eps 4 hotel

hari kerja berikutnya Nadila kembali pada rutinitasnya bergelut dengan kertas bercap hitam itu dan tidak lupa membuat kopi di setiap meja seniornya. membuat kopi sebagai pekerjaan tambahan tanpa imbalan selalu terjadi setiap harinya. Di suruh kesana kemari oleh seniornya itu.

"Nadila, jangan lupa memeriksa file ini ya lakukan dengan cepat kalau tidak kamu akan lembur" kata Klara yang selalu membebankan pekerjaan kepada Nadila.

"baik kak." jawab Nadila tertunduk

"nadila kenapa tidak kamu tolak saja, itu bukan bagianmu seharusnya jangan kamu kerjakan" kata Belinda

"tidak masalah bel, lagian pekerjaanku sudah hampir selesai kok" kata Nadila pasrah.

"baiklah, aku makan siang dulu jangan lupa makan bekalmu hehehe" kata Belinda yang mengerti keadaan ekonomi temannya sedang memburuk.

Nadila meregangkan badannya yang sudah kaku bekerja, lalu membuka bekal makan siangnya di meja kerjanya. tanpa sengaja kegiatannya tertangkap oleh mata tuan muda Liam yang tanpa sengaja melewati pintu divisi itu.

"siapa gadis itu, apa yang dia makan?"

tuan muda Liam terus mengamati Nadila yang makan dengan mulut yang belepotan.

tingkahnya itu telah berhasil membuat sudut bibir tuan Liam tertarik membentuk sebuah senyuman yang nyaris tak terlihat.

setelah menyelesaikan misinya menonton orang makan sang tuan muda kembali ke ruangannya. sekretaris Ken menyajikan makan siang di atas meja untuk tuan mudanya.

"makan siang sudah siap tuan muda" Ken

"hmm" tuan Liam memakan makan siang nya yang tergolong mahal dari makanan kelas atas.

"ini makanan memang enak tapi kenapa tidak senikmat cara makan gadis itu ya" tuan Liam mencari sisi kenikmatan sebuah makanan. menurutnya biasa saja tapi, melihat karyawan diruang divisi tadi terasa menyenangkan.

"ada meeting sekalian makan malam dengan tuan Hendra sore ini tuan muda" sekretaris Ken membacakan jadwal selanjutnya yang akan mereka tuju.

"siap kan semuanya Ken"

"baik tuan muda"

"bagaimana pembangunan hotel di kota B?"

"sudah mulai di kerjakan tuan muda, tenaga kerja yang digunakan adalah yang terbaik. target penyelesaian dua bulan ke depan" jelas sekretaris Ken

"bagus" tuan Liam sangat puas

matahari sudah mulai mendarat ke barat jam kerja para karyawan sudah berakhir, semua berpulang kecuali Nadila yang harus lembur mengerjakan pekerjaan beberapa seniornya.

"jangan pulang sebelum pekerjaanmu selesai" kata Sonia melempar beberapa map ke arah Nadila.

Nadila terpaksa lembur demi mengerjakan semua itu. Jam 8 malam, pekerjaannya selesai Nadila pulang berjalan kaki karena sudah tidak ada bus di jam segitu.

Entah karena kelelahan Nadila bahkan tidak sanggup untuk melangkahkan kakinya, ditengah perjalanannya ada segerombolan pria yang mengikutinya. Nadila ketakutan berlari sekuat yang dia bisa tapi sayang dia masih jauh kalah dari para pria itu.

"aaaah tolong"teriak Nadila ketakutan

"hahaha teriak saja tidak ada yang akan menolong mu hahaha." kata pria itu

"kemari lah manis" para pria itu berusaha menggoda Nadila.

Nadila shock dan menangis sesenggukan, dia belum siap hidupnya akan berakhir seperti itu. Di Kejauhan nadila melihat cahaya lampu mobil dan matanya menggelap.

Di tempat tidur Nadila membuka matanya dan seketika terkejut menyadari keberadaannya.

"kyaaaa haaaa.....!!!!!" teriakan Nadila

"cih...." suara dari luar balkon

"si...siapa kamu" kata Nadila waspada menarik selimut sampai ke lehernya,

pria itu membalikkan badannya.

"hei..!!! kau, apa yang kau lakukan padaku!" kata Nadila

"menurutmu apa yang dilakukan pria dan wanita di dalam kamar hotel" kata pria itu merasa menyenangkan mengerjai gadis di depannya.

"kyaaakk haaaa... kemana bajuku" kata Nadila menyadari bajunya sudah diganti

"berhentilah berteriak kucing liar suaramu tidak sesuai dengan porsi tubuhmu"

Nadila mulai mengontrol emosinya

"kau selalu saja menyebabkan masalah denganku" kata pria itu kemudian

"masalah!"

"ya. kau menghalangi jalanku tadi malam kau pingsan di tengah jalan. apa kau selalu begitu kucing liar tidur di sembarang tempat?"

"hei! bukan begitu ceritanya." sanggah Nadila.

"diam lah! kau terlalu berisik saya akan menghitung utangmu nanti" kata pria itu lalu pergi meninggalkan Nadila.

mobil melaju membelah keramaian jalan ibu kota, di kursi belakang ter ulas senyum dan tawa kecil dari pria itu.

"Ken, buat daftar utang gadis itu" pria itu adalah tuan Liam Presdir Dewantara group

"ternyata anda membalasnya juga" kata Ken mulai memahami kalau tuannya tidak akan melepas mangsanya.

"dia sudah beberapa kali membuat masalah dengan ku Ken" katanya menghela nafas.

sejenak mereka terdiam hanya sejenak karena setelahnya tawa keduanya pecah.

"hahaha... dia pasti terkejut dengan tagihan hotelnya tuan muda" kata Ken

"biarkan saja Haha "

Nadila berlari menuju lift dan bergegas menuju ruangannya

"apa perusahaan ini milik kakek buyutmu sesukamu untuk datang" kata Erina

"maaf kak" kata nadila tertunduk menyadari ia sudah terlalu terlambat beruntung kepala divisi belum memeriksa karyawan.

tapi, kelegaan itu tidak berlangsung lama karena kedatangan pak Irwan di ruangan itu

pak Irwan mendekat ke arah Nadila

"kau! ikut saya sekarang" kata pak Irwan dengan nada suara menakutkan.

"baik pak" sekarang Nadila berada di ruangan pak irwan, ruangan itu bagaikan tempat horor bagi Nadila.

"apa kau membuat masalah dengan Presdir? hah." kata pak Irwan tidak percaya. pagi itu, dia mendapat panggilan dari sekretaris Ken atas nama Nadila di panggil di ruang Presdir. hanya orang yang melakukan kesalahan fatal yang masuk keruangan Presdir dan akan pulang tanpa harapan hidup.

"pergilah menemui Presdir pertanggung jawabkan perbuatan anda" kata pak Irwan.

Nadila menuju lantai 25 kantor Presdir belum sempat Nadila mengetuk pintu sekretaris Ken sudah membukanya lebih dulu

"hei, aku kan belum mengetuk" geram Nadila

"silahkan masuk nona" kata sekretaris Ken

Nadila melangkah masuk dan terkejut

"hei! pria berjas apa yang kamu lakukan disini?"

"Ken" panggil tuan Liam

Nadila memandang dua pria di depannya secara bergantian dan membaca tulisan di meja tepat di hadapannya itu

"Presdir, jadi pria berjas ini bos ku astaga kamu berdosa sekali Nadila bersiaplah untuk ditendang sekarang "

" maaf tuan" kata Nadila menyesal

"apa kau sudah sadar posisimu sekarang?" kata tuan Liam

"maaf...." "ya teruslah minta maaf" Nadila

"kau tau kesalahanmu sangat besar?"

flashback

Nadila yang keluar dari hotel di cegah oleh petugas hotel.

"permisi nona, kamar nomor 127 belum di bayar nona." kata petugas itu

"apa! " Nadila terkejut melihat tagihan hotelnya

"apa pria berjas itu sudah gila, tagihan hotel satu malam bisa memberi makan 100 orang "

"kamar VIP terbilang mahal nona" kata petugas menjelaskan

"hubungi nomor ini. minta padanya saja" kata Nadila memberi kartu nama tuan Liam yang di tinggalkan tadi

*flash off*

"tapi, itu kesalahan tuan juga kenapa membawa saya ke hotel" kata Nadila masih membela diri

"beraninya kau menyalahkan saya" kesal tuan Liam

"tapi saya tidak meminta bukan?"

"Ken, pecat dia" kata tuan Liam

"hei! pria berjas...!!!! " kata Nadila berteriak.

"beraninya kamu meneriaki saya"

"maaf tuan"

"gajimu saya potong keluar lah" kata tuan Liam yang sudah tidak tahan ingin tertawa.

"hahahaha"

"apa anda bersenang senang tuan?" Ken

"hmm ekspresinya sangat lucu"

sekretaris Ken ikut bahagia entah apa alasannya tapi, akhir akhir ini tuan mudanya memiliki mood yang baik.

Nadila kembali ke kursinya memposisikan diri seakan tidak terjadi apa apa akan sangat memalukan bila ada yang mendengar dia tidur di hotel dan menyuruh Presdir membayar alias berutang pada Presdir. Dan itu akan menjadi bahan olokan para wanita di kantor karena mereka pasti tidak terima

"apa kamu baik baik saja?" kata Belinda khawatir

"iya bel" jawabnya singkat

Nadila merutuki kebodohannya karena terjebak dalam situasi buruk sekarang gajinya di potong.

"beruntung hanya potong gaji, kalau sampai tidak mendapat gaji bagaimana aku membayar biaya kontrakan dan juga membeli telur di pasar, harga telur bahkan sedang naik sekarang"

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

Presdir ngerjain anak buah nya aja nih 🤔🤦😁😂

2023-06-19

1

lihat semua
Episodes
1 eps 1
2 eps 2 Diterima kerja
3 eps 3 kesulitan
4 eps 4 hotel
5 eps 5 hutang
6 eps 6 pekerjaan lain
7 eps 7 rumah Presdir
8 eps 8 mengikuti
9 eps 9 tuan muda hilang
10 eps 10 pencarian
11 eps 11 perdebatan
12 eps 12 kembali
13 eps 13 pekerjaan ganda
14 eps 14 asisten
15 eps 15 kakek
16 eps 16 membasmi hama
17 eps 17 pindah kamar
18 eps 18 bertanggung jawab
19 eps 19 apa kau menyukainya?
20 eps 20 sangat asing
21 eps 21 ciuman pertama
22 eps 22 ken
23 eps 23 marah
24 eps 24 datang kembali
25 eps 25 tengah malam
26 eps 26 kebebaan
27 eps 27 cemburu
28 eps 28 tuan muda sakit
29 eps 29 Di kamar
30 eps 30 perasaan tuan muda
31 eps 31 di serang
32 eps 32 menyerangan kembali
33 eps 33 merasa dilupakan
34 eps 34 bulan madu
35 eps 35 memories
36 eps 36 yang pertama
37 eps 37 sampah
38 eps 38 meminta izin
39 eps 39 keributan
40 eps 40 balasan kecil
41 eps 41 marah dalam diam
42 eps 42 sulit memahami
43 eps 43 Geronimo dan Jennie
44 eps 44
45 eps 45 rumah kosong
46 eps 46 pemimpin pengganti
47 eps 47 kedatangan tamu
48 eps 48
49 eps 49 berterimakasih
50 eps 50 bunuh diri
51 eps 51 terluka
52 eps 52 rumah sakit
53 eps 53 pencarian di hentikan
54 eps 54 pengganti
55 eps 55 pembalasan
56 eps 56 pembalasan 2
57 eps 57 sementara berduka
58 eps 58 sementara berduka
59 eps 59 Hanya bisa mengenang
60 eps 60 otak dari penyerangan
61 eps 61 hidup sederhana
62 eps 62 ritual gila ken
63 eps 63 pesan misterius
64 eps 64 Ken dan Matteo
65 eps 65 dimana Ken?
66 eps 66 bertemu
67 eps 67 kembalinya Presdir
68 pengumuman
69 eps 68 undangan peresmian
70 eps 70 puncak peresmian
71 eps 71 seperti apa ayah
72 eps 72 siapa istri tuan Liam?
73 eps 73 dimana Jennie?
74 eps 74 rumah yang ramai
75 eps 75 cerita tuan Liam
76 eps 76 kelemahan tuan liam
77 eps 77 kontrol kehamilan
78 eps 78 pekerjaan tuan liam
79 eps 79 proyek kakek
80 eps 80 undangan pernikahan
81 eps 81 Tinggal bersama pria asing
82 eps 82 masalah keuangan
83 eps 83 berasa suami istri
84 eps 84 pelaku yang sesungguhnya
85 eps 85 drama kehilangan di pagi hari
86 eps 86 baby
87 eps 87 pengakuan kesalahan tidak terduga
88 eps 88 bolehkah aku memilikinya seutuhnya?
89 eps 89 pernikahan di hari yang sama
90 eps 90 salah paham yang tidak terkendali
91 eps 91 masih berlanjut
92 eps 92 Jadi ini wanita yang di cintai ya?
93 eps 93 aku mendukungmu
94 eps 94 libur yang di tarik kembali
95 eps 95 bisnis baru
96 eps 96 dia sudah menikah
97 eps 97 Temani istri ku
98 eps 98 ternyata kamu sudah menikah
99 author menyapa
100 eps 100 Istri saya
101 eps 101 Ledakan di tengah jalan
102 eps 102 Kejamnya Geronimo
103 eps 103 antara musuh dan kawan
104 eps 104 neraka Geronimo dimulai
105 104 laporan Rio
106 eps 106 dorrr dorrr
107 107 kamu punya hak memilih hidupmu Ken
108 eps 108 Puaskah kamu!
109 eps 109 keluarga Nadila
110 kebahagiaku (Tamat)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
eps 1
2
eps 2 Diterima kerja
3
eps 3 kesulitan
4
eps 4 hotel
5
eps 5 hutang
6
eps 6 pekerjaan lain
7
eps 7 rumah Presdir
8
eps 8 mengikuti
9
eps 9 tuan muda hilang
10
eps 10 pencarian
11
eps 11 perdebatan
12
eps 12 kembali
13
eps 13 pekerjaan ganda
14
eps 14 asisten
15
eps 15 kakek
16
eps 16 membasmi hama
17
eps 17 pindah kamar
18
eps 18 bertanggung jawab
19
eps 19 apa kau menyukainya?
20
eps 20 sangat asing
21
eps 21 ciuman pertama
22
eps 22 ken
23
eps 23 marah
24
eps 24 datang kembali
25
eps 25 tengah malam
26
eps 26 kebebaan
27
eps 27 cemburu
28
eps 28 tuan muda sakit
29
eps 29 Di kamar
30
eps 30 perasaan tuan muda
31
eps 31 di serang
32
eps 32 menyerangan kembali
33
eps 33 merasa dilupakan
34
eps 34 bulan madu
35
eps 35 memories
36
eps 36 yang pertama
37
eps 37 sampah
38
eps 38 meminta izin
39
eps 39 keributan
40
eps 40 balasan kecil
41
eps 41 marah dalam diam
42
eps 42 sulit memahami
43
eps 43 Geronimo dan Jennie
44
eps 44
45
eps 45 rumah kosong
46
eps 46 pemimpin pengganti
47
eps 47 kedatangan tamu
48
eps 48
49
eps 49 berterimakasih
50
eps 50 bunuh diri
51
eps 51 terluka
52
eps 52 rumah sakit
53
eps 53 pencarian di hentikan
54
eps 54 pengganti
55
eps 55 pembalasan
56
eps 56 pembalasan 2
57
eps 57 sementara berduka
58
eps 58 sementara berduka
59
eps 59 Hanya bisa mengenang
60
eps 60 otak dari penyerangan
61
eps 61 hidup sederhana
62
eps 62 ritual gila ken
63
eps 63 pesan misterius
64
eps 64 Ken dan Matteo
65
eps 65 dimana Ken?
66
eps 66 bertemu
67
eps 67 kembalinya Presdir
68
pengumuman
69
eps 68 undangan peresmian
70
eps 70 puncak peresmian
71
eps 71 seperti apa ayah
72
eps 72 siapa istri tuan Liam?
73
eps 73 dimana Jennie?
74
eps 74 rumah yang ramai
75
eps 75 cerita tuan Liam
76
eps 76 kelemahan tuan liam
77
eps 77 kontrol kehamilan
78
eps 78 pekerjaan tuan liam
79
eps 79 proyek kakek
80
eps 80 undangan pernikahan
81
eps 81 Tinggal bersama pria asing
82
eps 82 masalah keuangan
83
eps 83 berasa suami istri
84
eps 84 pelaku yang sesungguhnya
85
eps 85 drama kehilangan di pagi hari
86
eps 86 baby
87
eps 87 pengakuan kesalahan tidak terduga
88
eps 88 bolehkah aku memilikinya seutuhnya?
89
eps 89 pernikahan di hari yang sama
90
eps 90 salah paham yang tidak terkendali
91
eps 91 masih berlanjut
92
eps 92 Jadi ini wanita yang di cintai ya?
93
eps 93 aku mendukungmu
94
eps 94 libur yang di tarik kembali
95
eps 95 bisnis baru
96
eps 96 dia sudah menikah
97
eps 97 Temani istri ku
98
eps 98 ternyata kamu sudah menikah
99
author menyapa
100
eps 100 Istri saya
101
eps 101 Ledakan di tengah jalan
102
eps 102 Kejamnya Geronimo
103
eps 103 antara musuh dan kawan
104
eps 104 neraka Geronimo dimulai
105
104 laporan Rio
106
eps 106 dorrr dorrr
107
107 kamu punya hak memilih hidupmu Ken
108
eps 108 Puaskah kamu!
109
eps 109 keluarga Nadila
110
kebahagiaku (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!