"Jadi kamu menerima perjodohan ini karena terpaksa," tanya Adam.
"Menurut mu aku mau menerima perjodohan ini cuma cuma." Olivia berkala pergi meninggalkan Adam.
Sambil membuang nafasnya dengan kasar, Adam kembali mengikuti Olivia, ternyata benar kesabaran nya benar benar sedang di uji sekarang ini.
Setelah Adam dengan Olivia selesai berkeliling rumah, keluarga Adam memutuskan untuk pulang, mereka pulang karena hari sudah mulai larut malam.
"Adam," ucap Ilham.
"Iya yah. Ada apa," tanya Adam.
"Kamu terlihat diam, ada masalah? Apa Olivia tidak sesuai dengan ekspetasi kamu," tanya Ilham.
"Aku diam karena fokus nyetir yah, bukan karena apa apa, lagi pula aku tidak memiliki ekspetasi apapun pada calon istri ku," jawab Adam.
"Syukurlah, ayah lega mendengarnya," ucap Ilham.
Apa yang Adam katakan memang kebohongan, Olivia jauh dari ekspetasi nya, ia memiliki ekspetasi yang besar pada Olivia. Adam pikir ia akan mendapatkan jodoh yang setidaknya sesuai dengan dirinya, tetapi ternyata tidak seusai sama sekali.
Jujur Adam suka dengan fisik Olivia tetapi ia sangat tidak suka dengan sifat Olivia. Menurutnya Olivia tidak harus sampai seperti itu kalau tidak suka dengan nya, ia juga tidak pernah memaksa Olivia untuk menerima perjodohan ini.
Sesampainya di rumah, Adam memutuskan untuk langsung istirahat di kamar.
"Ah dia cantik, tapi sifatnya tidak cantik sama sekali, sekarang saja dia sudah berani seperti itu pada ku, bagaimana kalau sudah menikah nanti," ucap Adam.
Di rumah sebenarnya Olivia sedikit kasihan pada Adam, ia tidak bermaksud membuat Adam sakit hati, tetapi ia juga tidak ingin memberikan Adam harapan padanya, ia masih ingin menikah dengan sang pacar, Olivia pikir kalau ia memperlakukan Adam dengan tidak baik Adam akan mundur dalam perjodohan ini.
"Iya dia tampan sekali, tetapi dia bukan tipe ku, aku hanya suka dengan satu pria," ucap Olivia.
Olivia memutuskan untuk menghubungi sang pacar, ia tidak ingin pusing sendiri.
"Sayang," ucap Olivia.
"Iya sayang ada apa? Kamu sudah bertemu dengan calon suami kamu?"
"Sudah, dia sangat tampan tau," ucap Olivia.
"Oh ya, berarti kamu sudah melupakan ku dong,?"
"Hahaha tidak lah, setampan tampan nya dia, kamu tetap nomor satu," ucap Olivia.
"Gombal, biasanya aku yang gombalin kamu."
"Kamu tidak masalah kan," tanya Olivia.
"Sayang aku tidak akan menghalangi perjodohan mu dengan pria itu, walaupun kamu menikah dengan pria itu aku tetap ada untuk mu."
Olivia sangat bersyukur memiliki pacar yang mengerti dirinya, hal itu membuat Olivia semakin mencintai sang pacar.
"Ya sudah, aku istirahat dulu, selamat malam," ucap Olivia.
Panggilan itu pun terputus, setelah berbicara dengan sang pacar entah kenapa Olivia merasa lebih tenang, ia langsung bisa tertidur dengan pulas.
Keesokan harinya, hari ini Adam harus kembali bertemu dengan Olivia, walaupun pertemuan pertama mereka berdua tidak berjalan dengan baik, Adam memiliki harapan kali ini mereka berdua tidak seperti kemarin.
"Kamu jam berapa ke rumah Olivia," tanya Luna.
"Nanti mah, sebentar lagi, sebaiknya aku membawa apa ya mah," tanya Adam.
"Bawa saja makanan untuk keluarganya," jawab Luna.
"Begitu ya, aku juga berpikir demikan, tidak mungkin aku datang dengan tangan kosong," ucap Adam.
"Iya sayang, nanti mamah siapkan deh," ujar Luna
"Makasih mah." Walaupun kemarin ia tidak di sambut baik oleh Olivia, Adam tetap ingin membawakan sesuatu untuk Olivia dan keluarga nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Octa Simamora
masih nyimak thor
2023-03-31
0