya dan hendak melajukan mobilnya tapi pandangannya tak pernah lepas dari Rena yang seperti tengah berfikir.

"Aduh gimana ini, mana di sini sepi banget lagi, gimana nanti kalau beneran ada orang jahat dan aku di per... ahh jangan sampai jangan sampai." gumam Rena membayangkan kalau dirinya di perkaos.

Tok tok tok

Rena mengetuk mobil Dito sebelum Dito melajukan mobilnya dan meninggalkan dia sendiri di sana.

Dito yang ada di dalam mobil pun tersenyum senang, dia merasa menang karena sudah berhasil menakut nakutin Rena.

"Ada apa?" tanya Dito cuek setelah menurunkan kaca mobilnya.

"Emm... saya mau Mister." malu Rena.

"Ya sudah ayo naik," balas Dito menyuruh Rena agar masuk ke dalam mobilnya.

Rena pun membuka pintu mobil bagian belakang, tapi Dito langsung menahannya.

"Ehhh mau ngapain kamu?" tanya Dito menatap Rena dari dalam mobilnya.

"Katanya tadi di suruh masuk." balas Rena heran.

"Emang kamu kira saya sopir kamu apa, sana masuk ke depan." garang Dito menyuruh Rena agar masuk di bagian depan samping dirinya.

Tak mau berdebat lagi, Rena pun langsung berjalan memutari mobil dan masuk ke dalam mobil.

"Udah kan?" tanya Dito sebelum dia melajukan mobilnya.

"Hmm." balas Rena.

Dito pun langsung melajukan mobilnya pergi dari sana.

"Nih kamu telfon bengkel biar benerin mobil kamu." suruh Dito menyodorkan handphonenya yang sudah tertera nomor orang bengkel di sana.

Rena pun menerimanya dan langsung menelfon orang bengkel dan menyuruhnya untuk datang ke tempat mobilnya berada tadi.

"Ini kamu mau kemana?" tanya Dito setelah Rena mematikan sambungan telefon dan mengembalikan handphonenya.

"Turunkan saya di depan saja, saya mau cari taksi di depan mister." jawab Rena.

"Tidak, saya antar kamu sampai tempat tujuan saja, saya tidak mau nanti di anggap menelantarkan wanita di pinggir jalan, apalagi kamu salah satu mahasiswa saya." balas Dito menolak permintaan Rena.

"Tapi mister...."

"Jangan panggil saya mister kalau di luar kampus, pangil nama saja." potong Dito.

"Mana bisa seperti itu, nanti yang ada anda menganggap saya tidak sopan."

"Saya yang menyuruh kamu," balas Dito.

"Sudah cepat katakan kamu mau kemana?" lanjut Dito.

"Ke perumahan XXX." jawab Rena malas.

"Gitu kek dari tadi." balas Dito tapi tak Rena hiraukan.

Rena diam melihat ke samping jalan, sedangkan Dito hatinya berbunga-bunga karena akhirnya setelah sekian lama dia bisa satu mobil lagi dengan Rena.

"Sepertinya memang tuhan memihak kita berdua." batin Dito senang.

Dito mengurangi kecepatan laju mobilnya agar lama sampai di tempat tujuan, sesekali dia melirik Rena yang memalingkan wajahnya tidak mau menatap dirinya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama karena Dito melajukan mobilnya pelan, akhirnya mereka pun sampai di depan rumah besar milik Richard.

"Ini rumah kamu?" tanya Dito pura pura tidak tahu.

"Bukan ini rumah abangku." jawab Rena.

"Terimakasih sudah mau mengantarkan saya ke sini," lanjut Rena mengucapkan terimakasih dan tanpa menunggu jawaban dari Dito Rena langsung turun dari mobil.

"Ren." pangil Dito pada Rena yang sudah berjalan menuju pintu masuk rumah Richard.

Deg.

Suara itu sangat tidak asing di telinga Rena, Rena seperti mengingat seseorang tapi entah itu siapa.

Rena berbalik dan menatap Dito yang menatap dirinya.

"Apakah kamu tidak ingin menawarkan air minum untukku?" tanya Dito.

"Maaf mister sepertinya air galon di rumah Abang saya habis dan belum sempat beli." balas Rena tentunya itu adalah sebuah kebohongan.

"Kan bisa masakan air biasa." balas Dito.

"Kran di rumah Abang saya mati dari pagi, jadi tidak ada air di dalam." balas Rena berbohong lagi.

"Masak sih?" tak percaya Dito.

"Terserah mister mau percaya atau tidak yang pasti saya sedang tidak berbohong." balas Rena.

"Ehh ada non Rena, baru sampai non?" tanya seorang bapak bapak menyapa kedatangan Rena.

"Eh iya mang, saya baru sampai." balas Rena ramah.

"Lagi nyiram tanaman ya mang?" ucap Dito bertanya pada pekerja yang menyapa Rena tadi.

"Iya tuan, ini sudah waktunya di siram soalnya udah pada kering tanahnya." balas orang itu.

"Airnya besar ya mang, gak mati krannya." balas Dito.

"Iya tuan, masak di rumah sebesar ini krannya mati kan gak lucu tuan." balasnya.

"Hahaha iya mang benar, sangat tidak masuk akal sekali kalau air krannya mati." tawa hambar Dito sambil melirik Rena.

Sedangkan Rena yang mendengar pembicaraan mereka berdua pun merasa malu karena sudah ketahuan berbohong.

"Mister saya masuk dulu ya soalnya Abang saya sudah menunggu." pamit Rena hendak menghindari Dito.

"Loh tuan Richard kan belum pulang dari kantor nona." teriak pekerja itu sehingga membuat Rena semakin mempercepat langkah kakinya.

"Hahaha...." tawa Dito pecah setelah Rena memasuki rumah Richard.

"Kenapa tuan, apakah ada yang lucu?" tanya pekerja itu.

"Itu tadi saya melihat ada tikus kepleset di sana mang." bohong Dito.

"Ya sudah kalau begitu saya pamit pergi dulu ya mang," pamit Dito.

"Iya tuan, hati hati." balasnya.

Dito pun langsung melajukan mobilnya pergi meninggalkan halaman luas rumah Richard.

"Aduh malu banget aku sudah ketahuan berbohong, mana dua kali lagi." gerutu Rena setelah masuk ke dalam rumah.

"Kenapa dek, kok wajah kamu kayak panik gitu?" tanya Diandra yang melihat kedatangan Rena.

"Ehh enggak ada apa apa kok kak, itu tadi aku lihat ada tikus di depan jadi aku langsung lari karena takut." balas Rena bohong.

"Hah dimana ada tikus?" kaget Diandra, pasalnya baru pertama kali ini dia mendengar ada tikus di rumah ini.

"Itu tadi di depan kak, tapi sudah di tangkap kok tadi." balas Rena.

"Syukurlah kalau gitu, takutnya nanti keponakan kamu lihat malah di buat mainan sama dia."

Mereka berdua pun berjalan menuju ruang makan, kebetulan sekarang sudah waktunya makan siang dan dari tadi Rena juga belum makan jadi mereka berdua pun makan siang bersama di rumah Richard.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!