Benar saja hari ini Zoya dan Elzard benar-benar menikah. Pria itu menyewa orang untuk mendandani calon istrinya di rumah, padahal Zoya kira mereka hanya akan ke KUA saja tanpa berdandan apa-apa.
Tidak bisa dipercaya, Zoya kini akan menikah. Dia terus menatap dirinya di cermin. Berusaha menyadarkan dirinya kembali tentang keputusan yang saat ini dia ambil, apakah ini benar?
Zoya menghela napasnya berkali-kali, tapi kalau sudah sejauh ini mana bisa dia berubah pikiran. Dia hanya berusaha untuk tetap percaya kalau semua ini memang sudah digariskan untuknya.
Selesai make up dan memakai kebaya putihnya, Zoya menatap ke arah cermin. Dia tidak pernah menyangka akan memakai kebaya putih begini di usianya ke 25 tahun. Dia pikir, setelah lulus kuliah dia bisa menjadi wanita karier, tapi sepertinya sudah tidak bisa.
Tiba-tiba dari belakang sana Elzard muncul dan tersenyum ke arah Zoya. Gadis itu nampak cantik, tubuhnya yang tinggi dan semampai, kulit putih membuatnya semakin cantik. Memang sedari dulu dia tidak pernah berubah, masih Zoya yang sama.
"Sudah selesai?"
Zoya berbalik dan menatap ke arah Elzard. "Udah."
Elzard tersenyum kembali lalu mengulurkan tangannya pada Zoya. "Ayok kita berangkat."
Zoya menghela napas, awalnya dia nampak ragu, tapi perlahan dia menerima uluran tangan dari Elzard dan mengikutinya ke luar rumah. Dalam setiap langkahnya dia terus berdoa, karena langkahnya yang kali ini tidak main-main.
Dia menyerahkan hidupnya pada seorang pria dan itu keputusan yang sangat besar. Apalagi mereka tak direstui oleh orang tua mereka, semoga saja tidak terjadi hal yang buruk pada pernikahan mereka.
Zoya masuk ke dalam mobil, setelah itu Elzard menyusul, dia menatap calon istrinya sekali lagi. "Kamu cantik."
Zoya hanya tersenyum kecil lalu mengalihkan pandangannya ke luar jendela, dia tidak tau harus berbuat apa. Elzard terkekeh melihat itu, sepertinya Zoya masih malu-malu padanya, wajar sih dan Elzard paham itu.
Setelah memastikan Zoya memakai seatbelt-nya dengan aman, Elzard pun melakukan mobilnya dan bergegas ke kantor KUA. Mereka memakai wali hakim setelah kemarin Elzard berkonsultasi dengan orang KUA.
"Kamu gugup?" Tanya Elzard.
Zoya mengangguk. "Iya, ini pertama kalinya buat saya."
"Sama, jadi kamu tidak perlu khawatir. Kita lalui ini sama-sama dan jalani sama-sama," ucap Elzard yang kini mengusap lembut punggung tangan Zoya.
Sejujurnya, memang sebuah afirmasi positif yang dia butuhkan. Akhirnya Zoya mengangguk dan tersenyum mendengar perkataan Elzard. Ya setidaknya dia bisa tenang dari banyaknya pikiran yang bersautan di dalam kepalanya.
Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai di kantor KUA terdekat dari rumah mereka dan langsung masuk ke dalam. Ternyata semua persiapannya sudah selesai karena dibantu oleh teman-temannya juga.
Zoya dan Elzard duduk di depan penghulu dengan bermodal cincin dan satu seperangkat alat sholat. Jauh dari kata pernikahan impian mereka memang, tapi untuk sekarang sepertinya ini memang yang terbaik, karena resepsi bisa diadakan kapan saja.
Tidak mungkin mereka tinggal di satu rumah yang sama tanpa ada ikatan, selain mencegah zina, mereka juga harus tau norma, kalau perempuan dan laki yang bukan muhrimnya tidak boleh di ruangan yang sama dalam waktu yang lama.
Zoya menghela napas saat penghulu mulai mengeluarkan kalimat sakralnya. Dengan mantap Elzard menghentakkan sedikit tangannya tegas. "Saya terima nikah dan kawinnya Zoya Firstly Ananta binti Yuda Ananta, dengan mas kawin dan seperangkat alat sholat dibayar tunai."
"Bagaimana saksi? Sah?"
"SAHHH!!" Ucap mereka semua yang hadir.
Dia mulai dirapalkan mereka berdua pun menandatangani buku nikah mereka dan resmi menjadi sepasang suami istri. Hal yang tak pernah diduga, tapi akhirnya berjalan dengan lancar. Semoga kedepannya juga akan selalu berjalan dengan se-lancar ini.
Mereka berdua saling memasangkan cincin, setelah itu Zoya mencium punggung tangan suaminya, begitu juga dengan Elzard yang kini mencium kening Zoya dengan rasa bahagia. "Saya janji akan selalu membahagiakan kamu, Zoya."
Mendengar itu Zoya tersenyum dan mengangguk sekilas. Membuat perasaan Elzard menghangat karena gadis itu ternyata mau juga untuk menerimanya.
Meskipun mereka menikah di KUA, tidak lupa juga Adit yang memang seorang photographer mengabadikan setiap moment mereka berdua, tentunya bagaimana pun keadaannya ini akan menjadi hari bersejarah untuk Elzard dan harus diabadikan.
Selesai acara pernikahan mereka semua keluar dari KUA. Mereka bertiga menyalami pengantin baru itu dengan rasa bahagia seolah ikut merasakan kebahagiaan keduanya.
"Selamat woii, akhirnya resmi juga," ucap Adit.
"Selamat, Bro. Semoga apapun yang terjadi kalian harus bareng-bareng terus, samawa!" Sambung Gama.
"Iya selamat menempuh hidup baru, samawa buat lu berdua, jangan lupa bikin ponakan yang banyak, gua tunggu," ucap Gara.
"Thanks, acara ini juga gak akan berjalan lancar tanpa lu semua," ucap Elzard.
"Kalem boss, cukup traktir batagor perempatan sini aja. Gas?"
"Gas!" Ucap Elzard.
Mereka semua pun tertawa, kecuali Zoya yang nampak bingung. Jadi setelah menikah mereka makan batagor? Benar-benar pernikahan yang aneh, mana mereka tadi photo berlatarkan pohon pisang. Tapi lucu sih.
Iya di sinilah mereka sekarang, di street food yang cukup terkenal di Bali. Banyak sekali pedagang kaki lima di sini. Zoya juga menebarkan senyumnya, dia suka makanan seperti ini.
"El, saya boleh minta telur gulung?" Tanya Zoya seraya menatap ke arah suaminya.
"Mau?"
Zoya mengangguk dan itu membuat Elzard tersenyum, gadisnya ini sudah bisa mengutarakan apa yang dia inginkan, artinya Zoya sedang membiasakan diri untuk hidup bersamanya, bukan?
"Ayok." Elzard menggenggam tangan Zoya menuju penjual telur gulung.
Mereka nampak menjadi sorotan, ada juga yang mengambil potret mereka karena mengira mereka artis. Tapi tidak masalah untuk keduanya. Adit juga tidak melewatkan interaksi keduanya.
Kalau sesudah menikah biasanya diphoto di pelaminan, mereka malah di belakang pohon pisang dan juga penjual telur gulung. Nampak seperti photo prewedding, Adit sangat puas dengan hasilnya. Meskipun tempatnya bisa dibilang low class untuk ukuran pria seperti Elzard. Tapi tampang mereka memumpuni, mau di mana pun hasilnya sangat bagus menurut Adit.
Zoya tiba-tiba saja terkekeh, membuat Elzard menatap ke arah Zoya keheranan. "Kenapa kamu?"
"Engga, lucu aja sama pernikahan kita."
"Lucunya?"
"Udah nikah langsung jajan batagor sama telur gulung." Zoya kembali tertawa saat mengatakan itu, Elzard juga ikut tertawa karena menurutnya tertawanya Zoya itu menular.
"Tidak apa-apa, ini baru namanya kawin lari. Benar-benar lari." Elzard kembali tertawa dan menyelipkan anakan rambut Zoya yang menghalangi jarak pandangnya.
"Zoya, terus tertawa seperti ini untuk saya ya? Saya suka melihat kamu tertawa apalagi karena saya," ucap Elzard. Iya dia sudah lama tidak melihat Zoya tertawa selepas itu, tentu dia senang sekali.
Zoya tersenyum dan menganggukkan sedikit kepalanya. Mereka berdua saling bertatapan dan itu tidak luput dari kamera yang Adit pegang. "I try my best."
"Telur gulungnya, Mas."
Elzard menggeram pelan dalam hatinya, soalnya penjual telur gulung ini merusak suasana saja. Tapi salahnya juga sih bermesraan di tengah keramaian begini. Elzard pun akhirnya mengambil bungkusan itu dan membayarnya.
"Kita lanjutkan di rumah!"
Zoya menurut, dia menurut saja pada Elzard. Karena dia di sini juga mengikuti Elzard kan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments