5. Bertemu dengan Alex

Robby telah mengetahui bahwa Livia adalah anak dari wanita paruh baya yang ditolong oleh Alex, sehingga Robby memberi kartu nama Alex dan menyuruh Livia untuk menemui Alex di kantornya. Namun setelah ibunya sadarkan diri dari sehabis operasi tersebut, ada suatu hal yang harus dibicarakan oleh Alex dengan Livia perihal tentang pembayaran dari operasi ibunya.

Livia pun mengambil kartu identitas Alex tersebut, dan dia berjanji akan menemui Alex bos besar dari Robby yang duduk di sampingnya. Robby menatap Livia secara diam-diam dan memuji akan kecantikan Livia di dalam hatinya. Namun Robby merasa wajah Livia sangat familiar baginya, ia seperti sudah pernah melihat gadis belia itu. Robby tidak ingat dimana dia melihat Livia saat itu, namun paras Livia membuat Robi tidak dapat melupakannya.

Dokter telah keluar dari ruang operasi tersebut, dan membawa Ibu Livia untuk ditempatkan ke kamar rawat inap. Dokter pun menanyakan tentang keluarga pasien, karena ingin membicarakan sesuatu kepada keluarga korban tersebut. Livia segera mengikuti dokter dari belakang menuju ke ruangan di mana hanya ada Livia dan dokter saja. Setelah itu dokter pun menjelaskan bahwa ibunya Livia hampir saja tidak dapat ditolong, karena dengan cepat dapat dioperasi, sehingga ibunya Livia dapat keluar dari kritisnya.

Livia pun merasa bersyukur karena baginya tuan Alex adalah penolong ibunya saat itu. Dia berpikir kalau tidak ada tuan Alex, mungkin ibunya sudah meninggal dunia dan dia harus hidup sendirian di dunia ini. Livia pun mengambil beberapa resep obat dari dokter tersebut, untuk dibawa ke lantai bawah agar suster tersebut dapat menyediakan setiap hari obat untuk ibu Livia.

Livia pun juga sudah mengetahui bahwa ibunya tidak secepat itu untuk dapat sadar, karena benturan yang sangat kuat di kepalanya, sehingga membuat Ibunya Livia mengalami koma atau mengalami amnesia ringan. Livia sedikit merasa sedih, tapi dia tetap bersyukur karena ibunya masih diberi kehidupan dan dapat bersama dirinya saat ini.

Lima Hari kemudian...

Ibunya Livia sudah sadar namun seperti apa yang dikatakan oleh dokter, bila cepat sadar Ibunya Livia akan mengalami amnesia, sedangkan bila kesadarannya lama maka Ibu Livia akan mengalami koma yang panjang. Sedangkan ibunya Livia dalam 5 hari sudah sadar dari pasca operasi, dan dia benar-benar mengalami amnesia tidak mengenali Livia ataupun yang lainnya. Yang diingat oleh ibunya Livia hanya nama ayahnya Livia saja.

Robby datang ke rumah sakit untuk menjemput Livia, karena ia tahu bahwa ibunya Livia sudah sadarkan diri melalui dokter yang menanganinya. Alex sangat ingin bertemu dengan anak dari wanita paruh baya yang ia tolong itu. Sehingga Alex menyuruh Robby, untuk menjemput Livia dengan mobil pribadi miliknya.

Livia pun bersedia untuk ikut bersama Robby, untuk bertemu dengan Alex di kantornya. dalam perjalanan Livia hanya diam saja dan memperhatikan kemana mobil itu melaju hingga sampai ke kantor Alex. Sedangkan Robby sudah menyuruh suster untuk menjaga ibunya Livia selama Livia tidak ada di sana.

Sudah 5 hari Livia tidak masuk kuliah selama itu ia menjaga ibunya terus di rumah sakit. Dia sudah meminta izin kepada dosennya untuk tidak masuk beberapa hari, dan menjelaskan alasan ia minta untuk tidak masuk tersebut. Livia juga meminta kepada temannya untuk memberitahu pelajaran apa, yang sudah mereka pelajari di kelas dengan melalui ponselnya.

Di kantor Alex....

"Hari ini kau terlihat sibuk sekali?"

"Apa kau tidak merindukanku?" terdengar suara wanita yang masuk ke dalam ruangan Alex.

Wanita itu tak lain adalah sekretaris Alex sendiri Clara, di saat tidak ada orang Clara sangat berani memanggil bosnya dengan nama saja. Bahkan sesekali Clara memanggil Alex dengan kata-kata sayang. Hari ini Alex sangat banyak pekerjaan mukanya begitu murung Karena kelelahan, Clara masuk ke dalam ruangan tersebut di saat waktu yang tidak tepat.

"Ayolah Clara kau jangan menambah pusing pikiranku, jagalah sedikit etikamu ketika di ruanganku."

"Kau boleh berbuat apa saja ketika kita sedang berdua, kecuali di kantorku, kau tidak boleh sembarangan untuk melakukan apapun." Alex menegur Clara.

"Tapi kan mas di ruangan mu juga tidak ada orang jadi tidak apa-apa dong aku sedikit bersikap manja padamu...?"

"Biasanya kok begitu romantis kepadaku bahkan selalu merayuku di kantor."

"Apalagi ketika kau sedang lelah, selalu mengajak ku untuk beristirahat bersama di kamar yang ada di ruang kerja mu." Clara mencoba merayu Alex yang sedang duduk di kursinya.

Dan tak beberapa lama kemudian, pintu ruang kerja Alex diketuk oleh Robby dari luar. Robby segera masuk begitu saja, dan dia melihat Clara sedang duduk di pangkuan Alex. Robby pun segera ingin pergi dari ruangan itu, tetapi Alex mencegah Robby untuk pergi dari ruang kerjanya.

Alex malah menyuruh Clara untuk keluar dari ruangan tersebut, karena dirinya ingin berbicara kepada Robby saat itu. Robby pun masuk dengan membawa Livia bersamanya, Clara yang ingin keluar, tanpa sengaja melihat Livia yang ikut masuk ke dalam ruangan tersebut merasa heran. Dalam hati Clara bertanya mengapa gadis belia itu berada di kantor mereka saat ini.

Dengan cepat Robby menutup pintu ruang kerja Alex setelah Livia masuk ke dalam ruangan tersebut. Dan mengajak Livia untuk segera menghampiri Alex di meja kerjanya. Robby pun memperkenalkan Livia kepada Alex, dan memberitahu bahwa Livia adalah anak dari ibu paruh baya yang Alex tolongi.

"Saya Livia tuan, mengucapkan terima kasih karena telah menolong Ibu saya. Dan cepat membawanya ke rumah sakit."

"Bagaimana saya akan membalas dan membayar uang biaya operasi itu tuan..?" tanya Livia karena dia sangat ingin tahu.

Saat itu Alex sama sekali tidak menatap Livia, ia masih terus menatap lembaran-lembaran kertas yang ada di meja kerjanya. Saat Livia bertanya tentang biaya operasi dan lainnya, Alex menghentikan tangannya yang sedang menandatangani berkas di atas meja kerjanya itu.

Pandangannya pun langsung ditujukannya ke arah Livia, Alex langsung terkejut saat melihat Livia. Gadis belia yang pernah tabrakan dengannya saat beberapa Minggu yang lalu itu, adalah anak dari wanita paruh baya yang sekarang sedang berada di rumah sakit itu.

Livia menundukkan pandangannya, dia tidak berani menatap Alex yang memandangi dirinya. Alex tersenyum saat melihat Livia, gadis yang saat itu sangat ia kagumi ternyata, takdir mempertemukan mereka kembali di ruang kerja miliknya sendiri. Alex pun memanggil Robby untuk segera mengatur makan siang dirinya bersama Livia.

Kebetulan saat ini jam sudah menunjukkan pukul 11.30 siang, dan Alex ingin membicarakan biaya ibunya Livia di saat jam makan siang bersama Livia. Robbi pun mengerti dan segera menuruti Apa perintah dari Alex, bos di kantor tempat ia bekerja saat ini.

Terpopuler

Comments

Sylius

Sylius

🤣Alex sebenarnya butuh asupan gizi yg lebih tinggi

2023-04-07

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

Alex menyukai gadis se umuran anak nya

2023-03-15

1

Bangu Thry Wulandari

Bangu Thry Wulandari

kasihan Livia nggak di ingat sama ibu nya..

2023-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!