HARAPAN (5)

Sehari telah berlalu sejak kedatangan mereka di pulau geranium. Tak ingin membuang buang waktu lebih banyak lagi, mereka kembali mengatur waktu keberangkatan menuju pulau Sima juga mencari lokasi dan keadaan ke tiga pilot Sima yang sebelumnya terpisah dari mereka.

"Bagaimana?" tanya Yula sambil ikut mengecek monitor yang memantau keberadaan pilot Sima.

"Masih belum..."

"Cek lokasi lainnya."

"Siap."

Yula kemudian turun dari kapal dan mendapati anaknya sedang menatap langit dengan keheranan.

"Aneh..." katanya singkat. Kemudian ia menyadari keberadaan ibunya yang datang menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Yula kepada anaknya.

"Ah bukan apa apa ... Bagaimana dengan ibu?" Tmtanyanya penasaran dengan hasil pemantauannya.

Yula menggeleng, "Tidak ada hasil..." ucapnya sangat menyayangkan saat pemantauan yang dilakukan lagi lagi tak membuahkan hasil.

"Begitu yah... bagaimana mereka sekarang!?"

"Kita hanya bisa berdoa demi keselamatan mereka."

"Yah semoga mereka baik baik saja."

......................

Di Suatu pulau yang tak jauh dari area pertempuran sebelumnya. Setelah berhasil merebut Rey yang entah akan diapakan oleh FESTUM, Kira yang menyadari bahwa ia telah terpisah dari yang lainnya memutuskan terlebih dahulu bersembunyi sebelum akhirnya kembali berkumpul.

Berdua bersama Rey juga nightmare nya yang mengalami kerusakan lumayan parah, Hanya dengan mengirimkan Tori' lah satu satunya terpikirkan cara untuk mengetahui lokasi dan keadaan dari rekan pilotnya, Ren, yang berakhir diambang kematian.

"Mohon kerja samanya ... Tori!" ucap kira seraya menerbangkan burung walet kecilnya yang bernama Tori.

Kemudian robot burung walet sarang putih berukuran kecil yang memiliki program Khusus itu menggunakan sepasang sayapnya yang indah tuk terbang tinggi melintasi sang mentari pagi. Sambil sesekali bersuara disetiap terbangnya sehingga suara itu dapat mencapai titik tujuannya.

"Suara burung..." ucapnya lemah.

Begitu Ren membuka matanya dan menyadari kegelapan ditempatnya berada, ia bermaksud menggerakkan tubuhnya namun merasa sesuatu menindihnya membuat tubuhnya terasa berat dan sulit digerakkan. Untungnya, tangannya masih dapat digerakkan sehingga ia dapat mengaktifkan sistem Seraphin' kembali. Dan ketika sistem kembali beroperasi, ia dikejutkan dengan kehadiran mahluk asing yang tadi menindihnya. Karena kepanikannya, Ren sontak mendorong tubuh itu, membuatnya terpental lalu terbentur cockpit windshield atau aircraft windshield di bagian samping kiri dari kursi pilot.

"Apa... Siapa kamu? Manusia? tidak bukan, RUNE? atau Festum?" ucapnya terburu buru seraya menjauh dari mahluk asing yang perlahan bangkit berdiri.

["Это больно, малыш!"]

["Itu sakit bocah!"]

"Tunggu... tunggu sebentar! jangan bergerak dari situ!" ucapnya guna menghentikan langkah kaki dari mahluk itu. Kemudian ia menggunakan jari telunjuknya, menunjuk kearah cockpit windshield yang berada di kanannya membuat mahluk itu memalingkan wajahnya.

"Ini dimana?" tanyanya.

["Apa kau tak mengetahuinya? Bocah..."]

"Ada bayangan sih."

"Ngomong ngomong mengapa memanggilku bocah?" tanyanya seraya melihat dengan saksama dari ujung rambut hingga ujung kaki yang mana mahluk itu jauh lebih pendek darinya.

Sesaat mahluk itu memelototinya.

["Pertama kita harus keluar dari sini..."]

"Huh... ya."

Kemudian Ren kembali duduk di kursi pilot, bersiap untuk keluar dari mulut FESTUM yang menelannya.

["Lalu dimana RUNE?"]

"Eh? Ah... disitu." Ucapnya memberi arahan.

"Tapi aku tak bisa beresonansi dengan RUNE!" Lanjutnya.

["Aku tahu!"]

"Hah?"

["Kau pikir mengapa aku disini?"]

"Aa..."

Ren berpikir sejenak, "ULAHMU TOH!!!" batinnya tiba tiba berteriak.

Begitu mahluk itu memasuki sistem Seraphin', sistem secara otomatis memulai resonansi yang seharusnya ditujukan untuk para RUNE dengan Shona nya. Dimulainya pencocokan rona (Resonansi) membuat Ren terlelap dalam tidurnya.

[STARTING THE RESONANCE]

[MEASURE RESONANCE LEVELS]

[10%]

[58%]

[72%]

[98%]

[100%]

[SUCCESSFUL RESONANCE]

...•••...

["Bocah... Hoi bocah."]

Sampai kemudian suara yang memanggilnya membuat Ren terbangun dari tidurnya dan sistem menampilkan informasi kontrak yang dibutuhkan oleh keduanya.

...•••...

[CONTRACT INFORMATION]

[RUNE: No data]

[SHONA: REN FULLBUSTER]

[Contract accepted.]

...•••...

"Informasi perjanjian? gak ada apa apanya tuh!" ucapnya setelah membaca informasi singkat dari sistem yang bahkan tak bisa dianggap sebagai informasi.

["Ayo bocah."]

"Bisakah kau berhenti memanggilku bocah!? Itu agak... ya sudahlah" Gerutunya.

"Seraphin sistem, Aktifkan." katanya.

Kemudian...

[Activates the Seraphin system]

"Argh..." tubuh Ren kesakitan menerima damage.

[WARNING!]

[THERE IS DAMAGE TO PARTS OF THE BODY]

Tubuhnya terasa berat, proses pengaktifan sistem Seraphin' membuat RONAnya tergores, keretakan yang tadinya sedikit kini melebar menghasilkan rasa sakit yang luar biasa bagi tubuhnya, bahkan mulai terlihat keretakan yang menyebar di seluruh tubuh membuat rasa sakitnya bertambah parah seolah seseorang sedang mengoyak tubuhnya dengan pisau tumpul sedang ia tak dapat melakukan apapun untuk menghentikan bahkan tak dapat lagi menahan rasa sakit yang dihasilkannya. Namun demi kembali berkumpul, ia memilih tuk menerima rasa sakitnya meski besar kemungkinan ronanya tak dapat bertahan dari kehancuran.

[System activation is not recommended]

[continue activation?]

"Yaah..." nafasnya berat. Kemudian mata yang menatap layar sistem itu perlahan tertutup. Tubuhnya yang kehilangan keseimbangan terjatuh dalam topangan mahluk Fana yang segera keluar dari layar monitor setelah melihat SHONAnya yang tak berdaya. Mahluk itu memeluk Ren, berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membiarkan SHONAnya menghilang sebelum ia mendapatkan kebenaran yang telah lama dicarinya, sebab rona itu adalah hatinya, sesuatu yang penting untuk mendapatkan kebenaran yang di diinginkannya.

[continue activation]

[Active system.]

Setelah tersadar kembali, dengan kekuatan RUNE ia melakukan regenerasi pada unitnya. Kemudian Ren mencoba tuk bersatu dengan seraphin, menganggapnya sebagai diri sendiri, itu membuatnya merasakan Lendir di mulut festum meski ia tak bersentuhan secara langsung karena berada dalam seraphin.

"Lengket, menjijikkan" pikirnya.

Ren terus berusaha menggerakkan Seraphin nya, namun lendir lengket itu sangat menyusahkan membuat gerakan seraphin terhambat. Kesal akan hal itu, Ren berteriak, dengan emosi ia mengeluarkan pedangnya, baginya dari pada bersusah diri lebih baik ia menyerang secara membabi buta, membuat mulut dan tenggorokan FESTUM itu terluka dan mengeluarkan suara jerit kesakitan yang menusuk telinga.

Suara jeritan itu tak mengehentikan Ren yang terus menghunuskan pedangnya, menambah luka berdarah yang bercampur dengan lengketnya lendir membuat hal menjijikkan jadi semakin menjijikkan. Bahkan mahluk Fana sekalipun tak tahan dengan pemandangan yang menjijikkan itu.

["HENTIKAN!"]

Teriakan mahluk itu menghentikan aksi Ren, menyadarkannya telah menjadi se-menjijikkan apa tempat itu sekarang karena ulah tak berotaknya.

Kemudian setelah mendapatkan ketenangannya kembali, Ren menghunuskan pedangnya, kini ia merobek mulut FESTUM itu dari dalam membuat jeritannya bertambah parah. Festum yang kesakitan memberikan jalan keluar untuk kembali ke atas lautan.

Segera setelah berhasil keluar, seraphin nya dihampiri oleh burung walet kecil yang telah melintasi lautan untuk mencari keberadaan seseorang sesuai permintaan tuannya. Ren yang tahu jelas mengenai burung itu mengerti maksud kedatangannya lalu menggerakkan Seraphin nya sembari mengikuti arah yang dituju oleh burung walet kecil itu.

Sembari terus mengikuti, Ren mencoba tuk berkomunikasi dengan seseorang dibalik burung walet itu.

"Itu kau kan, kira!? Kau dimana? Bagaimana dengan Rey? Apa dia bersamamu?" ucapnya melontarkan serangkaian pertanyaan yang tak Kira balas meski sedang mendengarkan, hal itu tentu saja demi menghindari mereka ketahuan oleh FESTUM yang masih mengintai mereka.

Kemudian dari kejauhan, ia dikagetkan dengan sekelompok Enhydrina' Festum berbentuk seperti ular yang memenuhi pesisir pantai pulau dimana kira berada. Festum yang berjumlah 25 ekor dengan panjang masing masing 48,5 m itu memblokir jalan masuk bagian barat pulau juga membuat Ren sulit mendekati pulau. Saat ia hendak bergerak mengambil jalan memutar, kaki seraphin nya terlilit sesuatu yang menariknya masuk kedalam air.

Rupanya itu adalah Octopoda' Festum berbentuk hewan yang memiliki 8 lengan yang melekat di bagian kepala, Festum itu tengah melilitkan lengannya pada kaki seraphin dan juga menyemburkan tinta beracunnya pada Seraphin yang berenang sembari terus menghindari semburan tinta Festum itu.

Ren men decak, "Itu akan membunuh hewan hewan laut! dasar kau monster sialan!!" Ucap Ren sembari menghunuskan pedangnya selagi ada kesempatan menyerang. Namun sulit baginya untuk menyerang dengan sempurna, karena itulah Ren berusaha keluar dari air dan memancing Festum itu mengikutinya sehingga jauh lebih mudah baginya membelah Festum itu saat tidak berada dalam areanya.

Serangan pertama Ren tidak cukup dalam. Dilanjutkan dengan serangan keduanya yang juga masih belum cukup dalam untuk membelah kulit luar Festum yang begitu keras. Di saat serangannya tak cukup kuat, mahluk itu berkata kepadanya untuk menggunakan kekuatan RUNE sebagai serangan selanjutnya.

"Yah... Aku tau!"

Lalu Ren kembali menyerang, seperti ucapan mahluk itu, kini pedangnya dibaluri kekuatan RUNE yang membuat serangannya lebih berdampak besar pada kulit luar FESTUM itu, meskipun ia masih belum dapat membelahnya, ada kepuasan sendiri dalam dirinya membuatnya yakin akan keberhasilan di serangan selanjutnya lagi.

namun, belum melayangkan serangannya, dari belakang punggungnya Ren malah terkena serangan balik dari FESTUM. Membuat seraphin nya tertangkap oleh salah satu lengan dan mengambang di udara karenanya. Disaat Ren sulit melepaskan diri, ia tak menyangka serangan lain datang dan menembus kulit luar seraphin nya, Ren merasa tubuhnya seperti ditusuk jarum raksasa meski itu tak mengenai langsung tubuhnya— Beda sejengkal sebelum jarum itu benar benar menusuk tubuhnya.

Diantara jarum jarum yang menembus seraphin nya itu, ada satu jarum yang mengincar langsung RONAnya.

"Kau mengincar RONA? Gak akan kubiarkan!" Ren kemudian menggunakan kekuatan RUNE untuk mengasimilasi (pembauran) Festum, menyebabkan Festum itu mengalami keretakan di sekujur tubuhnya dan berhasil dimusnahkan. Tentu hal itu dapat dilakukan Ren karena jarak antara dirinya dan target begitu dekat.

Tetapi asimilasi yang Ren lakukan malah menjadi perhatian Festum lain yang membuatnya meninggalkan areanya dan beralih ke arah Ren. Kepergian Festum itu memberi bantuan kepada Kira yang tak lagi dapat bertarung namun membuat Ren kewalahan menghadapi mereka.

["Salahmu menggunakan asimilasi."]

"Kau menyuruhku mati?" katanya mengingat asimilasi satu satunya jalan keluar saat itu.

Enhydrina yang kini jumlah awalnya berkurang sekitar 15 ekor, berkumpul di hadapan Ren dan menyatukan diri mereka menjadi 1 ekor dengan ukuran sepanjang 485 m.

Melihat perubahan besar itu, Ren hanya bisa terdiam, dirinya sedang berpikir keras cara tuk mengalahkan mahluk yang memiliki 15 Rona itu secara bersamaan sebab hanya dengan begitulah ia baru dapat menghancurkan Enhydrina.

Selang beberapa saat kemudian, Ren yang terus menerus melayangkan serangan, terus menerus menghancurkan rona-rona itu, pada akhirnya gagal membunuhnya. Rona yang dihancurkan satu persatu kembali utuh begitu rona lainnya dihancurkan, benar benar tak ada jalan bagi Ren untuk berkesempatan menghancurkan Enhydrina. Bahkan dengan bantuan kira sekalipun yang sesekali menciptakan momentum.

Ren kemudian mendarat di pulau, bersebelahan dengan Kira yang benar benar telah mencapai batas, sedang musuh sama sekali tak terlihat melemah.

"Bagaimana Kira? Apakah terhubung dengan pulau?" Ren bermaksud menghubungi pulau Sima disaat keduanya telah mencapai batas penggunaan rona. Mereka bermaksud meminta bantuan.

"Tidak... sepertinya ada gangguan!" Kira tak mendapatkan balasan dari pihak pulau mereka setelah 3 kali menghubungi, yang kemungkinan besar disebabkan oleh gangguan pihak lain. Kira lalu menjulingkan matanya dari layar monitor, seolah ia tahu siapa yang memutus kontak diantara mereka. Sejam telah berlalu sejak membuat panggilan dan Enhydrina masih tetap disana mencari mereka dengan melingkarkan ekornya mengelilingi pulau guna menghadang mereka kabur.

Enhydrina yang mencari cari keberadaan mereka, mengeluarkan suara, mengagetkan Kira dan Ren yang tidak mengetahui jenis lain selain FESTUM sejenis RUNE yang dapat berbicara.

["Ты здесь?"]

["Apakah kamu disana?"]

Mata Ren yang awalnya berwarna firebrick1 (#FF3030) perlahan lahan kehilangan warnanya, mengubahnya menjadi warna khas Festum yakni gold yang menandakan adanya reaksi terhadap kalimat yang dilontarkan Enhydrina. Sebelum kesadarannya benar benar memudar, Ren dengan cepat menutup sebelah matanya, mempertahankan kesadarannya dan menolak kalimat itu, Hal yang sama juga dilakukan kira.

"Kau bahkan bisa melakukan itu!? Festum!" Ren mulai emosi, sejak keluar dari pulau Sima banyak hal yang membuatnya jengkel dan lagi musuh musuhnya yang dianggap mudah oleh pilot Sima, baru mengeluarkan taringnya begitu mereka tidak di area pulau Sima.

"Kira tetaplah disini, kirimkan data baru kepada Sima. Mereka sama sekali tidak mudah!" Ren kembali menerbangkan unit Seraphin nya, dengan RONAnya yang telah mencapai batas penggunaan, Ren hanya bermaksud menjauhkan Enhydrina dari pulau.

"Pergilah setelah Enhydrina menjauh, bawa Rey dan..., tinggalkan unit Velvetnya." Ia sempat berpikir sebelum memutuskan untuk meninggalkan unit Velvet yang rusak karena akan sulit bagi Kira untuk membawanya juga. Namun ia tak mengetahui apakah ini pilihan tepat yang diambilnya.

"Anda serius? Tidak kembalilah, sangat tidak mungkin dengan rona seperti itu!" teriak kira yang akan berkali kalipun diulanginya tetap tidak direspon oleh Ren yang kian menjauh bersama Enhydrina yang mengejarnya.

["Kau serius bocah!?"] ucapnya tak habis pikir dengan pilihan Ren yang lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.

"Hey, setelah ini, bisakah kau memanggilku dengan normal? Namaku Ren fullbuster, bukan bocah! Dan siapa kau?" tanya Ren penasaran. Malah membuat mahluk itu terkekeh.

["Jika kau masih hidup."]

......................

[29 Agustus 2028]

[Pulau Sima]

Pesan panggilan yang terhambat akhirnya tersampaikan kepada pulau setelah 8 hari berlalu. Mereka yang mendengar laporan dari Kira sama sekali tak menyangka besarnya kekuatan Festum yang selama ini bersembunyi.

"Ini data keseluruhan, komandan Rui." lapornya.

"Bagaimana bisa, kekuatan mereka sebesar itu!?" ucap Rui terbelalak menyaksikan seluruh data laporan yang dikirimkan Kira dari awal hingga akhir tentang kekuatan musuh mereka yang selama ini telah menipu mereka.

["Dina..."] Tia yang berada di samping Rui melihat seseorang yang dikenalnya dahulu, yang kini telah menjadi bagian dari musuhnya. Dina, nama dari ras festum Duine' yang dulunya berteman dekat dengannya.

["Kau disana rupanya Dina..."]

......................

Enam hari sebelumnya...

[23 Agustus 2028]

[Pulau Geranium]

"Maafkan kami kerena telah merepotkan anda semua. Terima kasih atas bantuannya, kami pamit sekarang." pamitnya, Yula bersama awak lainnya kemudian menaiki garbarata pesawat, ia memperagakan sikap hormat sebagai salam perpisahan dengan penduduk pulau geranium.

Pesawat yang telah terbang mengitari lautan menuju Kira segera setelah mereka menemukan lokasinya lalu menuju ke tujuan awal yakni pulau Sima yang disebut sebut sebagai pulau Rune. Mereka pergi tanpa Ren yang tak diketahui keberadaan dan kondisinya sejak pertarungan dengan Enhydrina yang dilaporkan oleh Kira dan Rey masih dalam keadaan kritisnya.

"Bagaimana kita ke pulau itu sedang keberadaannya tidak diketahui!?" tanya salah seorang diantara mereka. Yang lainnya ikut menengok ke arah Kira sedang menunggu jawaban darinya. Kira diam sejenak. Dirinya sedang memikirkan ekspresi orang orang yang akan menyambutnya begitu mengetahui bahwasanya Ren tak lagi bersamanya. Kemudian kira menjawab di pertanyaan kedua kalinya.

"Ah. Ya, Tori, tolong!" Dia melangkah maju, meminta Tori sang walet kecil multifungsi nya segera meminta izin akses pulau Sima untuk memasuki pulau begitu tiba di lokasi. Begitu menerima permintaan— bukan perintah dari tuannya, Tori kemudian mengirimkan pesan ke ruang komando pulau untuk menerima kedatangan mereka.

Satu bulan sejak pesawat berangkat dari pulau Gera, tepatnya pada tanggal 23 September 2020, di siang hari dengan hujan deras sedari pagi, sehingga matahari tak terasa sinar dan panasnya. Bersama guntur yang datang sesekali. Festum festum pun berterbangan dari arah berlawanan kapal, mereka mengabaikan para tentara yang telah bersiap bertempur dan hanya melewati mereka begitu saja.

"Jika ini menjadi pertempuran. Tanpa unit perang. Tanpa Velvet. Tanpa Seraphin dan kurangnya personel tentara, sudah dipastikan kita akan kalah!" Kira memperhatikan Festum festum berlalu melewati kapal tanpa memerhatikan mereka sama sekali. "Syukurlah." sambungnya. Ia merasa lega dapat menghindar dari pertempuran yang merugikan pihaknya. Namun, ia juga penasaran dengan arah yang dituju Festum festum itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!