Leira kini masih merasa bingung dengan keputusannya, ingin menawarkan bantuan atau hanya membiarkannya saja. Setelah dia menimbang-nimbang keputusan, akhirnya dia memilih untuk menawarkan tempat beristirahat kepada Alex, berhubung hari sudah semakin gelap tidak memungkinkan untuknya mencari penginapan dengan waktu yang cepat.
Alex pun menerimanya dengan hati yang sangat gembira karena bisa memiliki kesempatan untuk lebih mengenal Leira.
"Bi, tolong antarkan mas Alex ka kamar tamu." Ucap Leira kepada Bi Nenah.
"Baik Non ...," Jawab Bi Nenah kemudian mempersilahkan Alex untuk mengikutinya. "silahkan lewat sini den ...," Katanya.
"Iya Bi ...," Alex pun mengikutinya.
Setelah kepergian Alex dan Bi Nenah, Leira bangkit dan berjalan menuju ke kamarnya, selepas di sana dia pergi ke kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan diri, lalu berbaring di tempat tidurnya. Di sana, pikiran Leira menerawang ke obrolan dia bersama Tantenya di telpon tadi.
"Bagaimana Ra? Itu adalah wasiat ibu kamu semasa masih ada, dia sudah melakukan perjodohan ini ketika kamu masih dalam kandungan. Karena beliau sekarang sudah tidak ada lagi di dunia ini, jadi Tante yang akan meneruskan wasiatnya. Tante juga akan ke Jakarta untuk bertemu dengan calon mertua dan suami kamu di sana. See you next time ya ... Ara sayang!" Begitulah kata-kata yang di ucapkan oleh Tantenya Leira yang menyebutkan jika dia sudah di jodohkan oleh Ibunya dengan putra kenalannya itu.
Leira menarik nafas panjang, baru saja dia kehilangan kedua orangtuanya, kini sudah di hadapkan dengan beban perjodohannya. Dia pun berusaha untuk menghilangkan segala keluh kesah di hatinya dengan mendengarkan musik relaxation hingga dia terlelap sampai keesokan harinya.
...----------------...
"Pagi ...," Ucap Alex kepada Leira yang kini sedang duduk di bangku halaman belakang.
"Pagi juga ...," Jawabnya sambil tersenyum lembut ke arah Alex.
"Lagi apa?" Tanya Alex padanya. "Biasa mas, aku lagi menghirup udara pagi." Jawab Leira lagi.
"Enak ya kalau udara pagi begini, masih segar dan bebas polusi." Celetuk Alex.
"He-he ... Iya!" Jawabnya singkat.
"Oh, iya! Sebenarnya, tadi aku mau pamit. Tapi kata Bi Nenah kamunya lagi di sini, jadi ya sudah ... aku kesini deh nyusul." Jelas Alex.
"Oh, begitu."
"Iya Nona Leira ... He-he!" Canda Alex.
"He-he ...," Leira hanya terkekeh menanggapi candaan dari Alex.
"Mas-nya udah sarapan?" Tanyanya.
"Pppffttt ... Ha-ha!" Alex malah tertawa mendengar pertanyaan dari Leira.
"Lohhhh ... Kenapa kok ketawa?" Ucap Leira heran.
"Lagian kamu, nanyanya seperti itu. Nama aku itu Alex bukan mas-nya." Terang Alex tentang alasannya menertawakan pertanyaan Leira.
"Iya ... Itu maksudku." Dalih Leira kepadanya.
"Belum, aku belum sarapan Nona-nya ... Ha-ha!" Ucap Alex sambil membalikkan panggilan Leira kepadanya.
"Ha-ha-ha!" Leira pun jadi ikut tertawa karena candaan Alex. Sedangkan Bi Nenah yang sedang memperhatikan mereka dari balik jendela, jadi ikut merasa bahagia karena melihat Nona mudanya sudah mulai bisa tertawa.
"Karena mas Alex adalah tamu di rumah ini, bagaimana kalau kita sarapan bersama?" Ajak Ara.
Tentu saja Alex yang mendengar ajakannya itu jadi berbinar bahagia, dia tidak bisa menolak ajakan perempuan yang di sukainya. Ya ... Meskipun ini adalah pertemuan pertamanya, tapi entah kenapa Alex sudah merasa cocok dengan Leira.
karena memang sudah waktunya untuk sarapan, mereka berdua pun pergi ke ruang makan. Di sana, sudah ada menu yang di siapkan oleh Bi Nenah sebelumnya, ada nasi uduk, telur dadar, bakwan, tempe orek dan juga lalapan, semua menu yang di siapkan adalah menu sarapan lokal. Bi Nenah memang juaranya kalau sudah berurusan dengan masalah tentang permasakkan, soal rasa di jamin mantap pisan.
Setelah beres sarapan, Alex pun berpamitan. "Terima kasih ya, atas semuanya. Maaf kalau aku jadi merepotkan, sudah di kasih makan, minum, terus sudah di ijinkan untuk bermalam pula." Ujarnya kepada Leira.
"He-he ... Tidak merepotkan sama sekali, iya kan Bi." Jawab Leira sambil menoleh ke arah Bi Nenah.
"Iya den, malahan Bibi jadi seneng." Tambah Bi Nenah. "Kok seneng Bi?" Tanya Alex heran dengan jawaban Bi Nenah.
"Ya ... Seneng! Non Ara jadi ada temennya." Celoteh Bi Nenah yang membuat Ara jadi tersipu.
"Ohh, gitu ...," Alex baru mengerti maksud perkataan dari Bi Nenah. "Kirain, Bibi naksir aku ... Haha!"
"Aduhhh si aden kok bisa-bisanya bicara seperti itu, kalau Bibi naksir atuh masa iya enggak ingat umur, den-aden ... Hi-hi!" Balas Bi Nenah sambil terkikik geli menanggapi candaan Alex, Leira pun jadi ikut tertawa melihat kelakuan mereka berdua.
"Iya! Iya! Maaf deh Bi ...," Ujar Alex lagi sambil berjalan menuju halaman di ikuti Leira dan Bi Nenah yang mengantarnya sambil menunggu mobil jemputan.
"Nahhhh ... Tuh mobilnya datang." Seru Alex ketika melihat taxi pesanannya sudah tiba di depan gerbang. "Aku pamit ya ... Leira, Bi Nenah." Pamitnya.
"Iya ... Terima kasih ya atas kedatangannya, nitip salam buat Tante Jessica dan Om di rumah."
"Iya! Pasti aku bilangin, Mama pasti senang dengarnya." Ucap Alex lagi sambil membuka pintu belakang taxi. "Ya sudah, aku pergi dulu!"
"Bye-Bye ...," Teriaknya sambil melambaikan tangan di jendela taxi yang di balas lambaian tangan oleh Leira dan Bi Nenah.
Setelah taxi berbelok di pertigaan dan tak terlihat lagi dari pandangan, Leira dan Bi Nenah pun kembali berjalan memasuki halaman rumah.
"Non!" Panggil Bi Nenah. "Iya Bi ...," Jawab Liera.
"Den Alex itu lucu yah." Kata Bi Nenah.
"Lucu bagaimana Bi?" Tanya Liera datar.
"Ya lucu aja gitu Non ... pakaiannya keren, terus wajahnya ganteng, tapi dia enggak sombong." Jelas Bi Nenah.
"Leira ngerti maksud Bibi." Ucap Leira sambil mengangguk. "Bibi bilang begitu karena mas Alex suka bercanda kan? Tidak seperti penampilannya yang seharusnya kalem itu ... Iya kan?"
"Iya, itu dia maksud Bibi Non ... Hi-hi." Kata Bi Nenah sambil terkikik geli.
Leira hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Bi Nenah, dia tidak merasa marah atau pun kesal dengan setiap perkataan dan perlakuannya. Dia sudah menganggap Bi Nenah seperti keluarganya sendiri.
Ketika sudah berada di dalam rumah, Leira pun berjalan mendekati rak buku yang beberapa hari ini selalu dia abaikan, buku yang terus menemani dirinya menghabiskan hari-hari yang panjang. Karena kecintaannya itu, Leira bahkan memiliki beberapa jenis Novel yang di bawa khusus oleh Ayahnya ketika pulang bertugas dari luar kota. Sang Ayah tahu akan kegemaran putrinya mengoleksi buku-buku seri Novel keluaran terbaru ataupun lama, dari yang Romansa, Fantasi, bahkan bergenre Horor Komedi pun Leira punya. Maka dari itu, Ayahnya membuatkan Leira rak khusus untuk menampung semua koleksi bukunya.
Mengingat akan hal itu, Leira tak kuasa menahan buliran airmata di kelopak matanya, kerinduan kepada kedua orangtuanya menjadi semakin dalam ketika melihat barang-barang miliknya yang di berikan oleh orangtuanya.
"Ayah, Ibu ... Ara kangen." Ucapnya perlahan sambil meneteskan airmata yang sudah tak terbendung lagi jumlahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments