Bab 2

Sepulang sekolah, sesuai dengan janjinya Yuda mengajak Zia ke cafe yang baru buka tanpa seorang Vera. Karena kepekaannya terhadap Yuda, Vera lebih memilih untuk jalan-jalan sendiri sebelum pulang ke rumah, niatnya hari ini ia akan pergi ke toko buku bersama Zia hanya untuk membeli sebuah novel yang lagi booming namun karena Yuda membuat janji dengan Zia, ia rela membatalkan niatnya.

Dari sekian banyak menu, Yuda lebih memilih eskrim untuk di pesan nya bersama dengan Zia. Menurutnya eskrim lebih romantis untuk mereka di banding menu lain, walau pada kenyataanya tidak pacaran namun kedekatan keduanya seperti orang yang menjalin sebuah hubungan.

"Lo ngajak gue kesini cuma untuk makan eskrim?" Protes Zia, namun sambil memasukkan sendok eskrim ke mulutnya.

"Karena menurut gue cuma ini yang Lo suka diantara yang lainnya."

"Ya iya sih, tapi gak ada cemilan nya gitu? Masa eskrim doang? Ini Lo niat traktir gue lewat jalur ngirit atau gimana?" Protes Zia kembali, karena jika ia pergi ke cafe atau restoran bersama dengan Saga tentunya beberapa menu makanan telah ia pesan hingga memenuhi meja.

"Nanti gue belikan pop corn sambil kita nonton." Sahut Yuda yang memakan eskrim nya.

"jadi Lo mau ngajak gue nonton juga?"

"Hm, Lo mau kan? Sayang tiket sih kalau sampai gak mau."

"Baiklah, mumpung hari ini gue ada waktu."

Setelah menghabiskan eskrim nya, mereka berdua bergegas pergi ke siah bioskop, sebelumnya Yuda pergi ke tempat pop corn dan cola untuk menemani tontonan nya hari ini. Disaat Yuda sedang mengantri, disisi lain Zia asik telfonan dengan kekasih tercinta yang tak lain adalah Saga. Di tengah kesibukannya dengan urusan pekerjaan, Saga selalu meluangkan waktu untuk Zia, karena ia tahu betul dengan sifat Zia yang dimana ia akan marah jika Saga terus mengurusi pekerjaannya tanpa meluangkan waktu untuknya.

"Lagi dimana? Kedengarannya berisik banget." Tanya Saga yang mendengar suara sedikit ramai.

"Ohh aku lagi di bioskop, temen aku ngajak nonton." Jawab Zia dengan santai. Ya, Zia selalu berkata jujur pada Saga dimana dan dengan siapa ia berada walau dengan teman cowok sekalipun karena Saga lebih suka kejujuran daripada harus berbohong. "Dengan siapa? Cowok?" Tanya Saga kembali. Zia menjawab dengan apa adanya ia mengatakan kalau dirinya kini sedang bersama dengan Yuda.

"Yaudah hati-hati, jika sudah selesai nanti kabari aku." Ucap Saga.

"Oke, film nya juga udah mau di mulai. Bye kesayangan Zia."

Gadis itu langsung menutup panggilannya dan masuk kedalam bioskop bersama Yuda yang telah menunggunya sedari tadi. "Siapa? Anteng bener dari tadi." Tanya Yuda yang cukup penasaran dengan lawan bicara Zia. "Calon suami." Jawab Zia singkat. Bukan malah percaya, Saga malah mengira kalau Zia hanya asal menjawab pertanyaannya itu.

Sore hari... Setelah menonton film, Yuda dan Zia berpisah di sebuah halte karena jalan mereka berbeda arah. Ahh bukan tepatnya Zia akan pergi ke suatu tempat sebelum ia pulang ke rumah. Dengan sebuah paper bag yang di tenteng nya Zia masuk kedalam bus dan berhenti di halte ketiga. Tepat di depan sebuah gedung tinggi Zia turun dari bus.

Gadis itu melenggang masuk melewati pos satpam dan meja resepsionis, sudah menjadi hal yang biasa Zia masuk ke perusahaan itu hingga tidak aneh untuk para satpam dan karyawan lainnya. Saga putra Adhiyaksa merupakan seorang putra tunggal dan juga pewaris perusahaan Sky group yang di pimpin oleh papa nya.

Ceklek...

"Say...." Ucapan Zia terhenti ketika ia membuka pintu ruang kerja Saga dan melihat siapa yang sedang bersama nya.

Sekretaris yang bertubuh ramping dengan pakaian yang cukup seksi berdiri di depan meja Saga. Hal itu membuat Zia mengubah ekspresi wajah nya yang awalnya sumringah menjadi datar sedatar-datar nya. Gadis itu melenggang menghampiri Saga dan dengan sengaja duduk di pangkuannya tanpa rasa malu ataupun canggung.

"Tunggulah sebentar, aku masih ada urusan." Bisik Saga tepat di telinga Zia.

"Selesaikan saja seperti ini." Sahut Zia mendelik melihat Nindy yang selaku sekretaris Saga.

Akhirnya Saga mengalah, ia memberikan kode pada sekretaris nya untuk meninggalkan ruangannya. Mengerti dengan apa yang di isyaratkan Saga, Nindy pun pergi dari ruangan Saga. "Kenapa tidak memberitahu ku mau datang kesini hm?" Tanya Saga pada gadis manja yang masih duduk di pangkuannya. "Bukankah sudah biasa aku datang kemari? Kenapa harus bilang?" Saga hanya tersenyum mendengar jawaban kekasihnya itu. Jarak diantara keduanya memanglah cukup jauh, Zia yang masih terkadang kekanakan serta Saga yang sudah cukup dewasa menjadikan keduanya saling melengkapi satu sama lain.

"Ohh iya, sepertinya aku baru lihat wanita tadi."

"Dia Nindy sekretaris baru aku sekaligus teman SMA aku dulu."

"Teman? Bukankah akan sangat sensitif jika mempekerjakan seorang teman wanita?"

"Sensitif untuk siapa hm?"

"Entahlah, terserah kamu aja aku mau pulang dan ini aku bawakan makanan untuk mu bye!" Ucap Zia yang menaruh paper bag di meja kerja Saga.

Saga hanya menggelengkan pelan kepalanya seraya tersenyum melihat tingkah Zia yang seperti itu, rasa cemburu di usia nya saat ini memanglah sangat besar berbeda dengan Saga yang bisa mengontrol nya.

Di tepi jalan, tepatnya di halte bus terdapat seorang gadis yang sedang duduk menunggu bus yang melaju ke rumah nya. Sepasang earphone ia gunakan untuk mendengarkan musik guna agar tidak jenuh pada saat menunggu. Belum lama ia menunggu sebuah mobil berwarna hitam mengkilap berhenti tepat di depannya serta sebuah klakson yang di bunyikan untuk menarik perhatian Zia.

Gadis itu sedikit mengangkat kepalanya yang semula menunduk melihat ponselnya. Terlihat senyuman ramah dari si pemilik mobil yang tersenyum ke arah Zia. "Ck, dasar nyebelin." Gumam Zia yang melihat Saga sambil tersenyum tipis. Gadis itu segera beranjak dari duduknya dan masuk kedalam mobil.

"Ngapain disini? Bukannya kau masih ada urusan sama sekretaris seksi mu itu?" Ucap Zia yang menekan kata sekretaris.

"Aku gak bisa membiarkan mu pulang sendiri, jadi aku akan mengantarmu pulang." Jawab Saga.

Sesampainya di rumah, Zia bergegas masuk yang di ikuti oleh Saga. Setiba nya di dalam ia berpapasan dengan Disha yang selaku kakaknya, Saga yang pada dasarnya telah mengenal Disha saling menyapa satu sama lain. "Bukankah kau masih ada urusan pekerjaan? kenapa malah ikut masuk?" Celetuk Zia yang dengan sinis nya menatap Saga serta Disha bergantian.

"Pacar ku ini kenapa sih hm? dari tadi sensitif banget lagi dapet?" Saga menghampiri Zia dan mengusap pucuk kepalanya.

"Iya dapet jackpot!" Jawab Zia dengan ketus yang kemudian masuk kedalam kamarnya.

****

Terpopuler

Comments

🅜🅘🅝🐯Zerzia M

🅜🅘🅝🐯Zerzia M

AHAHA 😭

2023-02-07

0

🅜🅘🅝🐯Zerzia M

🅜🅘🅝🐯Zerzia M

perasaan stiap ak makan es krim ga ad romantis ny😔

2023-02-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!