After Wedding

After Wedding

Prolog

Seorang gadis nampak terburu-buru menyusuri lorong apartemen, perasaannya hari ini sudah kacau balau, tentunya di saat seperti ini yang dia cari adalah Edwin pacarnya.

Menjalin hubungan selama 3 tahun lamanya membuat Zoya selalu merasa kalau yang dia miliki sekarang hanya Edwin, hanya pria itu yang bisa dia jadikan sandaran.

Seperti biasa dia menekan pin pada smart lock door kamar itu, namun langkahnya terhenti tatkala melihat baju dan dalaman yang berserakan di mana-mana. Ruangan ini nampak berantakan. Jujur perasaannya mulai tidak enak sekarang.

Ahhh, Ed! Fasteshh ...

Arghhhtt lo enak banget akhh ...

Ouhhh empphh Ed, i like it.

Soo tight, Baby ...

Dari dalam kamar sana Zoya mendengar bunyi lenguhan yang sangat keras, dia mulai mengetahui ke arah mana ini akan berakhir, akhirnya dengan keberanian dia memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Edwin dan yang dia dapati adalah.

"Ed?" Gumam Zoya dengan nada gemetar.

Merasa terpanggil keduanya sama-sama terperanjat mendapati Zoya ada di sana. Tanpa ada sepatah kata lagi Zoya keluar dari kamar itu, dia tidak akan bisa berlama-lama di sini.

"Zoyy!! ZOYA!!" Teriak Edwin dari belakang sana, namun Zoya tak menggubris, dia sesak sekali rasanya.

"Zoy tunggu! Aku bisa jelasin!" Edwin dengan gerakan cepat menarik tangan Zoya.

Dia hanya mengenakan boxernya saat ini dan berada di lorong Apartemen. "Aku mohon dengerin dulu penjelasan aku."

Plakk ...

Satu tamparan Zoya layangkan pada pria yang saat ini berstatus sebagai pria yang amat dia cintai.

"Kita putus!" Zoya akhirnya membuat keputusan. Namun pria itu menolak, mana bisa dia hidup tanpa Zoya dalam hidupnya.

"Engga, aku gak mau! Kita bicarain ini baik-baik, Sayang aku gak mau putus." Edwin kini malah memeluk tubuh Zoya dengan erat.

Zoya tidak bisa, dia berusaha melepaskan diri dari pelukan Edwin. Dadanya semakin sesak sekarang. Pria yang dia anggap sebagai dunianya, kini malah dengan sengaja menghancurkan dunianya lagi setelah ayahnya.

"Gak mau putus katamu? Lalu ini apa sih, Ed? Kamu ini anggap aku apa?! Kamu having fun sama orang lain dan itu menjijikkan banget buat aku, Ed! Aku jijik sama kamu!"

"AKU MINTA MAAF, ZOY? APA MAAF GAK CUKUP BUAT KAMU?! Bentak Edwin seraya mencengkeram kedua bahu Zoya.

"Maaf? MAAF BUAT APA?! Kamu tau aku trauma sama ayahku sendiri yang selingkuh kesana kemari, aku benci karena aku pernah dikhianati sama cowok dan kamu datang, bantu aku buat bangkit tapi akhirnya kamu juga lakuin hal yang sama ke aku?! Kamu bercanda, Ed?" Zoya menatap Edwin dengan sendu, sungguh ini membuatnya hancur sekarang.

Tubuhnya gemetar, keringat dingin juga menjalar ke seluruh tubuhnya. Rasanya seperti tidak menapak di bumi. "Aku gak akan bisa mentoleransi soal ini karena aku benci pengkhianat, aku benci!"

Zoya menatap wanita yang kini menghampiri mereka dengan angkuh, kemudian dia kembali menatap Edwin. "Kurang ya aku buat kamu?"

"Salah kamu sendiri gak mau kasih jatah buat pacar kamu, sok suci," ucap gadis itu.

Zoya mendengar itu semakin emosi, jadi semuanya diukur dari ini? "Kamu adalah orang yang paling menjijikkan di dunia, termasuk kamu!" Tunjuk Zoya tepat di hadapan wajah wanita itu.

Zoya menggeram, namun saat dia akan menghampiri perempuan itu, seseorang menarik tubuhnya ke belakang.

Kini giliran wanita itu yang terkejut. "Elzard? K-kamu."

"Saya sudah tau semuanya, Gab dan sekarang pertunangan kita batal."

"What?! Kamu gak bisa begitu, El! Mama kamu sudah setuju dan kamu gak bisa batalin gitu aja!" Teriak Gaby seraya menggenggam lengan Elzard dengan kuat.

"Persetan, dasar wanita murahan!"

Tanpa sepatah kata pun lagi Elzard menarik tangan Zoya dan membawa gadis itu ikut bersamanya. Zoya yang saat itu sudah kacau tidak bisa berbuat banyak, dia memang hanya ingin melarikan diri dari Edwin, sungguh dia sangat membenci lelaki itu sekarang.

.

.

.

Duduk sembari menatap gedung-gedung pencakar langit malam hari, membuat Zoya semakin terbawa suasana dan menangis sejadi-jadinya.

Kurang sial apa dia hari ini, sudah dipecat dari pekerjaannya, di maki oleh ayahnya dan sekarang menemukan Edwin sedang bergumul dengan wanita lain di kamarnya. Dia merasa menjadi orang paling sial di muka bumi ini.

"Sudah puas menangis?" Tanya Elzard menatap gadis yang ada di sebelahnya.

Zoya menggeleng, tidak tau bagaimana dia harus menjelaskan perasaannya saat ini. Semuanya selalu saja terjadi secara bersamaan dan membuatnya menjadi chaos sendiri.

"I'm not okey but it's oke," lirihnya.

"Kita dalam posisi yang sama, jadi jangan mengatakan semuanya baik-baik saja. Apalagi kamu perempuan, ini pasti tidak mudah," ucap El.

"Jadi saya harus gimana?! Semuanya kacau, saya gak tau harus gimana, saya benci semua orang di dunia!"

"Kita baru mengenal dan kamu membenci saya juga? Saya juga makhluk bumi," balasnya.

Zoya menatap pria itu seraya menghela napasnya, kenapa dia malah memancing emosi ya? "Tolong banget ini saya lagi galau brutal kenapa kamu malah bikin saya emosi?!"

"Kamu pikir saya tidak galau?" Tanya pria itu seraya memajukan wajahnya tepat ke hadapan Zoya.

"Yaudah sih!" Zoya menghapus air matanya, namun sialnya malah turun lagi.

"Saya tidak pernah percaya cinta, sampai kedua orang tua saya menjodohkan saya dengan Gaby, niatnya saya ingin membuka hati tapi diselingkuhi lebih dulu.

"Gak nanya!"

"Saya memberikan informasi, saya butuh teman bicara dan ada kamu di sini. Jadi ya dengarkan saja."

"Yaudah!"

"Saya membuntuti mereka sejak lama dan sekarang klimaksnya, saya menemukan kamu yang terbakar emosi di sana, jadi saya juga ikut dan memberanikan diri untuk terlepas dari Gaby."

"Cuma orang bodoh yang tau semuanya tapi diam saja."

"Bukan bodoh, lebih tidak mau ribet dan tidak ingin ribut."

Zoya menghela napasnya, kenapa suasananya menjadi tidak jelas seperti ini? Dia terpuruk dan harus terjebak dengan pria seperti Elzard, rasanya dia jadi tidak khusuk untuk menangis.

"Daripada menangis, saya mempunyai tawaran menarik," ucap Elzard.

Zoya kembali menatap ke arah pria yang ada di sampingnya. Bertanya-tanya, penawaran apa yang ditawarkan oleh Elzard. "Apa?"

"Menikah dengan saya, Zoya."

Zoya membulatkan matanya, pria ini sudah gila, kah? Mereka baru mendapati pasangan mereka selingkuh dan dia mengajak Zoya yang baru dikenalnya untuk menikah? Sungguh gila.

"Jangan ngaco! Jangan aneh-aneh, kita baru kenal dan kita gak pernah kenal."

"Kenapa tidak mungkin? Kita menikah, setelah itu kita buktikan kepada mereka kalau kita bisa bahagia," ucapnya sungguh seraya menatap lekat pada manik mata Zoya.

Sekilas Zoya menahan napasnya, ini kondisi seperti apa sih. Dia baru patah hati tapi seseorang melamarnya. Gila!

"Saya mengajak kamu menikah dengan sungguh, bukan untuk bermain-main atau hanya balas dendam. Saya hanya lelah dengan wanita, kamu tersakiti, saya juga tersakiti, siapa tau kita akan menjadi orang yang saling menghargai nantinya?"

"Kamu gila?! Aku gak percaya cowok lagi," ucap Zoya pelan.

"Memang, mau saya buat bahagia sampai kamu juga mau gila karena rasa dengan bahagia? Saya akan buktikan kalau saya 1 dari sejuta."

Wajah itu nampak kalem tapi dalam, tatapannya dalam, membuat Zoya secara tidak langsung masuk ke dunianya.

"I'm so serious."

Entah apa yang membuat Zoya mengangguk dan itu menciptakan senyuman di wajah Elzard. Tapi yang perlu kalian ketahui adalah, Zoya saat ini benar-benar linglung.

Terpopuler

Comments

Crystal

Crystal

Bagus ceritanya, Semoga ga berhenti di tengah jalan💖

2023-02-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!