Nadila sudah mendapatkan mejanya dilantai 7 bagian marketing. berusaha untuk percaya diri dengan penampilan yang sederhana dan gaya yang pas Pasan itu.
"hai" sapaan seseorang di sebelah mejanya
"hai juga." jawab Nadila dengan ramah.
" kenalin saya Belinda."
"oh, saya Nadila Keith, panggil Nadila saja"
"kamu anak baru ya sini biar saya ajari"
Belinda sangat bersemangat mengajari Nadila membuat Nadila senang. hari pertama kerja tidak terlalu buruk pikirnya
di seberang meja mereka ada para senior
"hei,! anak baru pergi buatkan kopi aku mengantuk sekali." kata salah satu dari mereka.
"baiklah" Nadila pergi membuat kopi dan membagikannya di setiap meja kerja.
"aku tidak percaya gadis jelek sepertimu dipekerjakan di sini kampungan sekali" hina Erina, senior di divisi itu dengan keseksian yang dimilikinya. Erina sering merendahkan dan mengerjai karyawan baru untuk itu, kadang tidak ada yang bertahan karena tingkahnya yang tidak mau orang lain bernasib lebih baik darinya.
"namanya Erina, nenek lampir." kata Belinda.
"iya tidak apa apa" kata Nadila.
setiap hari yang terlewat di kantor selalu dijadikan pengalaman dan pelajaran oleh Nadila. Dia belajar perlahan sehingga semakin hari dia semakin mengerti dunia pekerjaan. Nadila sangat cepat belajar dan menguasai bidangnya.
"Nadila, apa kamu membawa bekal lagi?" tanya belinda.
"iya bel, lumayan menghemat" Nadila sambil tersenyum
"haisss. kamu menyebalkan ayolah makan di kantin aku traktir aku bosan makan sendiri"
"tapi aku...."
" diam lah sesekali nikmatilah makanan di kantin" kata Belinda menarik tangan Nadila keluar.
" baiklah. tapi, biarkan aku membereskan kertas yang berantakan ini pergilah lebih dulu"
"oke."
Nadila berjalan terburu buru menuju kantin
dan "BRAAAKKK" terjadilah kecelakaan lagi
"maaf, maaf tuan" kata Nadila mengangkat wajahnya berusaha melihat lawan bicaranya
dan dia terkejut.
"haisss aku bernasib sial lagi"
"tuan baik baik saja" tanya sekretaris Ken
"hmm" jawab tuan mudanya
"hmm. apa apaan ini, kenapa tuan muda sulit ditebak sekarang. siapa gadis ini wajahnya seperti tidak asing." peperangan batin sekretaris Ken
Nadila segera melarikan diri
"permisi tuan"
Nadila pergi begitu saja.
tuan Liam dan Ken menuju restoran untuk makan siang.
"apa tuan muda mengenal gadis itu?"Ken
"apa saya punya waktu untuk itu Ken?"
"tidak tuan muda"
sekretaris Ken terdiam.
"ya, mengapa aku sampai kepikiran gadis pengganggu tadi menyebalkan sekali" Ken
nadila sampai di kantin dan bergabung dengan teman temannya. setelah makan siang mereka kembali ke ruang kerja.
Nadila teringat dengan tuan Liam yang bertabrakan dengannya tadi. namun, dengan segera di hapusnya dalam pikirannya.
jam 5 sore karyawan pulang, Nadila juga terburu buru menuju rumah makan buburnya. dia harus tetap memantau dan mengajari kangsan.
"bagai mana pekerjaan kakak?"
"rumayan "
" jangan lupa mentraktir ku saat kakak gajian ya" kata kangsan
"iya iya belum penuh satu bulan pun, bekerja di sana ternyata melelahkan "
kangsan melihat keluar jendela semakin hari rumah makan bubur itu semakin sepi.
"kak, sepertinya jaman sudah berubah rumah makan kita sudah berkurang penggemarnya karena rumah makan baru diseberang sana"
itulah perkembangan usaha mereka yang tiba tiba kehilangan pelanggan. bubur sudah tidak populer lagi mungkin orang sudah bosan. Di tambah pesaing di depan rumah makan bubur mereka. setelah malam mereka pulang kerumah dalam keadaan lesu.
"ada apa dengan muka kalian. " tanya ibu
" tidak ada Bu, kami baik baik saja"
" apa kamu di keluarkan dari kantor?" tebak ibu
"ah ibu bukan begitu. tapi, rumah makan selalu sepi aku rasa kita tidak usah jual bubur lagi. " jelas kangsan.
"iya, kita akhir akhir ini mengalami banyak kerugian. hiks.... ayah dan ibu juga sudah tidak bisa bekerja bersih bersih lagi. karena umur ayah dan ibu sudah melewati kriteria kerja, waktunya pensiun." kata ibunya sedih
"apa!!!!"
itulah yang terjadi keluarga yang dirundung masalah ekonomi itu. sangat sulit di percaya sekarang harapan tinggallah Nadila. gadis itu, lemas memasuki kamarnya sungguh sulit di percaya bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarganya sekarang.
beberapa hari kemudian
"Nadila sepertinya kita harus berpisah aku harus mencari pekerjaan lain." kata Carly
"iya kamu benar aku juga akan mencari pekerjaan paruh waktu" kata Nadila.
sekarang rumah makan itu penuh dengan brosur lowongan kerja tapi tidak ada yang cocok untuk mereka.
"Carly bagaimana dengan mu?"
"nad, sepertinya bulan ini aku akan keluar dari kontrakanku aku tidak bisa membayarnya lagi" kata Carly
"carl...."
"aku akan pindah ke kota S, di sana ada rumah pamanku aku sudah menghubunginya. karena kita tidak menemukan pekerjaan lagi aku ke sana saja. membantu pamanku jualan ikan di pasar" jelas Carly.
rumah makan bubur harapan mereka sudah tidak bisa di andalkan karena kehilangan pelanggan.
hari pun berlalu Nadila tidak patah semangat selesai dari kantor ia melanjutkan mencari pekerjaan malam untuk menambah pendapatan. di perjalanan pulang menuju rumah, Nadila melihat rumahnya sedang di gusur oleh orang orang penagih utang.
"ibu ada apa ini?" Nadila
"hiks... kita sudah tidak punya tempat tinggal nak rumah kita di ambil karena tidak mampu membayar cicilan" kata ibu Nadila menjelaskan yang terjadi, ayahnya juga ikut menyesal akan hal ini mereka merasa tidak bisa membahagiakan anak mereka.
"sekarang kita harus berbuat apa?" kata Nadila menjatuhkan air mata ini terjadi begitu cepat pikirnya. tapi, beruntung pekerjaan Nadila di perusahaan masih aman. setelah berpikir jauh keluarga Nadila memutuskan pulang ke perkampungan sedangkan Nadila mencari kontrakan kecil untuk di tempati
walaupun sulit untuk berpisah tapi Nadila tetap menguatkan hatinya.
"aku akan bekerja keras ayah, ibu"
tinggallah Nadila di sebuah kontrakan kecil dan mulai hidup mandiri.
...----------------...
di tempat lain, seorang yang sangat mendominasi sedang berdiri menghadap ke jendela kamarnya menikmati kesunyian di sekelilingnya dia adalah tuan Liam yang kehidupannya di kelilingi dengan pekerjaan dan juga kesunyian.
dering ponsel itu memecahkan kesunyian yang ada.
"hm, katakan Ken" katanya tegas
"tuan muda pelakunya sudah di temukan" kata Ken memberi jawaban.
"kirim saja dia ke kutub Utara, beraninya dia mengkhianati ku" kata tuan Liam
telepon terputus sepihak.
bagi tuan Liam pengkhianat adalah pengkhianat tidak ada toleransi bagi mereka.
bagi orang yang menentangnya tidak akan memiliki kesempatan untuk hidup tenang atau hanya sekedar bernafas lega. karena ketegasannya perusahaan dewantara tetap berjaya sampai saat ini. ketegasannya yang kadang terlihat kejam itu tidak perna mengubah kharisma yang dia miliki. dia selalu tersohor di seluruh penjuru dan hal itu membuat setiap wanita semakin terpesona padanya.
tuan Liam melajukan mobilnya menuju sebuah tempat. suara canda tawa dan musik meramaikan setiap ruangan itu. tuan Liam menuju ruang VVIP
"kamu memang sangat sibuk, hingga sulit membagi waktu bersama kami" kata Aditia
"ya, hidupmu sangat membosankan Liam. hahahaha" sambung Matteo
"bukan kah aku sudah disini, sialan" kata Liam melemparkan bantal kearah Aditia dan Matteo. sudah lama mereka tidak bercengkrama seperti itu. mereka pun menghabiskan waktu untuk bercanda gurau menikmati malam yang tenang dan meninggalkan sejenak dunia kerja yang melelahkan. mereka adalah sahabat setia tuan Liam yang selalu ada dalam suka suda Liam. Ken, Aditia, dan matteo paling mengerti keadaan tuan muda Liam karena mereka tumbuh bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Aidah Djafar
kasihan Nadila vs keluarganya 🤔
2023-06-19
1
Aidah Djafar
reunian 3 sahabatan 😁😍
2023-06-19
0