Mobil Elzard berhenti di sebuah mansion besar milik keluarga Pratama. Zoya sangat ragu untuk memasuki mansion itu, ada ketakutan tersendiri yang Zoya rasakan saat menginjakkan kaki di sini.
Mansion ini sangat besar, sedangkan dia saja baru di usir dari rumah, menjadi gelandangan dan tidak memiliki siapa-siapa lagi sekarang, menyedihkan sekali bukan? Seperti memang kehidupannya bersama Elzard berbanding terbalik.
Elzard tau tentang arti tatapan Zoya, tapi dia pasti akan berusaha sebaik mungkin untuk membuat Zoya nyaman di sini. "Jangan takut, jangan lepaskan genggaman saya dan percaya apapun yang terjadi saya akan selalu bersama kamu."
Zoya tertegun, tidak tau juga harus membalas apa. Semuanya nampak tiba-tiba dan sulit dicerna oleh pikirannya saat ini. Pintu utama terbuka, semua pelayan membungkuk saat Elzard masuk ke dalam mansion ini. Benar-benar kehidupan sebagai tuan muda sekali memang.
Tak selang beberapa lama seseorang dengan senang menyambut putranya yang sudah dia tunggu sejak tadi. "Sayang, kamu dari mana saja dan–"
"El, mana Gaby?" Tanya Risa seraya menatap tak suka pada Zoya.
"Saya sudah memutuskan hubungan dengan Gaby," jawab Elzard santai.
"Whatt?! Jangan main-main, Elzard! Acara kalian sudah diatur Minggu depan! Ow ow apa karena perempuan ini?! Perempuan–"
"Kenapa, Mi? Dia calon istri Elzard sekarang karena calon pilihan Mami itu sudah bermain dengan lelaki lain di belakang," jawab Elzard.
"Jangan sembarangan kamu, El! Gaby itu dari keluarga terpandang, dia dari keluarga terhormat!"
Risa menatap tajam ke arah Zoya. "Kamu pasti terus merayu anak saya! Dasar gadis kurang ajar! Menjauh dari anak saya!" Bentak Risa pada Zoya.
Zoya mendengar itu terdiam, dia sebenarnya bisa saja melawan tapi kondisinya sedang chaos begini. Yang ada dia malah diam dan tidak tau harus bagaimana.
"Cukup, Mi! Semua ini bukan salah Zoya!"
"Bukan salahnya, lalu apa semua ini El?! Apa yang kamu lakukan sampai kamu tega menghancurkan nama baik keluarga kita? Apa kata mama papanya Gaby?!"
"Ada apa ini?" Tanya Nugra sang Ayah.
"Ini, Pi! Elzard memutuskan hubungannya dengan Gaby hanya karena wanita ini!" Tunjuk Risa pada Zoya.
Elzard menghela napas panjang, sudah pasti ini akan menjadi keributan. Tidak enak juga kalau Zoya melihat, akhirnya dia membawa kedua orang tuanya ke ruang kerja dan bicara di sana. Sementara Zoya lemas di tempatnya. Sekarang apalagi?
Zoya berusaha menenangkan dirinya, dia bingung harus bagaimana, tidak mungkin juga dia berada di sini karena sudah jelas kalau keluarga Elzard tidak menyukainya. Perasaannya campur aduk untuk beberapa waktu, tidak tau apa yang mereka bicarakan di dalam karena cukup lama juga.
"Gak bisa, kamu gak bisa jadi sumber masalah dimana-mana, Zoya! Sekarang kamu pergi dari sini dan tinggalkan semuanya! Tekad Zoya seraya menarik kopernya.
Namun ...
"Tunggu, Zoya!" Elzard keluar dari ruangannya dan tanpa basa-basi lagi dia menarik tangan Zoya keluar.
"ELZARD PAPI BERSUNGGUH-SUNGGUH!" Bentak seseorang dari belakang.
Elzard berbalik. "Saya juga bersungguh-sungguh. Jika kalian tidak memberikan saya restu, saya akan menikah dengan Zoya dengan atau tanpa restu kalian!"
"Baik, kamu menantang Papi, El? Kembalikan seluruh fasilitas yang Papi berikan untuk kamu, keluar dari sini dan tinggalkan jabatan kamu di kantor mulai detik ini."
Elzard tersenyum pongah, setelah itu dia mengambil dompet dan menyerahkan semua nya yang ada di sana beserta kunci mobil yang sedang dia pakai. "Ini semua milik, Papi. Perusahaan, mobil, kartu dan jabatan. Saya hanya akan mengambil mobil hasil jerih payah saya sendiri. Silahkan."
Nugra tak percaya kalau putra sulungnya akan seberani ini pergi meninggalkan semuanya hanya demi seorang gadis dari kalangan bawah yang tidak jelas asal usulnya. Tidak habis pikir.
Bahkan setelah mengucapkan itu Elzard benar-benar pergi dari sana dan meninggalkan mansion Pratama. Zoya kaget? Tentu kaget, kenapa bisa Elzard meninggalkan semuanya hanya demi dirinya? Ini gila sekali, sangat gila.
Elzard memasukan koper Zoya ke dalam mobilnya, setelah mereka siap, mereka pun pergi dari mansion itu dan Zoya tidak tau akan di bawa kemana oleh Elzard.
"Kamu bercanda?" Tanya Zoya tak percaya.
"Apa saya terlihat bercanda saat ini, Zoya?" Tanya Elzard seraya melirik gadis itu sekilas.
Zoya menghela napasnya, ada perasaan aneh dengan semuanya. Dia masih tidak bisa berkata-kata dengan tindakan Elzard ini. "Kamu–Kamu kenapa ninggalin keluarga kamu hanya demi wanita kaya saya sih?!"
"Memang kenapa, kamu calon istri saya, kan?" Tanya Elzard tanpa ada rasa penyesalan sedikit pun.
"Stop!!"
"Kenapa? Ada apa?"
"Saya bilang stop, El!" Nada bicara Zoya meninggi, sungguh dia benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan Elzard pun mengikuti kemauan Zoya dan memberhentikan mobilnya.
"Ini salah, kita baru mengenal dan kamu mau menikahi saya. Oke itu masih bisa aku cerna karena aku pikir kita sama-sama patah hati sampai gak mikir panjang. Tapi ini gak bener, El. Kamu ninggalin keluarga kamu sendiri demi aku yang gak kamu kenal pasti! Kamu sadar gak sih?!"
"Saya sadar dan semua orang berhak menentukan jalan apa yang ingin mereka ambil. Saya ingin bahagia dengan kamu apa salah?" Tanya Elzard.
"Salah kalau kondisinya kaya gini! Mereka orang tua kamu dan kamu ... "
"Kamu tidak yakin dengan saya? Tidak yakin dengan semua perjuangan yang saya usahakan barusan?"
Zoya menghela napasnya, bukan seperti itu yang dia maksud. Tapi ini mengenai hubungan Elzard dengan yang lainnya. "El, tolong pahami maksud ucapan saya."
"Oke, anggap saja alasan saya meninggalkan keluarga itu di luar dari saya ingin menikahi kamu. Karena memang sejak lama saya ingin keluar dari rumah tapi belum mempunyai alasan pasti dan kebetulan sekarang waktunya tepat. Sudah, kan?"
Zoya menahan napas seraya memegang memegang kepalanya, sungguh dia pusing sekarang. Tapi Elzard seolah berpendirian tegas dan mutlak. Sekarang harus bagaimana? "Kamu cukup percaya saya, sudah saya bilang itu bekali-kali. Saya sudah berjuang demi ini, kamu tinggal nikmati dan ikuti alurnya."
"Saya gak tau, saya pusing! Tapi kalau kamu menyesal dan ingin kembali ke rumah orang tuan kamu, saya tidak akan melarang. Tolong pikirkan lagi setelah ini."
Elzard mengiyakan saja apa yang Zoya katakan, yang terpenting Zoya mau ikut dengannya dulu, urusan yang lain bisa diurus belakangan. Karena apa yang tidak bisa diatasi oleh Elzard.
"Kenapa kita ke tol?" Tanya Zoya tak paham.
"Kita tinggalkan Surabaya dan menetap di Bali."
Zoya mengalihkan pandangan pada Elzard dan membulatkan matanya. "Jangan aneh-aneh, kita kabur?"
"Ini namanya kawin lari." Elzard mengeluarkan smirknya lalu menaikan kecepatan laju mobilnya untuk membelah jalanan. "Kamu bener-bener terniat."
"Memang jadi kalau sudah berniat, jangan halangi niat saya."
Zoya terdiam, terserah Elzard saja deh. Dia juga yakin kalau setelahnya Elzard akan berubah pikiran dan kembali kepada orang tuanya, sekarang yang dia butuhkan memang ketenangan, mungkin di Bali nanti dia akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments