Cinta Presdirku
Nadila Keith, nama gadis yang selalu bersemangat dalam menjalani hari harinya. Gadis yang terlahir dari keluarga yang sederhana itu tampak selalu ceria dalam segala keadaan, dikejar oleh hangatnya mentari Nadila bersemangat menyambut hari dengan celemek di badannya. Dia adalah pekerja keras, bekerja diberbagai kesempatan untuk membantu keluarganya.
"ini sangat melelahkan" kata Carly teman kerja Nadila.
"kau selalu saja mengeluh" kata Nadila menanggapi keluh rekan kerjanya itu. Hari itu, rumah makan terlihat ramai hingga membuat mereka berdua kewalahan melayani konsumen yang datang.
"baiklah ayo bersemangat terus." kata Carly mengangkat kedua tangannya melepas segala bebannya. rumah makan itu adalah satu satunya usaha yang dimiliki Nadila. Dia cukup pandai membuat sarapan bubur dalam berbagai rasa, menu sarapan bubur yang menggugah selera setiap orang.
setelah seharian bergelut dengan pekerjaan sore harinya Nadila pulang kerumah.
"aku pulangggg..." teriakan nyaring Nadila di balik pintu
"Aish anak ini, mengapa kau selalu berteriak? rumah ini bisa roboh dengan suaramu" kesal kangsan adiknya Nadila, satu satunya saudara yang di miliki Nadila dan selalu bersitegang dengannya.
"Hei beban, beraninya kau bicara begitu pada kakakmu" balas Nadila.
"siapa yang kau sebut beban" kata kangsan
"kau beban hahahah "
"berhenti mengatakan aku beban kak Nadila. Karna bagaimana pun menjadi beban hidupmu itu sangatlah menyenangkan hahahah" kata kangsan tanpa dosa.
"hei, untung kau adikku."
candaan terus terjadi di dalam rumah yang sempit itu. setelah kelelahan menghadapi adiknya yang selalu adu mulut dengannya itu Nadila beristirahat. Ayah dan ibu Nadila bekerja menjadi tukang bersih bersih di rumah sakit dan akan pulang dimalam hari.
Hari berikutnya mentari kembali memancarkan cahaya hangatnya di bumi, membangunkan para penghuni didalamnya. Nadila sudah bersiap dengan rutinitasnya. Mereka adalah keluarga yang sibuk, sibuk dengan urusannya demi mempertahankan hidup.
"kak, aku bisa membantu kakak bekerja" kata kangsan
"haish anak ini, kau selesaikan lah sekolahmu itu dulu anak nakal" kata Nadila
"aku tau! hmm... ngomong ngomong aku punya kabar baik untuk mu " lanjut kangsan.
"jangan berbicara saat makan kangsan." tegur ibunya.
"tapi ini sangat penting Bu. kak Nadila kan sudah sarjana sangat di sayangkan kalau hanya menjual bubur, kak nadila tau perusahaan dewantara group yang legendaris itu kangsan dengar mereka membutuhkan karyawan."
"apa !" Nadila, ibu dan ayahnya bersamaan.
" benarkah san? kau tidak sedang mengerjai ku kan?" Nadira menatap curiga adiknya
"aishh, kau selalu tidak percaya kak aku heran apa kakak selalu di bohongi seumur hidup chichici"
perusahaan itu satu satunya tempat kerja yang di impikan Nadila, tetapi dia selalu tidak percaya diri untuk melamar kerja disana karena dia kurang berbakat dan tidak punya pengalaman.
" ini kabar baik bersiap siap lah pergi antar lamaran, ini adalah kesempatan untuk mu nak." kata ayah Nadila bersemangat.
keluarga Nadila memberi semangat dan dukungan pada Nadila. Lama diskusi keluarga itu berlangsung hingga gadis cantik itu mendapatkan kepercayaan dirinya dan memiliki tekatnya kembali. Ayah dan adiknya sepakat akan mengurus rumah makan bubur Nadila, jika Nadila sudah bekerja di perusahaan nanti.
"baiklah ayah" menyelesaikan diskusi, Nadila berangkat ke tempat kerja rumah makan bubur.
sepanjang bekerja Nadila berfikir keras tentang keputusan yang mereka ambil dan memperkuat kepercayaan dirinya bahwa dia bisa.
"yah, aku harus bisa berhasil kali ini. ahhhh perusahaan impianku wait me hahaha"
"kau menghayal nona muda" Carly mengejutkannya
"kau mengejutkanku kemoceng!"
"apa yg sedang kamu pikirkan?"
"Carly, kamu tau perusahaan dengan bangunan seperti menara itu kan? mereka membutuhkan karyawan " bercerita dengan mata berbinar
Carly juga mengetahui tentang perusahaan itu kalau itu satu satunya impian temannya untuk bekerja di kantor besar itu.
"aku takut lamaranku di tolak car." kata Nadila yang menyimpan banyak keraguan
"cobalah dulu aku yakin kamu bisa" kata Carly menyemangati. Carly hanya tamat SMA jadi tidak punya peluang untuk masuk ke perusahaan. Carly ikut bangga pada dirinya sendiri jika Nadila memiliki pekerjaan yang dia cita citakan itu.
"baiklah tapi bagaimana dengan mu siapa yang akan membantumu?" Nadila khawatir
"aku bisa menghandle sendiri tenanglah"
"yaelah sok bisa belum kerja pun kamu sudah mengeluh." kata Nadila menepuk bahu Carly.
"yah ini demi cita cita kamu bekerja di ruang ber AC, hahahha"
"baiklah terimakasih" mereka saling berpelukan
keesokan harinya jam 07.00 wib, Nadila sudah bersiap dengan pakaian rapi dengan sejuta semangat dari orang orang tersayang Nadila berangkat ke Dewantara group dan
karena terlalu bersemangat Nadila sampai melewatkan sarapannya, beruntung di seberang jalan kantor Dewantara group ada yang toko roti. Nadila dengan langkah seribu pergi ke toko roti itu
"brakkkk" suara tabrakan tidak terelakan. Nadira bertabrakan dengan seseorang yang entah sejak kapan ada di jalur yang ia lewati itu, sungguh miris nasibnya pagi ini.
"apa anda ingin mati nona!" suara lantang itu mengejutkan Nadila.
"mati? siapa dia. aku kan tidak menabraknya mengapa dia marah!" Nadila berpikir keras orang yang dia tabrak itu tidak memberi respon tapi yang merespon malah pria yang berdiri satu meter dibelakangnya.
"maaf tuan tapi, saya tidak menabrak anda" kata Nadila pada pria itu
"cih..." suara dari korban Nadila.
"dan kamu tuan berjas maaf sudah menabrak anda. Saya ingin membeli roti itu jadi, biarkan saya lewat kenapa menghalangi jalan saya." kata Nadila tanpa rem.
"hei kucing, apa anda sedang menyalahkan saya" kesal tuan muda Liam Mahardika, pria berjas itu.
"kucing? hei apa anda sudah gila nama saya bukan kucing tuan berjas hariku sial karena bertemu anda" tukas Nadila.
pria berjas menatap tajam kearah Nadila membuat Nadila merinding.
"pergilah!" katanya kemudian.
Nadila segera melarikan diri dia menyadari pria berjas itu sudah tersulut emosi bisa kelar hidupnya kalau dia di cekik tiba tiba.
"tuan muda anda baik baik saja?" kata sekretaris Ken.
"hhmm" jawaban singkat tuan Liam.
"sepertinya gadis itu tidak tahu sopan santun"
"biarkan dia Ken"
"baik tuan muda"
ini pertama kali tuan Liam membiarkan seseorang yang mengganggunya lolos. sekretaris Ken membawa tuan Liam kembali ke perusahaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
yaleyalele🧕🏻
eum suka
2025-01-24
0
Aidah Djafar
mampir Thor 🙏
2023-06-19
0
teti kurniawati
narasinya bagus.. cuman penempatan huruf besar kecilnya belum
2023-03-30
1