Mobil yang mereka tumpangi pun terus berjalan membelah jalanan, namun pandangan Jessica masih kosong melamun menatap jalanan dari jendela. Hening, itulah yang bisa mendeskripsikan suasana kali ini.
Beruntung lokasi yang mereka tuju tidaklah jauh, tak perlu menunggu lama lagi mobil pun berhenti tepat di depan rumah yang besar nan mewah.
"Lah, kok tiba tiba berhenti?" Jessica terhenyak saat mobil tiba tiba berhenti, lamunannya pun buyar karena itu. Netranya menatap sekitar sambil mengerenyitkan kening. Asing, itu yang Jessica rasakan.
Sementara Bagus sama sekali tidak peduli dengan raut muka Jessica yang terlihat bingung, dia membuka pintu mobil. Sebelum benar benar keluar dari mobil, Bagus menoleh menatap Jessica lalu berkata, "Kamu mau keluar, apa mau tetap disini?"
Jessica tak langsung menjawab, ingatannya kembali pada kejadian beberapa menit yang lalu. Yap, kejadian menyebalkan saat Bagus menanyakan makan kepada supir, yang membuat Jessica harus menahan malu serta kesal secara bersamaan.
Karena masih kesal Jessica pun menatap Bagus sinis. "Kamu tanya ke aku?" tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri, mukanya masam dengan mata setajam elang.
Bagus menghela napas kasar, lalu tersenyum tipis. "Ya kamu lah, sayang," ucapnya lembut.
Damn it! Perkataan Bagus barusan bisa saja membuat gadis manapun melayang, suara deep yang lembut disertai senyuman manis mampu membuat Jessica terdiam seribu bahasa. Seketika dia lupa jika sedang kesal dengan pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu. Lagipula ini kali pertama ada seseorang yang memanggil Jessica dengan sebutan 'sayang', maklum saja Jessica adalah jomblo karatan. Tidak pernah menjalin hubungan dengan lelaki manapun sebelumnya, bukannya tidak laku, hanya saja Jessica tidak berminat.
'Jangan baper, Jessica. Apa apaan sih!' batin Jessica menjerit.
Tak ingin terlihat baper, Jessica pun mengubah raut mukanya seperti semula. Lalu berdehem singkat sebagai respon.
Mereka berdua pun keluar dari mobil bersamaan, berjalan beriringan masuk ke rumah mewah itu.
Jessica yang sama sekali tidak tau maksud dan tujuan mereka disana, akhirnya memutuskan untuk bertanya. "Mau kemana kita, mas?" tanyanya menaikkan alisnya sebelah.
"Ya masuk rumah lah," jawab Bagus tanpa menoleh sama sekali, dia melenggang pergi masuk terlebih dulu meninggalkan Jessica begitu saja.
Tak mau tertinggal, Jessica pun berlari kecil mengekor di belakang Bagus. Pandangannya masih mengedar di seluruh penjuru rumah, sangat besar dan mewah bagi Jessica.
"Ini rumah kamu, mas?" Jessica kembali bertanya setelah menjajarkan posisinya dengan Bagus.
"Bukan."
Jessica kembali mengerenyitkan kening, jika bukan rumah Bagus lantas rumah siapa? Pikir Jessica.
Bagus berhenti sejenak, menoleh menatap Jessica dengan raut muka datar nya. Lalu berkata, "Rumah kita." Setelah mengatakan itu Bagus pun berlalu lagi meninggalkan Jessica.
Senyum tipis terbit di wajah Jessica, tak menyangka jika Bagus bisa mengatakan hal romantis itu. "Hmm lumayan romantis sih ni orang, susah ditebak. Kadang ngeselin kadang juga bikin senyum sendiri huh!" gumam Jessica menghela napas panjang.
Setelah mengetahui jika Bagus dan Jessica sudah memasuki rumah, para pelayan menyambut mereka. Terhitung ada empat orang pelayan yang menyambut mereka, Jessica pun berdecak kagum melihat itu. Apalagi melihat seluruh penjuru rumah yang terkesan mewah dan interior yang tidak murah tentunya.
"Silahkan." Salah satu pelayan itu mempersilahkan keduanya untuk menuju ke meja makan, badannya membungkuk memberi hormat.
Jessica pun tersenyum sebagai respon, berbeda dengan Bagus yang tampak biasa saja. Tanpa mengatakan sepatah kata apapun, mereka berdua menuju ke meja makan yang sudah ada banyak makanan tersaji di sana.
"Kamu makan saja dulu, aku mau ke kamar bentar," perintah Bagus.
Jessica pun berfikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk tanda setuju.
Setelah mendapatkan persetujuan Jessica, Bagus pun berlalu menuju kamarnya. Meninggalkan Jessica sendirian di ruang makan, apalagi ke empat pelayan tadi sudah meninggalkan ruang makan sembari tadi. Jadilah Jessica sendirian seperti seorang yang kesepian.
Jessica tetap diam di meja makan, dia hanya melihat makanan yang tersaji di meja makan itu. Tetapi dia tak kunjung memakannya, walaupun cacing di perutnya sudah mulai berdemo minta makan. Entah kenapa Jessica ingin menunggu dan makan bersama Bagus.
"Rasanya gimana ya, makan bersama suami. Pasti lebih nikmat," gumam Jessica sambil tersenyum simpul membayangkan jika keluarganya akan menjadi keluarga bahagia suatu saat nanti.
Jam terus bergulir, dan Jessica pun masih setia menunggu sang suami untuk makan bersama. Namun jam sudah menunjukkan pukul 04.00 sore, dan Bagus belum memunculkan batang hidungnya. Netra Jessica terus menatap ke arah jam sesekali melihat ke arah tangga, berharap Bagus segera muncul dari sana. Tangannya mengetuk meja beberapa kali. Bosan? Tentu saja, terhitung satu jam semenjak Bagus izin untuk ke kamar sebentar. What the hell! Jessica harus tabah menunggu satu jam padahal perutnya sudah lapar, apalagi dirinya belum ganti baju. Yap, baju pernikahan yang sangat berat dan menyiksa dirinya. Terlebih make up yang masih menempel di wajahnya membuatnya risih.
"Huh kenapa lama sekali sih!" gerutu Jessica sudah mulai kesal. Karena geram, Jessica pun berinisiatif untuk menyusul Bagus ke kamar, garpu yang semula dia pegang dia letakkan di meja dengan kasar. Kemudian bangkit dari tempat duduknya dan mulai berjalan menuju kamar Bagus, sebenarnya Jessica tidak tau tempatnya. Namun dia mengikuti saja dimana tadi Bagus pergi.
Setelah berputar putar di seluruh penjuru rumah, akhirnya Jessica menemukan satu kamar yang belum dia cek. Apakah bagus ada disana atau tidak.
"Semoga saja dia ada disini."
Ceklekk...
Jessica membuka knop pintu di depannya, membukanya perlahan tanpa mengetuk ataupun izin dulu. Toh Bagus bilang ini juga rumahnya, jadi tidak perlu meminta izin untuk membuka ruangan itu.
"Aaaaaaaaa!" Saat pintu terbuka lebar, Jessica sontak berteriak lantang sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Bagaimana tidak, tepat di depan matanya. Jessica melihat suaminya sedang tidur terlantang di atas kasur tanpa memakai sehelai baju dan hanya memakai boxer pendek, tangannya sibuk dengan game di ponselnya.
Bukan hanya Jessica yang terkejut, melainkan Bagus pun terkejut dengan suara teriakan Jessica. Sontak Bagus terhenyak dan mengubah posisinya menjadi duduk. Matanya memicing kearah Jessica. "Ada apa?" tanyanya santai tanpa dosa.
Jessica merotasikan kedua bola mata malas, menujuk badan Bagus dengan jari telunjuknya. Matanya masih terpejam erat. "Pakai dulu bajumu!" sentaknya ketus.
Bukannya Jessica lebay, hanya saja dia belum terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Karena sebelumnya tidak pernah mengalami momen seperti itu, sangat wajar jika reaksi Jessica berlebihan.
Bagus yang mengerti segera mengambil kaos yang tidak jauh dari jangkauannya, lalu memakainya dengan cepat. "Sudah, buka matamu," ucap Bagus.
"Udah beneran? Jangan bohong kamu!" sarkas Jessica masih menutup matanya.
Bagus jengah, lalu kembali menyahut, "Iyaa sayang, buka saja matamu."
Awalnya dia tidak yakin, namun akhirnya Jessica menurut dan perlahan membuka matanya. Hembusan napas lega terdengar darinya, entahlah Jessica hanya belum terbiasa saja.
"Sudah kan? Sekarang katakan, ada apa?" tanya Bagus lagi.
Jessica kembali kesal karena mengingat dirinya sudah menunggu Bagus cukup lama, sedangkan yang di tunggu enak enakan bermain game dikamar? Sungguh Jessica tidak tau jalan pikiran Bagus.
"Heh! Kamu gimana sih, aku udah nunggu dari tadi di meja makan. Kamu malah asik asikan main game disini?"
Bagus mengerenyitkan kening bingung, tidak mengerti dimana letak kesalahannya. "Loh kalau kamu laper ya makan aja duluan, ngapain nungguin aku?" sahutnya tak berdosa.
Jessica menganga di tempatnya, entah Bagus tidak peka atau memang tidak mau makan dengannya. Intinya Jessica sangat kesal sekarang, bayangkan saja dia sudah rela menunggu dan jawaban Bagus seperti itu? Jika bukan suaminya, sudah bisa dipastikan Jessica akan melemparnya ke amazon.
"Bodo amat lah! Terserah kamu!" Jessica pergi meninggalkan kamar itu dengan rasa kecewa dan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Sely Ina
ga kebayang marah,jengkel emosi tingkat dewa deh ...nunggu orang yg tunggu ga tau diri kebangetan emang si bocil
2023-02-10
1