Anandito Ranjana, pria berusia 27 tahun yang baru saja menginjakkan kakinya di negara ini. Dia adalah orang yang sama dengan orang yang ada di masa lalu Rena, Dito? Ya dia adalah Dito mantan kekasih Rena.
Selama ini Dito di luar negri mengurusi perusahaan Richard yang ada di sana, Richard memberikan fasilitas untuk kehidupan Dito hingga Dito bisa membangun perusahaannya sendiri selama dua tahun terakhir ini.
Dito juga melakukan operasi pada wajahnya agar tidak ada yang mengenali dirinya, bahkan namanya juga dia rubah dari nama yang di berikan keluarganya dulu menjadi namanya yang saat ini, hanya nama panggilannya saja yang tidak dia rubah karena dia sudah nyaman dengan panggilan itu.
Dito kembali ke Indonesia untuk menemui cinta pertamanya, yaitu Rena. Dia rela menyamar sebagai dosen pengantin di kampus Rena hanya untuk bertemu dengan Rena.
Jujur Dito sangat merindukan Rena dan masih setia mencintai Rena, dia sudah berjanji kepada Richard kalau dia tidak akan menyakiti Rena apapun keadaannya nanti.
Tadi saat dia memperkenalkan dirinya di depan kelas dia sudah takut kalau Rena akan mengenali dirinya, tapi dia salah nyatanya kekasih hatinya itu malah sibuk bermain handphone.
"Lihatlah, dia sekarang menjadi gadis yang nakal." batin Dito saat mendapati Rena bermain handphone saat dia tengah melakukan sesi perkenalan.
Akhirnya dia pun memutuskan untuk menghukum Rena agar memperkenalkan dirinya di depan kelas beda dari teman temannya yang lain, dan lagi lagi Dito di buat menggelengkan kepala saat mendapati Rena yang malah melakukan adu mulut dengan dia.
Puncaknya pada saat Dito melihat Rena yang berjalan mengendap-endap hendak kabur dari kelas, Dito yakin pasti dia belum mengerjakan tugas.
Dan kesempatan itu dia gunakan untuk menjerat Rena, dia menyuruh Rena untuk datang ke ruangannya sambil membawakan tugas para mahasiswa ke dalam ruangannya.
Sebenarnya Dito tidak tega karena tahu kalau itu pasti berat, tapi dia yakin Rena juga tidak bodoh dengan mau melakukan perintahnya tanpa meminta bantuan orang lain, dan lihatlah ternyata benar apa yang dia pikirkan, Rena di bantu oleh temannya yang bernama Kiki untuk membawakan tugas tugas itu ke dalam ruangannya.
"Aku sudah tidak sabar ingin selalu berdekatan dengan kamu sayang, aku harap kamu tidak akan pernah melupakan aku dalam hidup kamu." gumam Dito yang menatap cctv di mana Rena tengah berjalan bersama Kiki menuju ruangannya sambil membawakan tumpukan tugas para mahasiswa.
"Kamu sekarang sudah banyak berubah, sekarang kamu semakin cantik yang semakin nakal, lihatlah pakaian kamu yang sangat mini itu, aku yakin pasti itu adalah ajaran dari kakak perempuan kamu." lanjut Dito.
Dito tahu bagaimana Diandra dulu, apalagi dari cerita tentang Richard dan Diandra yang mempunyai anak sebelum mereka menikah, membuat Dito jadi tahu kalau mereka pasti sudah melakukan hubungan suami istri di luar pernikahan.
Melihat Rena sudah berada di depan pintu ruangannya, Dito segera menutup rekaman cctv yang ada di laptopnya dan beralih melihat file file pekerjaannya agar Rena tidak tahu kalau sedari tadi Dito tengah memantau dirinya.
Tok tok tok.
Benar saja, pintu ruangannya di ketuk, itu berarti Rena akan segera masuk ke dalam ruangannya.
"Iya masuk." balas Dito mempersilahkan Rena untuk masuk ke dalam ruangannya.
"Selamat siang mister, maaf sudah membuat anda menunggu saya lama." ucap Rena seramah mungkin sambil di tangannya membawa banyak tugas para mahasiswa.
"Iya, letakkan tugas itu di sana." balas Dito cuek dan menyuruh Rena agar meletakkan tugas tugas itu di atas meja yang ada di pojok ruangannya.
"Baik Mister." Rena pun melakukannya dan segera meletakkan tugas tugas itu karena dia merasa sudah keberatan membawanya.
"Ada apa ya mister menyuruh saya datang ke sini?" tanya Rena setelah meletakkan tugas tugas itu.
"Ada apa, kamu masih bertanya seperti itu setelah apa yang tadi saya katakan di kelas hmm?" tak habis pikir Dito, ternyata sekarang Rena benar benar berubah sudah tidak seperti dulu lagi.
"Hehehe, maaf saya lupa mister." cengir Rena.
"Eemmm... mister boleh gak kalau nilai saya jangan di kasih merah, emang mister gak kasian apa sama saya." lanjut Rena berusaha bernegosiasi.
"Ya itu semua tergantung kamu, kamu sendiri yang tidak mau mengerjakan tugas jadi kamu tanggung sendiri resikonya." balas Mr Dito.
"Emm... bagaimana kalau saya mengerjakan tugasnya ulang, gimana mister mau kan memberikan saya kesempatan lagi?" balas Rena.
"Eemm... bisa, tapi saya minta kamu mengumpulkan tugasnya besok pagi jam tujuh, gak boleh telat dan harus tepat waktu." balas Mr Dito.
"Mana bisa seperti itu mister, buku yang harus di rangkum itu tebal banget loh, masak iya saya harus merangkumnya dalam semalaman sih?" protes Rena.
"Ya sudah kalau tidak mau ya itu terserah kamu," balas Mr Dito.
"Plis mister kasih saya waktu lagi ya, jangan cuma sehari." mohon Rena berharap Mr Dito memberikan keringanan waktu lagi.
"Tidak bisa, kamu tadi meminta saya untuk memberikan kamu waktu untuk mengerjakan ulang kan, nah itu sudah saya berikan waktu buat kamu mengerjakan ulang." balas Mr Dito.
"Ya tapi masak gitu, ini bukunya tebal banget loh," tak terima Rena.
"Ya sudah kalau tidak mau juga tidak masalah, toh kamu sendiri yang rugi." balas Mr Dito santai.
"Mister kok gitu sih, ini namanya gak adil."
"Gak ada gimana, kamu sama pak Amir sudah di berikan waktu satu Minggu tapi kamu malah belum mengerjakan sama sekali, dan ini saya sudah memberikan keringanan buat kamu tapi kamu malah bilang saya tidak adil." omel Mr Dito.
Rena terdiam, dia memikirkan cara agar nilainya tidak sampai menjadi merah, paling tidak nilainya pas di rata rata lah tidak apa apa asal jangan sampai merah, tapi kalau sudah seperti ini dia harus bagaimana.
Ah Rena lupa, kakaknya kan bisa melakukan apapun untuk dirinya, jadi dia bisa meminta bantuan kakaknya untuk membuat nilainya agar tidak menjadi merah.
Malu banget nanti dirinya kalau sampai nilainya merah, apa kata teman satu kelasnya nanti.
"Ya sudah terserah mister aja, saya tidak mau mengerjakan tugas itu lagi." balas Rena melawan Mr Dito.
"Oh ya sudah, saya nanti tinggal kasih nilai bukan merah lagi tapi telur ayam, biar bisa kamu ceplok kalau sudah kenaikan nanti." ancam Dito.
"Loh kok malah jadi seperti itu." tak terima Rena.
"Ya kamu sudah membuang waktu saya, katanya minta di berikan keringanan tapi setelah di berikan keringanan malah gak mau mengerjakan, jadi ya sekalian saja saya buat nilai kamu bulat seperti telur." balas Mr Dito.
"Lakukan saja, aku akan meminta bantuan kakak ku dan kita lihat saja nanti apakah mister masih berani memberikan nilai bulat apa tidak." setelah mengatakan itu Rena langsung pergi meninggalkan ruangan Dito sambil membanting pintu ruangan Dito dengan keras.
Brak.
"Sabar sabar, dia calon ibu dari anak anakmu dit." Ucap Dito sambil mengelus dadanya.
"Sepertinya aku harus menghubungi bang Richard sama kak Andrew." lanjut Dito dan segera menghubungi kedua kakak Rena agar bisa bekerja sama dengan dia.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments