Mila sudah selesai mengganti bajunya, dan dia kini sedang menikmati secangkir teh di ruang tengah bersama Alex yang duduk di sebrang meja.
"Kamu kerja di mana Lex? Tanya Mila kepada Alex, dia langsung menanyakan masalah kerja karena dari penampilan Alex yang memakai stelan jas terlihat jika dia adalah pria yang sudah berpenghasilan.
"Saya kerja sebagai staff di sebuah perusahaan di Kota Surabaya Tante." Jawabnya kepada Mila, dia memang sudah di beri kepercayaan mengurus cabang bisnis milik pak Wibowo.
"Oh ... Begitu." Mila manggut-manggut mendengar jawaban Alex.
"Iya Tante!" Jawab Alex lagi menambahkan, setiap dia berbicara atau menjawab pertanyaan dari Mila, Alex selalu terlihat sopan di mata Mila.
"Orang tua ka- ...," Sebelum Mila menyelesaikan pertanyaannya, terdengar suara ribut-ribut dari arah dapur.
"Aagghhh ... Awas! Awas!"
Mila bangkit dari duduknya, ketika melihat Bi Nenah yang sedang berlari ke arahnya. "Ada apa Bi, kok ribu-ribut?"
"Itu, Nyonya ... Anu." Jawab Bi Nenah gak jelas.
"Anu apa Bi, bicara yang jelas." Ucap Mila.
Leira juga ikutan cemas melihat Bi Nenah seperti itu. "Tenang Bi! Tenang!" Katanya sambil memeluk Bi Nenah dan mengelus bahunya. "Coba Bibi jelaskan pelan-pelan, ada apa?"
Bi Nenah menarik nafas terlebih dahulu lalu menceritakan masalahnya. "Pipa di dapur bocor Non, airnya tumpah kemana-mana Bibi sama Lilis sudah mencoba menutupnya tapi malah makin besar semburannya."
"Oh gitu, kirain ada Bom meledak Bi ... He-he." Ujar Mila malah menggoda Bi Nenah tanpa merasa terganggu dengan masalah pipa.
"Biar Leira telpon tukang pipa dulu ya ... Bibi jangan panik!"
"Maaf Tante, Leira, kalau boleh ... Biar saya saja." Ucap Alex menawarkan bantuan.
"Kamu bisa, Lex?" Tanya Mila.
"Saya coba Tan, mudah-mudahan bisa." Jawabnya.
"Tentu saja boleh dong, malah kita bersyukur ada kamu di sini." Ujar Mila. "Ya sudah kalau begitu, Bi tolong antarkan Alex kesana."
"Iya-iya, mari den." Kata Bi Nenah mempersilahkan Alex untuk mengikutinya.
Alex pun pergi bersama Bi Nenah untuk memperbaiki pipa yang bocor, sementara Mila mengajak Leira untuk tetap mengobrol bersamanya.
"Kamu kelihatannya suka sama Alex, Tante benar kan Ara?" Tanya Mila mengawali obrolannya.
"Enggak kok Tan, itu perasaan Tante saja." Jawab Leira mengelak, padahal di dalam hatinya masih bimbang antara iya dan tidaknya.
"Tante bisa menilai dari perubahan air muka kamu, kelihatan banget kalau kamu nyaman berdekatan sama Alex. Lagian Tante tahu sifat kamu seperti apa, jadi kamu gak bakalan bisa bohongin Tante." Jelas Mila yang memang mengerti dengan sifat ponakannya ini. Leira tuh enggak pernah akrab sama orang apalagi orang asing seperti Alex yang baru ketemu beberapa kali.
"Leira merasa kalau Alex itu orang baik, itu saja Tan." Ucap Leira singkat.
"Ya baguslah, kamu pasti tahu alasan Tante bicara seperti ini." Ucapan Mila menyiratkan jika Leira harus waspada dan menjaga jarak dengan Alex karena perjodohannya sudah di tetapkan.
"Iya Tan." Leira mengangguk tetapi di dalam hatinya terasa kepedihan yang tak tahu kenapa.
Beberapa menit kemudian, terdengar suara mobil masuk ke dalam halaman. Mila pun segera bergegas keluar menyambut kedatangan tamu istimewanya, sementara Leira hanya duduk diam di kursinya.
"Ayo mbak, silahkan masuk." Suara Mila terdengar oleh Leira dan dia pun langsung berdiri dari duduknya. Dengan rasa cemas, dia menantikan calon mertuanya memasuki rumah.
"Baik! Baik! Terima kasih ya, atas penyambutannya." Ucap suara seorang wanita yang di panggil mbak oleh Mila, suaranya lembut dan juga terdengar ramah.
Deg... Deg... Deg...
Jantung Leira memompa lebih cepat, dia seperti mengenal suara perempuan yang berbicara tadi. Dia semakin tidak sabar ingin bertemu dan mengetahui orangnya.
Tap-tap-tap....
Suara langkah kaki mulai mendekat, Leira menjadi semakin gelisah di buatnya. Dalam hati dia mulai menebak-nebak tentang identitas perempuan yang sebentar lagi akan jadi mertuanya.
"Hallo!" Ucap seseorang dari arah pintu, Leira pun menoleh dan terkejut melihat orang yang baru saja menyapanya.
"Tante Jessica!" Pekiknya merasa terkejut dengan kemunculan sahabat ibunya tersebut.
"Iya sayang, ini Tante." Ucap Jessica sambil merentangkan kedua tangannya.
"Tante!" Leira langsung berlari ke arah Jessica dan memeluknya.
"Apa kabar sayang? Maaf ya Tante baru bisa datang hari ini." Ucapnya lembut kepada Leira yang kini sedang menangis dalam pelukannya.
"Um!" Leira mengangguk dan mengusap airmatanya. "Tidak apa-apa." Katanya.
Mila yang menyaksikan keponakannya sedang memeluk tamunya itu pun ikut meneteskan airmatanya, dia merasa terharu dengan pemandangan yang ada di depannya.
"Ini yaa ... Yang namanya Leira!" Pria yang baru muncul di pintu langsung membuka suara.
"Om!" Ucap Leira sambil mengulurkan tangan untuk mencium tangan Wibowo yang baru masuk.
"Sudah besar ya ... Bagaimana kabarnya?" Wibowo berbasa-basi.
"Baik om, silahkan masuk. Sebentar, Ara panggil Bi Nenah dulu untuk buatin minum." Sapa Leira.
"Ahh ... Santai saja, nanti merepotkan." Kata Wibowo yang di sambung lagi oleh istrinya. " Iya sayang, nanti saja." Tambah Jessica.
"Sudah, tidak apa-apa kok mbak." Kali ini Mila yang membuka suara. "Kamu suruh Bi Nenah siapin minumnya ya ...," Ucapnya sambil menoleh dan berbicara kepada Leira.
"Baik Tante!" Balas Leira, lalu pergi untuk memberitahu Bi Nenah.
"Mari! Mari! Mbak, mas silahkan duduk." Ajaknya kepada sepasang suami-istri itu.
"Baik ... Terima kasih!" Balas Jessica dengan tangan menggandeng sang suami.
Setelah mereka semua duduk, Leira pun datang membawakan minuman sendiri karena Bi Nenah masih sibuk membantu Alex dan dia tak tega untuk mengganggunya.
"Lohh ... Bi Nenah masih sibuk?" Tanya Mila.
"Iya Tan, Bibi masih belum beres." Balasnya sambil menyajikan minuman di atas meja.
"Maafkan Tante yah sayang, Tante jadi ngerepotin kamu." Ujar Jessica merasa tidak enak hati dengan Leira.
"Tidak apa-apa kok, silahkan di minum Om, Tante." Jawabnya ramah.
Mereka pun menyesap teh yang di sajikan oleh Leira, setelah meminum beberapa teguk Jessica menaruh cangkirnya dan melirik ke arah suaminya sebagai tanda memulai pembicaraan.
"Begini ...," Ucap Wibowo di awal pembicaraannya. "Maksud kedatangan kami datang kemari, pertama-tama ingin mengucapkan bela sungkawa atas kejadian yang menimpa Mas Crish dan Mbak Marissa. Dan yang kedua ...," Ucapan Wibowo berhenti untuk sementara.
Leira menunggu ucapan lanjutan dari maksud kedatangan kedua orang yang dekat dengan ibunya itu dengan cemas, dia sudah bisa menebak maksud dan tujuan mereka. Tapi dia belum yakin karena siapa tahu ada maksud lain di belakangnya.
Wibowo menarik nafas pelan sebelum melanjutkan kata-katanya." Yang kedua adalah-."
"Mah! Pah! Kalian sudah datang?" Alex yang baru menyelesaikan pekerjaannya membantu Bi Nenah pun segera kembali ke ruang tengah, begitu mendapati kedua orangtuanya sudah berada di sana dia langsung mengeluarkan suara untuk memanggil mereka.
Wibowo menoleh ke arah putranya, pembicaraan yang tadi terpotong pun tidak dia lanjutkan. Dia malah menyuruh putranya untuk mendekat ke arahnya. "Kemari!" Panggilnya.
Mila yang baru tahu jika Alex adalah putra dari pasangan tamunya ini langsung berseru karena rasa terkejutnya. "Alex!"
"Jadi-jadi ...," Ucap Mila gugup. "Jadi Alex itu putra kalian?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments