Mila terkejut sekaligus merasa senang, karena pria yang di takuti akan mengganggu proses perjodohan Leira ternyata adalah jodoh Leira sendiri. Ternyata mereka telah di takdirkan untuk bersama, ucapnya dalam hati.
"Iya, ini Alex putra semata wayang kami " jawab Jessica sambil tersenyum lembut. "Sini nak!" Panggilnya kepada Alex agar duduk di sampingnya.
Setelah Alex duduk, Wibowo pun kembali bersiap untuk meneruskan kalimatnya. "Karena anak saya sudah berada di sini, jadi kami tidak perlu berlama-lama lagi."
DEG....
Jantung Leira serasa berhenti untuk beberapa detik, dia sekarang yakin dengan arah pembicaraan yang tadi masih terlihat samar.
"Kami datang untuk meneruskan perjodohan yang di lakukan oleh kami berempat semasa dulu, antara Alex dan Leira. Berhubung mereka sudah dewasa dan kami juga ingin merasakan memiliki seorang putri di keluarga kami, maka dari alasan itulah kami datang jauh-jauh kemari. Dan kami juga meminta maaf, bukan karena tidak sopan tapi karena kami merasa memiliki tanggung jawab meneruskan wasiat sahabat kami untuk menjaga Leira dan menggantikan peran mereka sebagai orangtuanya Leira."
Mata Alex terbelalak mendengar penuturan dari Ayahnya tentang perjodohan Leira dan dirinya, dia tidak menyangka sama sekali jika kedatangannya kesini ternyata memiliki arti tersembunyi.
Hehh ... Pantas saja mamah bilang aku pasti suka jika ketemu sama Leira, ternyata ini maksudnya. Batin Alex.
Jadi, Mas Alex itu jodohnya Ara. Bagaimana ini? Aku memang merasa nyaman berbicara dengannya tapi aku juga kan tidak tahu perasaannya kepadaku. Batin Leira.
"Saya mengerti Mas." Ujar Mila menjawab perkataan dari Wibowo. "Mbak Marissa juga menitipkan hal serupa kepada saya, dia juga berpesan tentang masalah perjodohan Leira dan kami sangat senang dengan keputusan ini, kami akan menerimanya dengan senang hati. Iya kan Leira?" Ucap Mila sambil menoleh ke arah Leira.
"I-Itu." Di tanya mendadak seperti ini membuat Leira menjadi gugup karena belum menyiapkan jawaban yang tepat.
"Mah, Pah, jika Leira tidak setuju, Alex juga tidak apa-apa. Cinta kan tidak bisa di paksakan." Ucap Alex kepada kedua orangtuanya, dia sangat berharap jika Leira menerimanya, tetapi dia juga tidak ingin memaksakan kehendaknya.
"Kamu sendiri bagaimana? Mau atau tidak?" Tanya Jessica kepada Alex.
Diam-diam Leira melirik ke arah Alex dan sangat ingin mengetahui jawabannya, jika Alex menolak dia pun akan berbuat hal yang sama. Meski di hatinya sangat ingin jika Alex menerima perjodohan ini.
"Alex terima!" Ucap Alex pelan sambil menundukkan kepalanya.
"Ah sayang, kamu memang anak mamah yang paling tampan." Jessica kegirangan mendengar jawaban dari putranya.
Sementara Leira juga merasa senang dengan jawaban Alex, dia juga tidak tahu kenapa bisa merasa seperti itu. Tapi yang jelas Leira merasa bahagia, itu saja.
"Bagaimana dengan kamu, sayang?" Tanya Jessica yang menoleh ke arahnya, hingga membuat Leira menjadi tersipu malu dan menundukkan wajahnya yang memerah.
"Iya, kamu gimana? Kamu setuju atau tidak dengan perjodohan ini?" Tanya Mila yang juga penasaran dengan jawaban Leira.
Leira merasa dilema, di sisi lain dia belum siap di sisi lainnya lagi Leira sudah merasa nyaman dekat dengan Alex meskipun baru dua kali ini mereka bertegur sapa. Tapi dari perlakuan dan kata-kata yang Alex ucapkan padanya, membuat dia merasa di hargai dan di lindungi.
"Jadi, jodoh Non Ara itu den Alex?" Bi Nenah ikut nimbrung di obrolan mereka.
"Iya Bi, Alex itu jodohnya Ara yang sudah di siapkan dari dulu." Jelas Mila.
"Ohhhh ... Begitu." Kata Bi Nenah sambil menyajikan cemilan yang di bawanya, dia bukannya sengaja menguping tapi karena sedang mengantarkan beberapa makanan ringan untuk mereka. Tapi, secara tidak sengaja mendengar tentang Alex dan Leira.
"Bibi sih .... Yes!" Ucapnya lagi mengikuti trend juri di salah satu acara televisi.
Ucapan Bi Nenah mengundang gelak tawa orang di sekitarnya termasuk Leira yang sedang menunduk menjadi senyum-senyum simpul.
"Kita tinggal menunggu jawaban dari Ara Bi ...," Ucap Mila harap-harap cemas dengan keputusan ponakannya.
"Bagaimana sayang? Kamu terima Alex apa enggak?" Tanya Jessica sudah tidak sabar dengan jawaban Leira, Alex pun sama sudah tidak sabar ingin mendengarnya, tapi dia memilih untuk diam karena tidak ingin memaksa Leira.
Gayung pun bersambut, akhirnya Leira menganggukkan kepalanya meskipun tanpa bersuara, itu menandakan dia menerima lamaran perjodohan antara Alex dan dirinya. Semua orang di sana menghela nafas lega, tidak terkecuali Alex yang saat ini merasa sangat bahagia.
"Terima kasih, Leira." Ucapnya pelan yang di balas anggukkan oleh Leira, dia masih belum bisa mengangkat kepalanya karena masih merasa malu.
"Nahhh ... Karena semua sudah setuju, bagaimana kalau kita makan bersama terlebih dahulu. Bi Nenah sudah menyiapkan hidangan special buat kita semua, benar kan Bi?" Ucap Mila sumringah karena merasa lega, beban berat di pundaknya telah terangkat sedikit demi sedikit.
"Benar pisan Nyonya, Bibi udah siapin semuanya." Ucap Bi Nenah yang riweuh dengan jawabannya.
"Wahhhh ... Kebetulan sekali, kita sudah lapar ya kan mah?" Celetuk Wibowo yang di balas sikutan oleh istrinya. "Jangan malu-maluin pah!"
"Tidak apa-apa Mbak ... He-he." Mila terkekeh melihat tingkah mesra pasangan di hadapannya.
"Ya sudah ... Mari, Mari!" Mila mempersilahkan semuanya untuk pergi ke meja yang telah di persiapkan sebelumnya.
"Silahkan Mas, Mbak, jangan sungkan-sungkan. Bi Nenah menyiapkan semuanya secara khusus untuk menyambut kedatangan keluarga kalian." Kata Mila kepada keluarga Alex.
"Terima kasih Bi ...," Ucap Jessica sambil manggut ke arah Bi Nenah.
"Masakan Bi Nenah tuh enak banget Mah, apalagi nasi uduknya ... Mantap!" Kata Alex sambil mengangkat kedua jempolnya.
"Aden bisa saja, Bi Nenah jadi malu ... He-he." Ucap Bi Nenah sambil tersipu-sipu.
"Kalau begitu, ayo kita makan. Silahkan, di cicipi Mas, Mbak dan juga Alex." Ajak Mila kepada mereka semua.
Mereka semua pun menikmati kebersamaan dengan canda dan gelak tawa, sesekali terdengar suara Wibowo yang menggoda Alex dan Leira, hingga keduanya menjadi tersipu malu karenanya.
Setelah mereka selesai dengan acara makan malamnya, tibalah saatnya untuk mereka kembali ke hotel tempat mereka menginap di Jakarta. "Terima kasih banyak ya ... Maaf kalau kedatangan kami merepotkan kalian semua." Ucap Jessica kepada Mila.
"Tidak apa-apa Mbak, sebentar lagi kan kita jadi keluarga, jadi jangan merasa sungkan seperti itu." Ujar Mila.
"Iya-ya ... Jadi enggak sabar pingin cepat-cepat melihat mereka berdua di pelaminan." Celetuk Wibowo di tengah obrolan Mila dan istrinya.
"Pahh, jangan di godain terus dong! Lihat, muka mereka berdua udah merah gitu." Ujar Jessica kepada suaminya yang terus-terusan menggoda putra dan calon menantunya itu.
"He-he-he ... Iya, iya!" Jawabnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments