HARAPAN (4)

["Lalu mengapa kau meninggalkanku!?"] teriak anak berumur 7thn yang tak lain adalah dirinya dari masa lalunya.

Suara yang menyadarkannya dan rasa sakit yang dirasakan saat tangan itu mencengkram kuat lehernya membuatnya sulit bernafas, Rey tak tahu Anak ini melihat dirinya sebagai orang yang berbeda. Disela sela menahan kesakitan yang dirasakannya, Rey berkata dengan suara terbata bata, "Siapa... Kamu!?" namun bukan dirinya yang mencekik yang menjawab melainkan dirinya yang lainlah yang menjawabnya.

["Dia adalah dirimu..."] ucap seorang anak kecil berumur 8thn yang muncul tiba tiba dan sedang duduk menatap sebuah layar putih.

Begitu anak itu muncul lehernya tak terasa sakit lagi rupanya anak yang mencekiknya menghilang bersamaan munculnya anak kecil yang lain meskipun anak itu meninggalkan bekas cekikan yang di rasakannya saat Rey menyentuh lehernya. Rey kemudian bangun, menghampiri dirinya dari masa lalu, menatapnya sejenak lalu memalingkan wajahnya, menatap sebuah layar putih yang sama, kemudian menatap anak itu lagi.

"Apa yang kau lihat?" tanyanya.

Anak itu memalingkan wajahnya, kini kedua mata mereka saling bertemu, saling menatap. Kemudian ia berkata,

["Kita hanyalah satu manusia yang sama."]

["Apapun yang kau lihat... maka itulah yang kulihat, benarkan!"]

["Diriku..."]

dan mengakhirinya dengan senyuman.

"Kau berbeda dengan keduanya..."

Mendengar hal itu, ia terdiam sejenak kemudian menjawab, ["Karena aku ingatan yang berbeda!"]

["Tapi kami semua adalah ingatan mu."]

Ia membentangkan tangannya.

["Tempat ini juga adalah ingatanmu..."]

"Ingatan ku?"

["Benar..."] jawabnya.

Rey kemudian memalingkan wajahnya, melihat sekeliling namun hanya ada kegelapan disetiap matanya menatap.

"Hanya ada kegelapan disini." batin Rey.

["Karena ingatanmu menghilang... Tapi keretakan ronamu menghadirkan kami kembali."]

"Rona?"

Ia menyadari sesuatu ketika kata 'RONA' diucapkannya, bahkan tubuhnya diluar sana pun bereaksi terhadap hal itu.

Crack!

Suara retakan yang terdengar cukup keras itu membuat Rey memalingkan wajahnya, mencari asal suara itu namun tak juga menemukannya. Kemudian ia mengembalikan pandangannya kepada anak kecil itu, tetapi sudah terlambat, anak itu menghilang begitu Rey mengalihkan pandangannya mencari asal suara yang tak ditemukannya.

Huh... ia menghilang!? batinnya.

Kemudian Rey hendak berbalik namun ia dikejutkan oleh kehadiran sosok lain yang bukan dirinya. Sosok yang melayang untuk sejajar dengan Rey itu dengan cepat menyentil kening Rey menggunakan tangan kanannya lalu berkata, ["Забуд и спи!" (Lupakan dan tidurlah!)]

"Hah..."

Tatapannya tiba tiba kosong, meski dalam keadaan sadar, ia tak bisa mengendalikan tubuhnya, terjatuh lalu di dalam kegelapan ingatannya Rey perlahan lahan menutup matanya...

......................

["Ты здесь?"]

["Apakah kamu disana?"]

Bersamaan ucapan Duine' dan munculnya mata raksasa membuat semua sistem pertahanan di berbagai kapal perang berbunyi tak terkecuali seraphin, dan velvet yang bahkan tak di gunakan.

['WARNING!']

[SYSTEM DETECTS DANGEROUS ENERGY!]

[DEFENSE SYSTEM AUTO ACTIVATED!]

Alarm pertahanan kapal berbunyi berulang kali tanpa henti. Memperingatkan mereka akan marabahaya. Disaat semuanya bersiap akan kemungkinan terburuk melihat besarnya energi yang dipancarkannya hanya dengan berdiri dan menatap saja, namun seakan telah memenuhi tugasnya, Duine' dan pasukan utamanya mundur begitu saja meninggalkan mereka dengan hanya menyisakan sisa sisa FESTUM yang cukup mudah ditangani oleh para pengguna kekuatan RUNE. Semakin lama mereka berurusan pada FESTUM FESTUM itu, mereka semakin menyadari kemana arah yang ingin di tuju para FESTUM.

"Jangan bilang..." ucap Ren menduga duga lalu dengan cepat memutar balikkan Seraphin nya, menuju titik yang diduganya sambil menyingkirkan FESTUM yang menghalangi jalannya.

"FESTUM!!!" teriaknya geram.

Dugaannya benar, saat itu FESTUM tengah berkumpul mengelilingi kapal induk dengan dua diantaranya mencoba untuk merusak kulit kapal dimana Rey yang dalam keadaan kritis berada. Kemudian ia menambah kecepatan laju unitnya, memegang erat pedang ditangan kanannya, menggerakkan tangannya menodong FESTUM Gorila lalu menikam nya sedalam yang ia bisa, tak sampai disitu Ren kemudian mengayunkan pedangnya membuat tubuh FESTUM itu terbelah dua. Festum itu menjerit kesakitan begitu pedang membelah tubuhnya yang perlahan hancur menjadi serpihan-serpihan kristal dan menjadi celah nampaknya FESTUM lain yang berada dibalik jendela kamar rawat kapal induk.

Sosok itu tersenyum begitu Ren memecahkan lapisan pelindung kapal dan mengulurkan tangan unitnya hendak mencengkram tubuh FESTUM itu, namun, hanya dengan satu ayunan tangan dari FESTUM itu hampir membuat unit Seraphin Ren yang ukurannya jauh lebih besar, terbelah, meninggalkan luka dalam yang parah pada Ren dan bahkan kapal kapal terkena dampak serangannya, juga air laut bagian barat kota pelabuhan Paeonia yang jelas jauh dari area perang terasa dampak serangan FESTUM dengan melihat gelombang air laut yang tiba tiba berubah yang disaksikan oleh seorang pria yang merupakan salah satu dewan PBB saat ia sedang

berdiri di pinggir jembatan kapal.

"Argh..."

Seketika seluruh bagian dalam kokpit diwarnai dengan merah darah dan merah dari warna peringatan sistem.

[WARNING!!!]

[THERE ARE SERIOUS BODY WOUNDS!]

"Ugh... Berisik..." gumamnya.

[WARNING!!!]

[THERE IS DAMAGE IN 'RONA!]

[START RECOVERY!]

[58% 80% 9—]

[RECOVERY FAILED!!!]

[RECOVERY FAILED!!!]

"Apa apaan ini... Mengapa kau bisa sebesar itu FESTUM!?" gumamnya begitu melihat FESTUM dibawahnya yang sedang bersiap menyantapnya, Ren tak dapat mengendalikan nafasnya, dirinya yang kesakitan karena luka yang tak kunjung pulih juga kelelahan tak dapat melakukan perlawanan terhadap FESTUM. Diakhir akhir kesadarannya, Ren memalingkan kepalanya melihat FESTUM Human sedang melakukan sesuatu terhadap sang adik namun tak dapat menghentikannya dan begitu FESTUM Titan membuka lebar lebar mulutnya, Ren yang tak lagi dapat menahan kesadaran perlahan lahan mulai menutup matanya, dengan suara lemah, ia sempat berkata, "Sialan, lagi lagi... apakah aku... tak dapat melindunginya lagi!? Maafkan aku..." kemudian Ren menutup matanya dan FESTUM Titan itu memasukkan unit Seraphin Ren fullbuster ke dalam mulutnya.

......................

[24 Januari 2010]

[Pulau Sima]

"Mm... Dia adikmu." ucap seorang wanita sedikit ragu ragu.

"Hah..." herannya.

Dengan memegang erat bahu Rey, sekali lagi ia, seorang wanita memperkenal nya kepada anaknya.

"Seperti yang ibu katakan, ia adikmu."

"Hah... mayat hidup ini?" ucapnya tak percaya sambil mengetuk ngetukkan jari telunjuknya ke dahi Rey yang dengan cepat dihentikan oleh ibunya.

Sambil memeluk Rey dari belakang, "Apa... apa yang kau lakukan anak bodoh!!" katanya lalu menutupi dahi Rey.

"Dan juga sayang ... Rey adalah manusia, ia bukan mayat hidup!" sambungnya sembari menjelaskan.

"Ya yah... lalu apa maksudnya ia adikku?" ucapnya. Ia kemudian melirik kanan kiri lalu membisik ibunya, "bukan anak hasil hubungan gelap kan? ibu."

Seketika senyum lebar terlihat di wajah ibunya..

"Ah tidak... hanya bercanda" entah mengapa ia merasa senyuman ibunya seperti akan menerkam dirinya...

[2 February 2012]

[Pulau Sima]

Begitu membuka matanya, Ren langsung turun dari kasur namun karena keseimbangan tubuh yang tidak bagus membuatnya terjatuh. Tapi ia tak mempedulikan hal itu dan langsung berlari menuju sebuah kamar rawat. Sesampainya disana Ren membanting pintu dengan keras dan menemui ibu yang menemani Rey, adiknya.

"Bagaimana Rey... ibu!?" tanyanya terburu buru memasuki ruangan, Ren mendapati adiknya yang tak sadarkan diri dengan keretakan yang terlihat di wajah dan kedua tangannya. Ren yang melihat keadaan adiknya tak dapat menahan rasa khawatir dan rasa takut yang berlebihan membuatnya berteriak histeris sambil dibasahi air mata yang menetes dengan derasnya. Sang ibu yang melihat anaknya itu segera berlari kearahnya dan memeluknya dengan erat sambil terus meyakinkan anaknya agar tak khawatir.

Sambil memeluk erat dan menahan air matanya agar tak menetes demi menenangkan anaknya, ia berkata, "Tidak apa ... jangan khawatir, Rey akan segera bangun ... jangan khawatir nak."

Tak hanya memeluknya, sang ibu juga beberapa kali menghapus air mata dan mengucup dahi Ren anaknya, ia bahkan memaksakan dirinya tuk tersenyum kepada Ren dengan maksud menenangkannya.

Di saat itu Rey perlahan membuka matanya, memalingkan wajahnya menatap ibu dan kakaknya bahkan memanggilnya. Namun, tenaganya yang masih belum pulih menjadikan suaranya tak terdengar oleh mereka dan akhirnya Rey kembali tertidur, memasuki alam ingatannya dan berlari. Berlari menghindari kejaran sesuatu. Sesekali ia menoleh, melihat sosok yang serupa namun tak sama dengan dirinya. Memiliki wajah asing namun tak asing. Seseorang yang terlihat familiar itu, perlahan melangkah tuk menyusulnya yang sedang berusaha keras berlari menjauh. Dan semakin ia berlari, semakin tak tenang hatinya, ada perasaan takut yang membuatnya menyebut seseorang yang tak dikenalnya.

"Kak.."

"Kakak..."

"Kak Ze—"

Langkahnya terhenti saat ia menyadari sesuatu yang salah.

"Siapa?"

"Siapa itu ****?" ucapnya kebingungan.

Langkah kaki nya terhenti digantikan dengan munculnya sebuah gambaran gambaran yang tak terlihat jelas di kepalanya membuatnya sakit kepala dan terjatuh. Setiap gambar itu kemudian menjadi memicu fase penghancuran' dirinya.

"Kamu... siapa?" ucapnya. Kemudian dijawab oleh sosok yang datang menghampirinya.

"Itu aku ...." jawab **** lalu tersenyum.

"Kemari Lah ...." sambungnya dengan mengulurkan tangannya.

Rey yang tak berpikir apapun, mengulurkan tangannya mencoba tuk meraih tangan itu, namun sebelum bisa menjangkaunya, tangannya tertahan, penglihatannya tiba tiba menjadi gelap berapa kali pun ia mengedipkan matanya, menggosok matanya tetap tak terlihat apa pun bahkan anak yang mengulurkan tangan kepadanya lenyap dari penglihatannya. Dan sekali lagi saat ia mengedipkan matanya, sang ibu yang sedari tadi menunggunya sadar kembali dengan kedua tangannya yang mencengkram tangan mungil anaknya, meneteskan air mata.

"Syukurlah... Kau telah bangun." ucap ibu dan kakaknya tersedu sedu.

[12 Januari 2013]

"LALU MENGAPA KAU MENIGGALKAN KU!?" teriak anak berumur 7thn, ia dengan kuat mencengkram leher seseorang yang tak lain adalah kakaknya. Dengan terus menambah kekuatan cengkraman tangannya tanpa memberi sedikit kemudahan tuk bernafas sehingga membuat wajah sang kakak membiru. Ren yang sedang tercekik berusaha keras tuk mendorong tubuh adiknya, hingga akhirnya ia berhasil membuat tubuh adiknya jatuh, ia menyentuh lehernya, merasakan sakitnya, dan mengatur nafasnya kemudian berkata, "Tidak... aku tak meninggalkan mu!" air matanya kemudian menetes saat ia mengatakan, "Saat itu aku tak tahu harus berbuat apa."

Tangisnya tambah pecah ketika mengingat tragedi yang hampir saja merebut adiknya. Sebuah tragedi yang tak asing Dimata adiknya itu. Tragedi dimana Rey merasa bukanlah pertama kalinya ia mengalami hal itu, Diman ketika ia berhadapan langsung dengan mahluk indah juga mengerikan, Yang menyebut diri mereka sebagai FESTUM.

......................

"Komandan, Kita kehilangan kontak Pilot seraphin 'REN FULLBUSTER." lapor salah seorang awak kapal.

"Mereka juga lost kontak dengan Ren fullbuster." lapor awak lainnya.

"Komandan, Kapal induk Rey fullbuster." lapor seorang awak sembari memunculkan gambar dilayar.

"Mengapa ...."

Yula bertanya tanya, apa yang membuat para FESTUM itu berkumpul mengelilingi kapal induk yang ditumpangi Rey fullbuster. Lalu melalui layar itu kedua matanya menyaksikan FESTUM yang menatapnya balik dengan senyum tak puas di wajahnya, sebelum kemudian sayap kanan kapal induk yang ditumpangi Rey itu meledak dan keseimbangan yang rusak membuat kapal dan seluruh awaknya tenggelam.

["Неудачно, сэр! Простите меня."]

["Gagal tuan! Maafkan saya."]

"Bocah sialan..." kesalnya, ia memerintahkan para FESTUM yang masih tersisa untuk menghadirkan para manusia dan setelahnya ia pun menghilang entah kemana.

"INI MASIH BELUM BERAKHIR!" teriak Yula setelah melihat kawanan FESTUM yang kembali berpencar.

"Semuanya persiapkan serangan."

"Bertahanlah..."

Yula memberi perintah menyerang juga bertahan sebisa mungkin sambil mencoba tuk keluar dari area perang.

"Hubungi pilot seraphin yang tersisa."

"Tak terhubung ... Kita lost kontak dengan Kira Yamato!" jawab awak kapal setelah berkali kali menghubungi.

"Kenapa? dimana Kira berada!?"

"Lokasi tak diketahui! dia tak berada dalam jangkauan Radar!"

"Ren?"

"Ia sudah...."

"Hanya sampai disini kah!?" pasrahnya, Yula kemudian menutup mata.

"TIDAK ... Bukankah ada harapan? Kita akan menemui harapan itu bukan!?" ucap salah seorang dari para awak dan direspon oleh keyakinan mereka semua.

"Dasar menyedihkan..." gumam Yula.

"Mari... Kita kepulau itu, disana pasti adakan! Harapan." ucapnya mantap.

......................

[20 Agustus 2028]

[Barat Daya Laut Geranium]

[Pulau Gera]

2 bulan perjalanan menuju ke pulau Sima mereka memutuskan singgah di pulau Gera, pulau yang dikira telah mati menjadi kejutan baru bagi mereka saat melihat pemandangan menakjubkan dari pulau disana setelah mereka menyembunyikan kapal dan berjalan menelusuri hutan hingga sampai pada pemandangan itu.

"Inikah pulau Gera!"

"Benar benar indah..."

"Bagaimana bisa pulau yang telah—"

Srek

Suara yang dihasilkan dari balik semak semak itu membuat mereka berbalik waspada, menunggu sesuatu yang akan keluar dari sana. Lalu muncul lah seorang wanita dewasa yang berumur sekitaran 26 tahun dengan paras wajah indah dan tubuh yang indah sehingga dapat memikat pria manapun.

"Siapa?" tanya Yula waspada.

"Itu Pertanyaanku! Siapakah kalian?" tanyanya balik dengan nada suara yang sangat halus membuat mereka terpesona oleh suaranya.

"Aku, Gera ... Seseorang yang telah lama hidup di pulau ini! siapakah kalian?"

"Maaf berperilaku tak sopan. Saya seorang komandan Kemiliteran dari Adran, Yula Adha... salam kenal nona"

"Yula Adha ..."

"Yah ..."

"Kemari lah Yula Adha ..."

Kemudian bersama yang lainnya, mereka mengikuti langkah wanita asing itu menuju ke sebuah area perumahan. Tak disangka sangka ada banyak warga disana yang siap menyambut mereka setelah pemimpin mereka berkata akan ada tamu.

"Ini adalah suku kami... suku Geranium." ucapnya yang dilanjutkan dengan penyambutan mereka.

"Selamat datang Di GERANIUM." ucap mereka bersama sama yang didasari gerakan.

"Geranium?"

"Nama dari lautan ini..."

"Mengapa kalian semua menyambut kami?" tanya Gerard Deulofeu, salah seorang tentara.

"Gerard..."

"Ada sesuatu yang menarik diantara kalian!" ucapnya menunjuk lurus tepat didepannya. membuat mereka serentak memalingkan wajahnya lalu kembali melihat Gera.

"Apa yang menarik?" ucap Alresha' dipenuhi rasa kekesalan.

"Aa... Alresha' menarik perha—"

"Huh... Al Alresha'!"

mereka semua terkejut dengan kehadiran Alresha' yang tak seharusnya bersama mereka. Bagaimana tidak, jika Alresha' selama perjalanan berada di dalam kapal yang berbeda dari mereka.

"Kubilang apa yang menarik!!" bentak Alresha'. Ia menggerakkan giginya dan mengepalkan tangannya.

"Kamu RUNE kan? Dan lagi Kau telah berkali kali MEMBUNUH shonamu!"

"AKU TAK MEMBUNUHNYA! AKU MENYELAMATKANNYA!"

"Dengan merebut ingatan berharganya?"

"JIKA TIDAK REY AKAN MATI!"

"JIKA IYA KAU TELAH MEMBUNUHNYA!"

"TIDAK!!"

"LALU APA? KALIAN MENGHAPUS INGATAN BERHARGANYA! BERKALI KALI MEMBUAT LUPA AKAN DIRINYA!

DAN BAHKAN MENJADIKANNYA MAYAT HIDUP!... Kalau bukan kau membunuhnya, lalu apa yang kau lakukan? Apa yang kalian lakukan!?"

"Membual tentang menyelamatkan nya, namun telah membunuhnya berkali kali!"

"Aku tidak..." air mata Alresha' mulai menetes lagi. Ia yang tadinya bertengkar dan membantah perkataan Gera, pada akhirnya hanya dapat berdiri membisu mendengar semua yang dikatakan Gera. Bahkan mereka semua yang mendengarkan tercengang, benar benar terkejut akan apa yang didengarnya.

"Itu cara yang kejam untuk membunuh seseorang..."

Alresha' tersedu sedu, ia berkata, "Aku benar benar tidak bermaksud..." air matanya membasahi pipinya. Ini adalah hal yang jarang terjadi pada mahluk yang disebut RUNE kecuali mereka benar benar mencintai dan menyayangi seseorang, hingga cinta dan kasih sayang yang sangat besar itu membuat mereka terluka...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!