Nadila kembali beraktivitas bersama para penghuni bumi, berusaha melupakan segala persoalan hidup yang tidak ada ujungnya. gadis itu melakukan segala pekerjaan dengan senyum sejuta Watt.
"hari yang sangat cerah" kata Nadila menggerakkan jari di keyboard komputernya.
Presdir memasuki area perkantoran dan tidak lupa Ken yang seperti magnet yang selalu lengket dengannya.
"Erina, tuan muda datang" kata Klara
"wah, dia semakin tampan memang cocok jadi suamiku" kata Erina
tuan muda Liam melewati mereka tanpa melirik sedikit pun walau begitu wanita wanita itu tetap merasa bangga tuan muda Liam mau melewati ruangan mereka.
langkah tuan Liam berhenti sejenak, matanya terhenti pada tubuh kecil di depan komputer. Lama memandang setelah itu, ia berjalan dengan sangat elegan masuk ke dalam lift menuju ruangannya di lantai 25. Memasuki ruang Presdir dan duduk di kursi kebesarannya terlihat gagah dan berwibawa bahkan sekretaris Ken iri melihat itu.
"ada apa dengan tatapanmu" melempar pulpen ke kepala sekretaris Ken".
"sial" kata Ken tanpa sadar
"beraninya kau Ken!!!"
"maaf tuan muda, terimakasih lemparannya ohw kepalaku nyaman sekali"
sekretaris Ken membanggakan lemparan itu seakan mendapat uang ratusan juta dalam sekali kedip mata.
"kembali ke mejamu Ken, kau membuatku kesal"
sekretaris Ken menuju meja nya sambil menggerutu.
"mood tuan muda berubah lagi"
sekretaris Ken mendapat banyak email dari anak perusahaan yang tersebar di seluruh penjuru kota, sedangkan sang Presdir dengan gaya santai menyelesaikan pekerjaannya.
seketika tuan muda Liam teringat sesuatu.
"Ken suruh dia membayar kerugian ku" perintah tuan Liam
" baik tuan " Ken " ternyata anda tidak melepasnya begitu saja " Ken sudah mulai paham situasi, berbicara dengan seseorang di telepon.
ibu Sarah ketua divisi pemasaran berjalan tergesa gesa.
"nadila" menunjuk ke arah Nadila
"iya Bu"
"ikut saya" Nadila melirik Belinda sebentar, lalu mengikuti ketua divisi yang memasuki lift.
"apa Nadila melakukan kesalahan lagi." Belinda sudah khawatir ketua divisi menjemput karyawan secara langsung ini terjadi sudah dua kali dalam siklus kerja Nadila. yang pertama pak Irwan kepala personalia dan sekarang ketua divisi itu berarti Nadila melakukan kesalahan terhadap atasan.
Nadila kembali memasuki ruangan yang luas itu ruangan sekretaris Ken.
"anda memanggil saya tuan?"
"ya"
sekretaris Ken tanpa basa basi menyodorkan surat di atas meja Nadila membaca tanpa melewatkan satu katapun.
"itu daftar kerugian yang harus anda bayar nona Nadila Keith"
"menabrak Presdir adalah sebuah kesalahan, menginap di hotel telah menyusahkan Presdir, membuat Presdir terganggu."
Nadila membaca detail isi surat itu.
"anda harus membayar waktu yang terbuang sia sia karena kecerobohan anda sendiri nona." jelas Ken yang ikut merasa aneh dengan surat tuntutannya itu.
"tuan apakah ini tidak keterlaluan?"
protes Nadila ketika melihat nominal uang yang dia bayar hanya karena alasan sepele
"bertanggung jawab lah nona, anda saya beri waktu tiga hari."
kata kata itu semakin mengejutkan Nadila.
Nadila merasa itu tidak adil Dia menerobos masuk ruangan Presdir tanpa izin.
"apa anda kekurangan uang tuan?"
dengan kemarahan menggebu Nadila mengungkap kekesalannya kepada tuan Liam yang terlihat acuh dengan protes Nadila.
"apa anda ingin saya bekerja tanpa gaji? bagaimana anda menyimpulkan hanya menabrak secara tidak sengaja harus membayar sebanyak ini, apa anda terluka atau lecet di bagian mana, saya rasa anda juga butuh biaya operasi "
Tuan Liam merasa terhibur baru kali ini ada gadis yang lancang padanya.
"apa kau sudah selesai ?" tanya tuan Liam. Nadila baru tersadar akan kelancangannya
"apa perlu ditambah satu poin lagi membuat keributan di ruangan saya hmm ?"
Nadila menciut menyadari betapa berkuasanya orang yang ada dihadapannya itu.
" keluarlah, telingaku sakit mendengar suaramu dasar kucing" kata tuan Liam lagi.
Nadila kembali kemeja kerjanya dengan wajah menunduk ternyata pria berjas itu sangat menyebalkan. seluruh karyawan memandang kearah Nadila mereka merasa heran, orang yang keluar dari ruang sekretaris Ken masih bisa duduk kembali ke kursinya biasanya mereka akan keluar dengan sebuah surat kiamat. tapi, kali ini beda.
"Nadila kamu baik baik saja?"tanya karyawan yang penasaran
"iya. tuan muda memanggil saya karena saya karyawan baru"
berbohong juga ada batasnya Nadila, sekretaris Ken atau tuan muda Liam tidak peduli dengan karyawan baru atau semacamnya karena karyawan sudah melalui interview. tapi, para karyawan tidak mau berurusan juga jadi cukup percaya aja dengan alasan yang dibuat nadila.
tiga hari berlalu, Nadila kembali berada di ruangan sekretaris Ken.
"maafkan saya tuan" kata Nadila
"jadi kau tidak bisa membayarnya?" senyum sekretaris Ken yang sangat sulit ditebak.
"baiklah" Ken
"tuan, beri saya kesempatan maafkan saya" kata Nadila memohon dengan matanya yang sudah berkaca kaca dan bersiap untuk pecah.
"ah... gadis ini, sekarang entah apa yang dipikirkan tuan muda sehingga memilih gadis ini dia bahkan sangat menyedihkan" Ken
Telepon di sudut meja kerja sekretaris Ken berbunyi.
" tuan muda, baiklah" meletakkan telepon.
"baiklah tuan muda memberimu kesempatan kedua sekarang keluarlah".
nadila bergegas keluar.
"ternyata, dia punya hari juga mau memberiku kesempatan" Nadila menarik nafas dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
di jam istirahat seluruh karyawan memanfaatkan kesempatan untuk makan siang dan meregangkan otot mereka yang sudah kaku bekerja, sedangkan Nadila bersiap dengan bekal makan siangnya. Dia
meletakkan kotak nasinya di atas meja.
"aisss, bagaimana bisa aku tidak membawa air minum kurasa memesan jus di kantin lebih menyegarkan otak." Nadila meninggalkan makanannya di atas meja.
sungguh bukan sesuatu yang mudah dipercaya Liam sangat penasaran dengan kotak nasi itu. presdir itu bergegas mencicipi makanan yang ada dikotak nasi itu dan seketika matanya berbinar.
"apa dia punya koki pribadi dan menu apa ini, aku tidak perna melihat ini sebelumnya." tuan Liam menyantap habis bekal itu.
setelah kenyang tanpa rasa bersalah meninggalkan ruangan itu. Bertepatan Nadila kembali dari kantin dengan segelas jus alpukat kesukaannya.
"aaaakk... makananku kemana?"
Nadila mencari makanannya merasa heran kotak bekalnya kosong. tapi, sekotak hidangan tersaji di mejanya ternyata tuan Liam mengganti makan siang yang telah mengenyangkan perutnya.
"tuan muda tidak makan siang?" tanya Ken
"aku masih kenyang Ken" jawabnya enteng
" kenyang? ahh baiklah tuan muda" sekretaris Ken merasa bingung tentang tuannya yang tiba tiba kenyang.
tuan Liam berusaha keras bahkan mencari di internet nama makanan dengan bentuk aneh yang barusan ia makan. tapi, dia tidak menemuka yang sama persis dengan yang dia makan baginya itu makanan kelas atas yang tidak pernah ada.
"sial, apa nama makanan aneh itu." gumam tuan Liam
"tuan muda bertanya pada saya?" Ken
"ya, apa nama makanan aneh itu?" kata Liam lagi membuat orang bingung saja.
"yang mana tuan muda tidak ada makanan aneh disini." Ken yang sedang menikmati makan siangnya sendiri. tuan Liam tersadar, jangan sampai ketahuan dia mencuri makan siang orang bisa turun harga dirinya.
"lupakan saja" katanya kemudian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Aidah Djafar
wkwkwk lucu tuan Liam curi mkan bekal Nadia, ngk tau nama makanannya 🤦 pasti masakan Nadia itu 🤔
2023-06-19
0