Bab 4

Masih terasa panas di pipi Zia bekas tamparan yang di berikan oleh Rosie walau ia sudah mengompres nya. "Lo kenapa gak balas aja sih tadi? Gue aja yang lihat nya kesal tau gak?" Ucap Vera pada Zia yang masih berada di ruang UKS.

Zia hanya tersenyum sinis menanggapi ucapan temannya itu. Setelah merasa baikan Zia beranjak dari duduknya dan hendak membuka pintu, secara kebetulan ia berpapasan dengan seorang pria yang hendak membuka pintu yang sama. Ya, dia adalah Yuda yang entah darimana ia mengetahui keberadaan Zia di UKS.

"Lo gak papa?" Tanya Yuda menatap setiap sudut wajah Zia dengan begitu seksama.

Zia sedikit mendongak menatap pria yang berada di depannya itu. "Menurut Lo? Apa gue terlihat baik-baik aja?" Tanya balik Zia masih dengan tatapan yang sama.

"Pipi Lo masih merah, gue akan mengurus semuanya." Yuda menyentuh pipi Zia dengan ekspresi yang terlihat cemas yang ia pancarkan.

Di saat Yuda akan berbalik dan melangkah, Zia menahan tangan Yuda dan menghentikan niatnya. Ia menggeleng pelan memberi isyarat supaya Yuda tidak melakukan apapun terhadap Rosie.

"Kenapa?"

"Ini urusan gue dan sebaiknya Lo gak usah ikut campur."

"Gue disini ketua OSIS dan gue gak suka dengan namanya pembullyan ini udah seharusnya jadi urusan gue."

"Masalahnya dia gak bully gue, cuma gue aja yang malas untuk meladeninya."

"Lo mau gue seret juga ke ruang BK sebagai korban hm?"

"Yuda gak usah nyebelin Lo, oke fine semua terserah Lo lagi malas debat gue." Zia sedikit menabrak lengan Yuda dan meninggalkan UKS yang di susul oleh Vera.

"Semangat Yud, gue yakin Lo bisa." Bisik Vera ketika melewati Yuda.

Walau pada dasarnya Vera tau bahwa sahabatnya itu telah memiliki kekasih namun ia juga mendukung jika Zia bersama dengan Yuda. Menurutnya Saga terlalu dewasa jika bersanding dengan Zia yang masih terkadang seperti anak kecil bahkan tak jarang jika mereka jalan bersama terlihat seperti keponakan bersama dengan om nya.

Sementara di tempat lain, tepatnya di kantin perusahaan Sky group, tidak seperti biasanya Saga berkumpul bersama dengan temannya disana.

"Lo masih jalan sama Zia?" Tanya salah satu teman akrab Saga.

"Hm, kenapa?" Sahut Saga dengan begitu santai."

"Betah banget Lo sama anak SMA, kenapa gak sama cari yang lebih dewasa? Sekretaris Lo juga boleh tuh udah cantik seksi body nya beuh..."

Saga menyumpal mulut Athar dengan makanan yang ada di hadapannya. Ia paling tidak suka jika ada seseorang yang membandingkan Zia dengan wanita manapun sekalipun lebih cantik dan seksi.

"Lo suka Nindy? Ambil aja mumpung lagi kosong." Sahut Saga dengan wajah tanpa dosa nya setelah menyumpal mulut Athar.

"Pertanyaannya si Nindy mau gak sama dia?" Sahut Resha salah satu teman Saga.

"Anjr banget Lo Sha kalo ngomong." Ujar Athar

Semua tertawa melihat ekspresi Athar yang sedikit kesal. Ya, mereka berteman semenjak masuk kuliah dulu, bukan hanya Saga tapi juga yang lainnya merupakan anak dari pebisnis terkenal sama seperti orangtua Saga. "Satnight ini bukannya ada acara reuni kampus ya?" Ucap Erga yang tiba-tiba teringat dengan undangan di grup medsosnya.

"Wah seru nih, pastinya bukan cuma alumni tapi pasti banyak mahasiswa/i lainnya juga kan?" Seru Athar.

"Ngapain Lo? Nyari mangsa?" Sahut Erga.

"Biasa orang jomblo." Sambung Resha yang tak hentinya mengejek Athar.

"Sialan Lo pada, lihat aja besok gue bawa cewek yang lebih cantik daripada cewek kalian." Protes Athar.

Di tengah-tengah perbincangan mereka, Saga pamit untuk pergi terlebih dulu karena ia mendadak mendapat panggilan telfon dari papa nya yang menyuruh Saga untuk segera ke ruangan nya. Sesampainya di depan sebuah ruangan Saga mengetuk pintu sebelum akhirnya ia di persilahkan untuk masuk.

**

Di tempat lain, Rosie keluar dari ruang BK karena di seret oleh Yuda mengenai masalah tamparan yang di lakukan pada Zia. Di temani oleh kedua temannya, Rossie mencari sosok Zia untuk memberinya perhitungan. Di lorong sekolah tepat di depan kelas Zia, Rossie berpapasan dengan gadis yang di carinya itu ia mengeluarkan tatapan sinis yang di balas dengan tatapan sama oleh pemilik nama Zerzia itu.

Kedua gadis itu saling maju satu sama lain hingga jarak diantara keduanya semakin terkikis, beberapa orang yang melihat mereka hanya terdiam menonton nya. Namun bukan perkelahian yang mereka tunjukkan melainkan Zia hanya membisikkan sesuatu pada Rossie. "Gue pastikan akan membalas perbuatan Lo nanti." Dengan suara menekan Zia berbisik tepat di telinga Rosie dan pergi begitu saja melewati nya yang di susul oleh Vera.

Di roof top sekolah, Zia lebih senang berada disana daripada di kelas yang menurutnya sangat membosankan apa lagi di jam pelajaran guru killer. Begitu juga dengan Vera yang selalu setia menemani Zia kemanapun dia pergi, namun kali ini tidak, ketika Vera melihat kearah pintu dan mendapati sosok cowok yang datang menghampiri mereka perlahan ia berjalan menjauhi Zia dan pergi dari tempat tersebut.

"Pegangin ponsel gue dong Ra sebentar." Zia menyodorkan ponselnya tanpa melihat ke belakang. Ia mengikat rambutnya ke atas karena merasa cukup gerah dengan cuaca yang lumayan panas.

"Sini gue udah selesai?" Ucap Zia kembali yang mengulurkan tangannya.

"Kenapa Lo gak masuk?" Tanya Yuda yang secara tiba-tiba.

Mendengar suara Yuda sontak Zia langsung menoleh ke belakangnya dan ya, benar saja ia mendapati sosok pria yang kini sedang menatapnya dengan tatapan datar. "Ngapain Lo disini?" Zia langsung duduk di sebuah kursi panjang yang berada disana. Yuda melangkah menghampiri Zia dan duduk di sebelahnya sebelum ia menjawab pertanyaan gadis itu.

"Gue OSIS, kali ini tugas gue buat nyari anak-anak yang suka bolos kayak Lo." Ucapan Yuda hanya di sahuti dengan kata "ohh" oleh Zia.

"Ayo masuk kali ini pelajarannya Bu Eka, Lo gak mungkin bolos terus kan?"

"Mungkin aja sih kalau gue mau." Sahut Zia dengan santai nya.

Yuda hanya menatap gadis yang masih duduk santai disana, gak habis pikir dengan jalan pikiran Zia yang statusnya kini telah menjadi murid kelas 3 tapi dengan santainya ia bisa bolos dan duduk dengan tenang di roof top.

"Lo sendiri ngapain masih disini? Sana masuk Lo kan murid paling teladan."

"Nemenin Lo." Sahut Yuda dengan cepat.

Seketika Zia membelalak dan tertawa mendengar penuturan Yuda seperti itu. Cowok teladan yang gak pernah bolos kini malah ikut bolos bersama seorang gadis bernama Zerzia sungguh hal yang langka. Tawa Zia terhenti ketika Yuda memberikan sebuah permen lollipop.

"Buat gue?"

"Gak mau ya udah." Yuda berniat memasukkan kembali lollipop itu kedalam saku jas sekolah nya, namun niatnya terhalang oleh tangan Zia yang dengan cepat mengambil permen tersebut. Melihat tingkah Zia yang seperti itu membuat Yuda tertawa kecil mengingatkan pada adiknya yang sudah lama tiada.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!