Bu Eka tak menyangka menjodohkan keponakannya dengan tengkulak kaya, membuatnya kecipratan rezeki juga.
Sedang Wulan mulai menikmati setiap hari menjadi istri, terlebih mereka sudah memiliki rumah sendiri.
Dan yang paling penting adalah, rumah itu termasuk paling bagus di desa.
Bu Eka memutuskan untuk ke toko kelontong milik Bu Sundari karena ingin membuat kue.
Dia ingin memberikan kue ya itung-itung terima kasih buat suami ponakan nya yang sudah sangat baik.
"Assalamualaikum..." salam Bu Eka dengan senyum lebar.
"Waalaikum salam, eh mbak Eka, mau beli apa nih," tanya Bu Sundari yang seperti melihat teman ghibah datang
"Mau beli terigu Cakra satu kilo, mentega, dan fermipan satu dan telur setengah kilo Bu, udah itu saja," kata Bu Eka.
"Walah, siang-siang gini mau buat apa, roman-romannya mau buat kue ini," tanya Bu Sundari.
"Iya mbak, oh ya udah tau gosip baru gak?" tanya Bu Eka.
"Alah ... alah... gosip apa Bu," tanya Bu Sundari.
"Itu loh Bu, si Ninik, katanya berantem sama suaminya terus suaminya kabur dari rumah," kata Bu Eka dengan reaksi yang tepat.
"Eh... masak Bu, padahal di Ninik cantik loh, kok bisa berantem ya," kata Bu Sundari yang jadi ikut penasaran.
Bu Eka pun mendekat, "sstts... denger-denger nih bu ya, si Ninik itu mandul, emm..." kata Bu Eka.
"Eh yang bener Bu, pantes sudah lima tahun nikah gak isi, ternyata mandul ya," kata Bu Sundari.
"Iya Bu, terus ya saya pernah lihat dia itu beli Jambe muda banyak banget, itu kan bisa buat kandungan jering tau kalau belum pernah punya anak," kata Bu Eka.
"Eh... ya Allah ya Allah... kok bisa gitu ya Bu," kata Bu Sundari yang sangat kaget di buatnya.
Tanpa di duga Bu Susi datang mau beli telur, melihat Bu Eka yang ada di toko.
Membuat mulutnya gatal untuk tidak mengatakan sesuatu pada wanita itu.
"Aduh... aduh... siapa ini yang sedang belanja, makin kaya nih habis jual ponakan sama duda tua, lumayan ya langsung bisa beli mesin cuci," kata Bu Susi yang langsung mendapatkan tatapan maut dari Bu Eka.
"Aduh jeng Susi ini mulutnya gak di jaga ya, gak takut tuh suami mu nganggur, lupa ya kalau kerjaan suamimu itu dari suami ponakan ku Hem... mau jadi miskin situ..." jawab Bu Eka sambil menunjuk ke arah Bu Susi.
"Sialan...gak usah lah ya ngadu-ngadu begitu, Bu sun mau telur sekilo dong," kata Bu Susi.
"Kamu sih punya mulut lemez banget, sekarang malu, tapi tak Susi kok suamimu belum pulang ya, padahal biasanya dua Minggu sekali loh, jangan-jangan punya istri lagi nih," kata Bu Sundari memanasi wanita itu.
"Enak aja kalau ngomong, itu di pelabuhan ke tahan karena gelombang tinggi, ini aku mau ke tanjung perak mau ngirim baju," kesal Bu Susi.
"Iya deh, oh ya sus tetangga mu sebentar lagi janda gak tau?" kata Bu Eka yang langsung membuat Susi kepo.
"Siapa Ninik ya, emm... dia itu mah kelihatan saja alim, nyatanya ih... jijay banget tau,dia itu tuh suka banget ngeluyur gak jelas, makanya kalau punya laki di jaga ya, takutnya di embat sama dia," kata Bu Susi dengan muka meyakinkan.
"Eh... ya Allah sus, beneran..." kata Bu Sundari.
"Ssts... sstts.. orangnya Dateng tuh," kata Bu Eka.
"Siang ibu-ibu," sapa Ninuk dengan sopan.
"Siang Ninik, tumben udah pulang biasanya pulang Maghrib, sepi ya salonnya?" tanya Bu Susi.
"Iya Bu, saya izin pulang karena tak enak badan," jawab wanita itu.
"Mbak Ninik mau beli apa?" tanya Bu Sundari yang basa-basi.
"Ini Bu,mau beli mie instan goreng sepuluh, cabe seperempat, terlur satu kilo sama beras dia kilo Bu," kata Ninik
"Belum masak nik, kok baru beli beras?" tanya Bu Eka.
"Iya Bu, habis di rumah gak ada siapa-siapa?" jawab Ninik sedikit pelan.
"Loh kok bisa, bukannya ada suami mu ya, memang kemana?" tanya Bu Sundari.
"Mas Edi sedang ke Manado untuk bertemu dengan keluarganya," jawab Ninik.
"Owh begitu, yang sabar ya nik, tapi ya seharusnya kamu itu ikut,kamu tak takut di sana suamimu di kawinin sama keluarganya, kan mereka dulu nih ya yang aku.ingat tak setuju dengan petnikahan kalian," kata Bu Susi cos Pleng.
"Tidak mungkin mbak Susi,karena jika mas Edi melakukan itu, maka semua hartanya yang ada di Jawa, akan jadi milikku," jawab Ninik.
"Owalah ngunu tha,"jawab Bu Eka.
"Sudah Bu, jadi berapa?" tanya Ninik yang melihat belanjaannya sudah selesai.
"Sembilan puluh lima ribu nik, ini telurnya naik lagi," kata Bu Sundari yang dari tadi tak lepas dari gosip.
"Lah naik lagi... Iki jualan model e piye Yo, jangan di baikan terus lah Bu sun, kok ya gak kira-kira," kata Bu Susi.
"Eh Susi... kamu itu gaya elit ekonomi sulit, malu tuh sama gelang emas dua tangan penuh," saut Bu Sundari.
Bu Susi hanya melengos saja, pasalnya salah dia jika melawan geng kompor meleduk di desanya itu.
Sedang Wulan yang awalnya ingin belanja di tempat Bu Sundari, memilih putar balik dan mengurungkan niatnya belanja.
Yono yang melihat istrinya pulang pun heran, "loh dek kamu kok balik pulang," tanya Yono.
"Males ah mas, di toko Bu Sundari ada Bu Susi,nanti pasti dia jelek-jelekin mas lagi, kadang tuh ya ingin banget aku cabein itu mulutnya, semoga suatu saat dia kena karma karena mulutnya," marah Wulan.
"Aduh istriku ini marah, jangan marah dong sayang, sekarang kita goreng nasi saja boleh deh," kata Yono.
"Siap mas ku sayang," kata Wulan mengecup bibir suaminya itu.
Sedang Ninik yang selesai belanja kini malah makin kepikiran karena ucapan ibu-ibu di toko kelontong tadi.
Ninik sampai di rumah, dan mencoba untuk melupakan ucapan para ibu tadi tapi begitu sulit.
Dia hanya bisa mengelus dada, kenapa dia harus mengalami ini semua, dia juga tak mau jika rumah tangganya berakhir.
Terlebih hanya karena anak yang memang belum menjadi rezekinya, padahal tanpa di ketahui banyak orang.
Ninik berkali-kali mendatangi dokter dan pengobatan tradisional tapi hasilnya nihil.
Entah berapa puluh juta yang juga telah habis karena dia buat berobat agar bisa memiliki anak.
"Aku lelah..." tangis Ninik meratapi semua yang terjadi.
Bu Eka pulang dengan berjalan kaki bersama Bu Susi, saat melihat seorang gadis di antar seorang pemuda.
Dan itu adalah anak perempuan Bu Anas yang terkenal alim. keduanya pun saling tersenyum karena sudah punya bahan ghibah baru.
Di tambah anak Bu Anas ini mencium tangan pria yang mengantarnya, "fix... mereka itu punya hubungan spesial," kata Bu Susi.
"Bener tuh," saut Bu Eka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Sri Ayudesrisya46
ya ampun ini novel asli realita kehidupan di kampung ya 🤣🤣🤣
berasa nknton sinetron yg tiap hari tayang di tv deh thoor 🤣🤣🤣
bagus cerita nya thoor 👍👍👍
2023-02-28
1