Lea pun berdiri dan masuk ke kamar mandi. Will mengetuk pintu kamar tapi tidak ada yang menjawab, dia pun dengan sabar berdiri di depan pintu kamar Lea.
Mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya, Lea mebyambar kimono handuknya dan segera keluar dari kamar mandi.
Pintu pun terbuka, Will menelan saliva-nya ketika melihat rambut Lea yang masih basah, dan wangi vanila menyeruak masuk ke penciumannya, "Susu Almondnya," ujarnya dengan berusaha tetap terdengar tenang.
"Ah iya, terima kasih," ujar Lea seraya mengambil segelas susu almond yang Will berikan.
Lea segera menutup pintu kamarnya, karena melihat Will menatapnya tanpa berkedip. Pengawal pribadi Lea itu pun menghela napas dan mengigit bibir bawahnya, lalu dia pun kembali ke kamarnya.
Keesokan harinya, berita jika pembatalan pertunangan Eddie Baker dengan Lea Atkinson sudah menyebar luas di media. Di rumah tua Atkinson. Telah ada perintah untuk membuang semua koran atau majalah hari ini. Ini semua atas perintah Nenek Atkinson, agar tidak membebani pikiran Lea. Karena semua berita itu menyudutkan cucu keduanya itu.
Lea masih berusia 20 tahunan. Lea termasuk anak yang pandai, jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan perkuliahannya. Pada saat ini Nenek Atkinson telah memberikan satu toko mainan untuk di kelola oleh Lea.
Pagi ini adalah hari pertama dia mengelola toko mainan. Pagi ini Lea memakai celana berwarna coklat susu model selutut. Memakai blus lengan pendek dengan ikatan pita di sisi lengannya. Rambut hitam panjang yang dikepang dua, tas slempang dan sepatu model datar.
Will berjalan di belakang Lea, sungguh itu terlihat sangat kontras, yang satu pria dewasa dengan aura yang sulit dijabarkan. Sementara itu si wanita dengan Aura polos, menyejukan mata bagi siapa saja yang memandangnya.
"Apa tidak sarapan dulu?" tanya Nenek Atkinson kepada Lea yang tengah datang menyapanya.
Lea menggelengkan kepalanya, "Aku akan makan di mobil saja, aku tidak ingin telat di hari pertama ku," jawab Lea.
Pelayan datang dan memberikan dua kotak bekal berisi roti sandwich dan juga susu segar kotakan, "Nona, silakan."
"Terima kasih," jawab Lea seraya memberikan dua kotak makan yang satunya lagi kepada Will.
"Nek, kami pergi dulu ya," ujar Lea.
Mereka bergegas masuk ke dalam mobil. Will meletakan kotak makan yang dia bawa dengan sangat hati-hati lalu melajukan mobilnya. Toko mainan yang dikelola Lea adalah toko pertama dari toko-toko mainan yang Grup Atkinson miliki.
Nenek Atkinson tidak pernah mau merubah design bangunan toko yang sudah ada sejak abad 18 itu. Pelayan toko, pagi ini telah berbaris menunggu kedatangan Lea.
"Selamat datang Nona," sapa pelayan toko senior.
"Terima kasih, semoga kita dapat bekerja sama dengan baik," Lea menyapa semua karyawan toko dengan sopan.
Will memperhatikan toko mainan ini, semua masih terlihat sempurna terjaga. Design eropa yang begitu kental. Serta warna warna yang pas di pandang oleh mata.
Tuan Hamish, pelayan senior toko membawa Lea ke ruangannya, "Nah, ini adalah ruang kerja Nona, meski sederhana tapi ini masih dikatakan cukup layak," ujar Tuan Hamis.
"Cukup layak, ini luar biasa," puji Lea melihat design unik ruang kerjanya itu.
Ada jalur kereta gantung di atas langit-langit ruang kerjanya. Sebuah kereta lokomotif tengah berjalan mengitari jalur itu, "Ini menakjubkan," puji Lea lagi.
"Aku senang jika Nona menyukainya," ujar Tuan Hamish dengan tersenyum penuh makna.
"Toko ini memang seharusnya di pimpin oleh orang yang menghargai dunia imajinasi anak-anak," pikir Tuan Hamish.
"Jika begitu aku akan melanjutkan pekerjaanku terlebih dulu, semua laporan yang Nona pinta sudah ada di atas meja."
"Terima kasih," ujar Lea dengan tersenyum manis kepada Tuan Hamish, lalu dia menoleh kepada Will dan berkata, "Sebaiknya kita makan pagi dulu sebelum memulai pekerjaan."
Will pun mengagguk, Lea berkata, "Duduklah," ujarnya sembari menepuk sisi sofa di sebelahnya.
Will pun melangkah duduk di sofa. Mereka mulai membuka kotak makan dan menggigit roti sandwich mereka, sambil mengunyah Lea bertanya kepada Will, "Apa kau memiliki keluarga?"
"Keluarga," ujar Will pelan.
"Iya keluarga, apa mereka tidak keberatan kau bekerja menjagaku setiap hari. Dan, mengambil banyak waktumu dari mereka," jelas Lea.
"Tidak, mereka tidak akan bisa marah kepadaku," jawab Will seraya memasukan satu gigitan lagi ke dalam mulutnya.
Lea terdiam, menghela napas lalu berkata lagi, "kau beruntung, Setidaknya mereka tidak akan pernah berlaku jahat padamu."
Lagi-lagi mata Lea memerah, teringat kejadian sebelumnya. Untuk mengalihkan perhatiannya. Lea pun memutuskan melanjutkan pekerjaannya.
"Aku sudah kenyang," ujarnya seraya menutup kotak bekal makan paginya.
Lea menghampiri meja kerjanya, dan mulai membaca laporan-laporan bisnis toko mainan, di satu tahun terakhir ini. Lea menelungkupkan kepalanya di atas meja kerjanya.
Ketika hidungnya mencium aroma coklat panas dia pun mengangkat kepalanya, dan melihat segelas coklat hangat yang baru saja diletakan oleh Will. Lea tersenyum lalu berkata, "Wah dari wanginya saja aku tahu ini pasti akan sangat enak."
"Silakan di minum," ujar Will.
Lea pun langsung mengambil gelas yang baru saja diletakan oleh Will, kedua matanya melebar begitu mencicipi coklat hangat yang Will buat, "Wah ini enak sekali, sangat, sangat enak," puji Lea.
"Aku tidak tahu sejak kapan coklat hangat di toko ini telah berubah rasa menjadi seenak ini," ujar Lea lagi seraya menyeruput coklat hangatnya lagi.
Will melirik laporan tahunan yang sedang di pelajari oleh Lea. Itu adalah laporan laba dan rugi. Ini adalah salah satu dari laporan keuangan yang melaporkan pendapatan perusahaan pada jangka waktu tertentu.
Selain menunjukkan pendapatan yang dihasilkan pada periode tersebut, biaya-biaya yang terjadi juga dicatat dalam laporan laba rugi.
Bagi investor dan analis, pendapatan dan biaya perusahaan menjadi suatu ukuran kinerja perusahaan dan sebagai komponen alat analisa keuangan pada periode tersebut.
Secara umum, perusahaan yang sudah Go-Public harus mepublikasikan kinerja keuangan mereka melalui laporan keuangan secara triwulan, kuartal, atau tahunan.
Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan transparansi bisnis kepada para pemegang saham, investor, dan kreditur.
Will menaikan satu alisnya, setelah melihat sekilas jenis laporan keuangan itu. Dia merasa pantas saja Lea sedikit bingung dengan laporan itu. Karena itu laporan keungan dengan versi berbeda.
perusahaan Atkinson merilis laporan laba rugi dengan versi yang berbeda dan lebih mendetail, ini biasanya dibuat bagi pemakai laporan keuangan khusus.
Lea melirik kepada Will, lalu meletakan gelasnya. Dia menutup laporan keuangan itu dengan kedua tangannya. Will pun memalingkan pandangannya, lalu sedikit mundur dari meja kerja Lea.
Sampai sore Lea masih berkutat dengan laporan-laporan yang ada di meja kerjanya itu. Lea melihat Will tidak ada di ruangannya dan berpikir pasti ada di luar ruang kerjanya.
Keesokan harinya dan juga hari selanjutnya Lea masih terus mempelajari laporan laporan laba rugi di dua tahun sebelumnya. Will membawakan segelas coklat hangat lagi, tapi kali ini dia memberanikan diri untuk mengatakan pendapatnya.
"Cara paling efektif menganalisis atau membaca laporan laba rugi yaitu dengan membandingkan margin suatu perusahaan secara langsung dengan margin perusahaan kompetitor dengan standar industri yang “terbaik di kelasnya."
Lea menatap Will sambil mengerutkan alisnya, "Maksudmu Mereka akan menganalisis margin pada satu periode. Tetapi tidak menutup kemungkinan mereka juga akan menganalisis tren margin dari periode ke periode,"
"Tepat sekali," jawab Will.
"Sedangkan dari sudut pandang manajemen, mereka akan fokus pada angka margin karena beberapa alasan berikut semisal, bagaimana perusahaan menghasilkan profit atau laba sesuai dengan target dan strategi bisnis yang mereka jalankan," Will menambahkan penjelasannya.
"Ya, kau benar karena Margin juga adalah indikator yang sangat sensitif dari kemampuan perusahaan untuk bersaing secara efektif dengan kompetitor dan untuk mencapai tujuan bisnis," ujar Lea menambahi perkataan Will.
"Tepat sekali, karena margin adalah indikator penting dari kinerja perusahaan karena hal tersebut mengukur pendapatan yang sesuai dengan target, strategi, dan model bisnis perusahaan," jelas Will lagi.
"Ya apa yang kau katakan memang benar karena pada dasarnya, margin laba bersih maupun kotor yang disebutkan sebelumnya juga termasuk dalam rasio keuangn."
Lea pun tersenyum senang tentang diskusi mereka sora ini, tapi lagi-lagi alisnya memgerut lalu dia bertanya, "Kau mengetahui tentang semua ini darimana?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
🍓🍓🍓
si will ini keknya jodoh yg di atur neneknya setelah kadal buntung berulah
2024-08-20
0
Khansa Rafani
tau dari pengalaman lah Lea.. hihi
2024-06-26
0
gia nasgia
jadi reunian dgn fansnya keluarga Long😍😍🤭
2023-12-23
1