Hari lamaran antara Adam dan Olivia sudah datang, hari ini keluarga Adam akan datang ke rumah keluarga Olivia.
Adam sendiri sudah mempersiapkan cincin untuk lamaran kemarin malam, ia membeli cincin mahal untuk calon istrinya. Adam tidak ingin membuat orang tuanya malu jika ia hanya membeli cincin biasa, kedua orang tuanya termasuk orang yang cukup terpandang.
"Adam kok belum mandi," ucap Luna yang masuk ke dalam kamar sang anak.
"Masih jam 5 mah, kan lamaran nya jam 7 malam," ujar Adam.
"Ya tidak harus mepet juga sayang, kamu sudah dewasa masih saja melakukan segala hal mepet waktu."
"Hehehe iya mah, aku mandi sekarang, ada yang ingin mamah katakan lagi?"
"Ada beberapa hal kecil sebelum kalian menikah, mamah memiliki beberapa wejangan untuk kamu," ucap Luna.
"Bagaimana mah," tanya Adam.
"Mamah yakin kamu sudah siap untuk menjadi pemimpin rumah tangga yang baik, mamah tau kamu sudah terbiasa hidup Mandiri di luar negeri. Sekarang yang harus kamu tau, di dalam pernikahan tidak selamanya kebahagiaan, ada kalah nya masalah datang yang membuat hubungan suami istri terganggu, apalagi pernikahan kalian ini tidak di awali dengan suka saling suka, pasti banyak hal yang tidak pernah kamu duga akan datang, dan kamu harus siap untuk menghadapi semua masalah yang akan datang."
"Adam mamah minta kamu harus lebih banyak bersabar, dan mengerti istri kamu nanti. Jangan kekang dia, jika dia salah beritahu secara perlahan, jangan memaksa dia mengerti apa yang kamu inginkan. Sebenarnya banyak hal yang ingin mamah katakan pada kamu, tetapi mamah yakin tanpa mamah beritahu pun kamu pasti mengerti," ucap Luna.
Adam tersenyum mendengar apa yang mamahnya ucapkan, ia selalu menyimpan masukan dari keluarga nya apalagi sang mamah. Adam yakin apa yang mamahnya ucapkan sekarang, pasti akan berguna di masa mendatang.
"Iya mah, Adam janji akan menjadi kepala keluarga yang baik," ucap Adam.
"Bagus lah, sekarang kamu mandi, kita berangkat jam setengah 7," ujar Luna.
"Siap bos."
Di kediaman keluarga William, Olivia sedang di make up bersama dengan para sepupunya, ia sangat tidak ingin acara ini ada, tetapi sayangnya Olivia tidak bisa menghindari acara ini.
"Senyum dong."
"Mana bisa aku senyum, acara yang tidak pernah aku inginkan," ucap Olivia.
"Olivia aku dengar calon suaminya lulusan luar negeri, dia Ceo di perusahaan ternama."
"Kau pikir aku peduli, aku tidak akan peduli dengan dirinya, aku hanya peduli dengan diriku dan masa depan ku," ujar Olivia.
Mereka semua memilih untuk diam, tidak ada gunanya berbicara dengan Olivia dalam kondisi seperti ini. Mereka yakin saat menikah nanti cepat atau lambat Olivia pasti dapat menerima suaminya dengan baik.
Pukul 7 malam, Adam dengan keluarga sudah sampai di rumah keluarga Akbar, mereka bertiga di sambut dengan baik oleh keluarga Akbar.
Sebelum acara lamaran, mereka membahas pernikahan Adam dengan Olivia, kapan mereka akan menikah dan dimana mereka berdua akan menikah.
"Dia sangat tampan Olivia."
"Aku tidak peduli, aku tidak peduli dia tampan atau tidak," ucap Olivia.
"Olivia jangan begitu ayo turun." Sinta mamah Olivia membawa sang anak ke ruang keluarga untuk bertemu dengan calon suaminya.
Dengan wajah yang beta Olivia pun ikut sang mamah untuk bertemu dengan calon suaminya.
Adams sendiri sudah mencari keberadaan calon istri nya, matanya bergerak melihat satu persatu orang di ruangan itu, tetapi tidak ada wanita yang sama dengan foto yang ayahnya tunjukkan padanya.
"Itu dia, Adam calon istri mu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments