Chapter 4

Baju pengantin segera ia buka, perlahan Jessica menyisir rambut dan menghilangkan make up yang sejak kemarin belum ia bersihkan.

Ia termenung di depan kaca kamar mandi itu, "kira kira aku di apa apakan nggak ya sama dia? Bodoh sekali, masa nggak bangun sama sekali."

"Tapi mau gimana lagi, memang seharusnya aku merelakan seluruh tubuhku untuk suamiku, ih! Kenapa sih aku harus nikah sama orang seperti dia?!"

Lama ia termenung memandang kaca itu, hingga akhirnya terdengar gedoran Bagus dari luar, "woy! Antri woy! Jangan tidur di situ woy!"

"Iya iya bentar!"

"Huh!" Jessica menghela nafas panjangnya.

Shower pun akhirnya ia nyalakan, air hangat mulai mengalir ke seluruh tubuh Jessica.

Sampai di sini di skip aja ya, terlalu fulgar, nanti ada yang tegang lagi, hehe, ya maaf.

Oke lanjut.

Setelah beberapa lama akhirnya Jessica keluar dari kamar mandi, dan Bagus sudah tampak menunggu, "nanti habis ini kita pergi ke rumah ayah," "Iya," jawab Jessica cuek.

Bagus segera masuk ke kamar mandi itu, sementara Jessica ganti baju.

Perlahan jendela kamar ia buka, di sana ia menghela nafas panjang nya, memandang kearah luar, yang membuat pikiran nya terbuka, "betapa beruntungnya aku, di luar sana masih banyak orang orang yang lebih susah dariku," gumamnya.

Memang begitu pola pikir Jessica, ketika memandang suatu pencapaian ia selalu memandang ke arah orang orang yang ada di atas nya, supaya ia bisa lebih keras berusaha, namun ketika ia memandang tentang sebuah kenikmatan, ia selalu memandang ke arah orang orang yang masih berada di bawahnya, supaya ia mudah bersyukur dengan apa yang ia punya, dan tidak iri dengan orang lain.

Beda dengan kita, yang selalu ingin hidupnya lebih nikmat dari orang lain, hehe.

Padahal kunci nikmat itu satu, tidak melihat kenikmatan orang lain.

Kok jadi ceramah agama gini ya, hehe.

Udah lah.

'Kruk' perut Jessica bersuara, yang menandakan dirinya lapar.

Ia pun memegangi perutnya dan berjalan keluar menuju meja makan, "semoga saja ada makanan yang bisa dimakan."

"Akhirnya ada makanan." Gumamnya ketika melihat makanan yang sudah ada di meja makan.

"Aku makan dulu apa nunggu mas bagus ya? Makan dulu aja dah, daripada nunggu kelamaan, lagipula lapar juga sejak kemarin belum makan.

Jessica segera duduk dan menyantap makanan makanan itu dengan lahapnya.

Baru beberapa sendok ia menyantap makanan itu, tiba tiba datanglah Bagus yang memakai celana pendek dan masih membawa handuk, dan langsung duduk di depan Jessica.

"Ih! Ganti baju dulu sana!" Perintah Jessica.

"Bentar," jawab Bagus sembari mengusap usap rambutnya dengan handuk.

"Ya sudah lah, bodoh amat!". Kata Jessica, namun Bagus hanya diam saja.

Mereka menyantap makanan yang ada di meja, Jessica diam diam memandang wajah suaminya yang sedang makan itu, "ganteng, tapi kenapa bego banget sih?" Gumamnya.

Tak lama kemudian selesai lah makan mereka, "aku ganti baju dulu ya, setelah ini kita pergi ke rumah ayah," kata Bagus.

"Terserah."

Bagus pun pergi meninggalkan Jessica menuju kamarnya, sementara Jessica membersihkan piring piring yang ada di meja.

"Biar kami saja yang bersihkan." Kata seorang pelayan yang tiba tiba datang.

"Baiklah," Jessica pergi meninggalkan mereka, dan menuju teras rumah dan duduk di sana sembari menunggu Bagus yang sedang ganti baju.

Tak lama menunggu Bagus pun datang, namun membuat Jessica sontak kaget, bagaimana tidak, Bagus hanya memakai sarung dan kaos pendek.

"Ya ampun! Ganti baju!, pakai baju yang sedikit rapi dong, pakai jas kek, pakai lengan panjang kek, kita ini mau pergi ke orang tua kamu apa pergi mancing?" Jessica ngomel ngomel.

"Ya ampun." Bagus menepuk jidatnya.

"Cuma baju aja jadi masalah," sambungnya.

"Enggak! Pokok nya kamu harus ganti baju! Jika tidak aku nggak mau berangkat!" Kata Jessica menekan Bagus.

"Iya iya!" Bagus menghela nafas dan pergi ke kamar untuk menuruti permintaan istrinya.

"Ya ampun! Bener bener kayak bocah," gumam Jessica mengikuti bagus dan menunggu nya di meja makan.

'GLEK' suara pintu kamar yang di buka.

Pupil mata Jessica pun membesar melihat ketampanan Bagus dengan kemeja putih yang ia gunakan, terpukau? Mungkin juga sih.

"Gimana? Udah rapi belum," kata Bagus.

Jessica masih ternganga.

"Woy!" Kata Bagus.

"Eh, udah, udah rapi kok," jawab Jessica terbata bata terkagum.

"Ya udah yuk berangkat!" Kata Bagus.

Jessica mengangguk.

Mereka berdua berjalan menuju mobil hitam di depan rumah, dan lagi lagi Bagus langsung masuk begitu saja, tanpa memperdulikan Jessica, "huh! Kumat! Kayaknya nih orang perlu di privat attitude dengan perempuan," gumam Jessica sembari menggaruk jidatnya.

Mobil pun perlahan berjalan, dan suasana pun masih sama seperti dulu, yaitu hening, ya! Hening tanpa adanya pembicaraan apapun.

Namun Jessica perlahan mulai paham dengan karakter suaminya itu, dan ia pun mencoba untuk mengalah dan memulai obrolan, "rumah nya jauh mas?"

Bagus hanya diam memainkan game nya, mungkin karena saking khusyuk nya, hehe.

"Mas!" Jessica menggoyangkan tubuh Bagus.

"Eh! Gimana gimana?" Jawab Bagus.

Jessica menghela panjang nafasnya dan mulai mengalah mencocokkan karakter suaminya itu.

"Rumahnya jauh apa enggak?" Jawab Jessica sedikit ngotot.

"Oh, enggak, bentar lagi juga sampai."

Jessica kembali memalingkan mukanya menghadap ke jendela.

Tak lama kemudian datang lah mereka pada rumah orang tua Bagus, atau mertua Jessica.

Jantung Jessica mendadak berdebar sedikit kencang, gugup? Ya! Karena ia akan bertemu dengan orang tua Bagus.

"Bagaimana pun aku harus menunjukkan diriku yang terbaik di hadapan mereka," Gumamnya.

Bagus berjalan dengan pede nya di depan Jessica, sementara Jessica terus menerus menjaga attitude atau tata krama nya.

Mereka pun langsung masuk ke rumah itu,

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam," semua orang di rumah itu menjawab salam mereka.

Ya! Di sana ada kedua orang tua Bagus dan satu adik perempuan nya yang masih duduk di bangku SMA.

Semua orang di rumah itu menyambut Jessica dengan senang dan gembira, mereka pun saling ngobrol dan bercanda bersama, sementara Bagus, ia masih asyik dengan game nya, meski sedikit sedikit masih menyimak obrolan.

Mereka pun asyik ngobrol bersama, hingga tiba tiba ayah Bagus memanggilnya untuk di ajak bicara empat mata, "Jessica bisa ikut ayah sebentar?"

Jessica sontak khawatir, ada apa ya kira kira? Apa aku punya salah? Jessica ketakutan.

"Iya," jawab Jessica ketakutan.

Mata Jessica melihat ke arah Bagus, namun Bagus hanya biasa biasa saja seolah tidak ada beban di hidupnya.

Dan segera Jessica mengikuti ayah Bagus itu menuju kantor yang ada di rumah nya, kira kira ada apa ya? Jessica masih bertanya tanya.

"Duduk," ayah Bagus meminta Jessica duduk di kursi yang ada di depan nya, dan ia pun segera duduk.

Terpopuler

Comments

Sely Ina

Sely Ina

nikah ma bocil yg masih gemar main gim ,anak manja pastinya ..

2023-02-10

2

Sely Ina

Sely Ina

nikah ma bocil yg masih gemar main gim ,anak manja pastinya ..

2023-02-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!