“안녕 하세요 여러분 (Annyeong Haseyo Yeorobun)! Perkenalkan, aku adalah Triple Kill, Band Guitarist, Lee Hyun Woo-imnida (이현우 입니다), mohon dukungannya.!”, sekarang giliran sang gitaris untuk maju ke kursi panas dalam acara talk show kali ini.
Setelah mengatakan kalimat pembuka yang kurang lebih sama dengan anggota tim yang lain, Lee Hyun Woo tidak mengatakan apa - apa lagi. Dia hanya diam mematung. Seharusnya dia yang notabene hanya duduk sendiri disana yang merasa gugup dan tertekan.
Namun, berbeda dengan vokalis Triple Kill sebelumnya, justru para writer-nim dan PD-nim yang deg- deg-an dan bingung menghadapinya.
Di belakang deretan para kru acara, anggota Triple Kill yang lain termasuk Kang Daehyun sengaja datang untuk menyaksikan anggota tim paling kaku diantara mereka. Bisa dibilang Hyun woo adalah robot. Dia bisa terlihat berbeda 180 derajat saat berada di panggung dan dunia nyata.
“Ha-ha-ha-ha-ha.”, para anggota sibuk tertawa heboh di belakang.
Mereka tidak menertawakan Hyunwoo tetapi para tim produksi yang kebingungan. Tidak seperti para tim produksi, anggota Triple Kill sudah bersama - sama setidaknya dalam kurun waktu 7 tahun belakangan. Mereka sudah paham bagaimana karakter Hyunwoo yang luar biasa introvert dan tertutup.
“Ha-ha.. Di luar ekspketasiku. Maksudku, aku sudah mendapatkan informasi dari manager kalian bahwa Hyunwoo-shi adalah yang paling sulit untuk dihadapi. Namun, aku tidak tahu kalau ternyata bisa sesulit ini. Apakah kamu tidak ada hal yang ingin dikatakan pada penggemarmu?”, tanya PD-nim yang akhirnya melemparkan fokus pada penggemar Triple Kill.
Sorak sorai penggemar semakin heboh saat Lee Hyun Woo mengarahkan pandangannya pada mereka. Meskipun Hyunwoo tak bisa mendengarkannya, tetapi dia bisa mengetahui dari gerak - gerik mereka.
Satu hal yang menjadi daya tarik Hyun woo adalah walaupun dia seperti robot, tetapi dia memiliki ketampanan yang luar biasa. Jika Daehyun terlihat seperti Tsundere, masa Hyunwoo yang usianya dua tahun lebih muda memiliki visual yang cute dengan kepribadian tertutup. Dia seperti porselen mahal yang sebaiknya memang harus disimpan agar tidak tercemar.
“Wah.. Hyunwoo-shi, penggemarmu ternyata sangat banyak sekali. Apa kamu ingin mendengarkan suara mereka?”, tanya PD-nim.
PD-nim berpikir, mungkin dengan memberikan akses suara penggemar ke dalam studio, bisa membuat suasana sedikit lebih cair. Saat ini, semua kru merasa ada angin yang sangat dingin berhembus.
“Waa…. oppaaaaa…. Hyunwoo oppa…. 잘 생겼어요! (jal saeng gyeos eoyo!).... Oppa…예쁘네요! (yeppeun-ne yo!)”, begitu akses suara dari luar ke dalam dibuka, seketika hampir semua orang disana menutup telinga mereka.
Tidak hanya jumlah penggemar yang membludak banyak, tetapi suara - suara sahutan dan yel - yel mereka menggema seolah akan memecahkan seluruh isi ruangan.
“PD-nim… Jaaa… sepertinya kita tidak bisa membuka akses suara dari luar terlalu lama, bisa - bisa studio ini runtuh.”, jawab PD-nim yang langsung menggeleng - gelengkan kepalanya.
Dia kembali mengarahkan pandangannya pada Hyunwoo dan tertawa. Seolah dalam hati dia mengatakan, ‘Harus aku apakan idol yang satu ini.’.
“Bagaimana perasaanmu dikelilingi oleh begitu banyak penggemar? Mereka bahkan meneriaki namany dan mengatakan kamu tampan.”, tanya PD-nim.
“Huft… sangat berisik sekali.”, katanya memecah tawa seisi ruangan terutama para anggota team Triple Kill.
“Waa… respon yang sangat tidak disangka - sangka. Apakah teriakan mereka membuatmu tidak nyaman.”, ujar PD-nim.
Seketika wajah penggemar dibuat kecewa.
“Tidak. Bukan seperti itu maksudku. Aku menyayangi semua penggemarku. Hanya saja, jika mereka berteriak dalam waktu yang bersamaan, aku juga kesulitan.”, kata Hyunwoo berkata jujur.
Kemudian para penggemar meneriakan, “괜찮아요 (gwenchanayo)”. Teriakan ini berhasil membuat Hyunwoo tersenyum dan sepersekian detik kemudian semua penggemar langsung berteriak histeris. Untung saja akses suara keluar sudah dimatikan.
“Ternyata kau memang national’s smile ya. Dari tadi kamu bersikap dan mengeluarkan ekspresi datar. Namun, sekali kamu mengeluarkan senyum, semua penggemarmu langsung menggila.”, jelas PD-nim.
“Okay, bagaimana perasaanmu bisa kembali ke layar televisi. Di segmen sebelumnya, Daehyun-shi sudah memberikan pendapatnya. Aku juga ingin mendengar dari sisimu.”, tanya PD-nim.
“Hm.. biasa saja. Keduanya sama - sama membuatku sibuk. Bedanya hanya jika kami manggung di luar, tidak masuk televisi. Jika kami mengikuti program Talkshow seperti ini, kami masuk TV. Bagiku keduanya sama saja.”, seketika tim produksi bisa membayangkan burung gagak yang melewati layar televisi setelah Hyunwoo menyelesaikan kalimatnya.
‘Aku ingin pulang.’, begitu kira - kira yang ada di pikiran PD-nim.
“Baiklah, kamu sudah melihat segmen kedua dalam acara Talkshow ini?”, tanya PD-nim.
“Hm ya. Aku sempat melihatnya sekilas.”, jawabnya.
“Hah, sekilas? Apa kamu tidak melihat keseluruhannya?”
“Tidak, aku harus menyelesaikan permainan gameku sebelum giliran syuting tiba.”, jelas Hyunwoo. Sebuah jawaban yang sangat tidak terduga.
Kali ini, PD-nim hanya bisa menghela nafas. Semakin lama berinteraksi dengan seorang Hyunwoo, dia menjadi semakin terbiasa dengan pria itu.
Camera, Roll, Okay, Start!
“Okay, kapan pertama kali Triple Kill debut?”, PD-nim memulai pertanyaan pertamanya setelah menjelaskan peraturannya melalui sebuah papan tulis yang ia letakkan bagian kiri tempat duduk Hyunwoo.
Pria itu tidak banyak memberikan protes. Tidak seperti respons Daehyun sebelumnya.
“Tunggu, aku ingin bertanya. Kau menanyaiku banyak hal sejak hem.. setengah jam yang lalu, apa saat itu syuting belum dimulai?”, pertanyaan yang sangat out-of-the-box saat segmen dua sudah dimulai dari seorang Lee Hyunwoo.
“Oke.. kau menanyakan itu. Baiklah, tentu saja, hal yang wajar, sangat - sangat wajar jika kamu merasa bingung apakah sejak tadi termasuk syuting atau tidak.”, PD-nim nampak tersenyum tipis sebentar. Tidak, sebenarnya dia seperti mau menangis karena ingin segment dengan Hyunwoo segera berakhir.
‘Tolong siapapun bawa Hyunwoo dari sini. Mungkin dia adalah makhluk dari luar angkasa.’, ucapnya dalam hati.
“Tentu saja, ini sudah masuk ke segmen kedua.”, jawab PD-nim.
“Oh.. lalu kenapa kamu memberikan isyarat 'Camera, Roll, Okay, Start!?’”, tanya Hyunwoo polos.
“Itu murni adalah tema dari acara Talkshow ini. Pada segment kedua, PD akan menyuarakan kalimat itu untuk memberikan semangat sekaligus penanda segment berikutnya. Ah.. aku tidak percaya aku menjelaskan ini. Tim produksi sudah membuka camera mereka sejak pertama kali, tidak, bahkan sebelum kalian datang.”, PD-nim sudah mulai frustasi.
“Aha… aku mengerti sekarang. Jadi apa pertanyaannya tadi?”, tanya Hyunwoo tanpa rasa berdosa dan wajah datarnya.
“Kapan pertama kali ‘Triple Kill’ debut?”, tanyanya kembali.
“Hem…”, Hyunwoo sedang menghitungnya dengan jari seolah itu terjadi berpuluh - puluh tahun yang lalu.
“Tujuh tahun yang lalu.”, jawab Hyunwoo kemudian.
“Tahun berapa itu?”, tanya PD-nim.
“Kau bisa menghitungnya ke belakang.”, lagi - lagi jawaban yang tidak terduga keluar dari Hyunwoo.
“Ye, ye… Baiklah. Aku akan menghitungnya. Oke… benar sekali jawabanmu.”, ucap PD-nim pura - pura antusias.
Para penggemar yang sudah mengenal bagaimana Hyunwoo sibuk tertawa sambil terpingkal - pingkal. Persis seperti apa yang dilakukan oleh anggota Triple Kill lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments