"Maura?!" ujar Livia yang sedikit terkejut saat mengantar pesanan kue itu.
Maura pun sangat senang, saat sahabatnya juga berada di kantor papanya. Gadis belia itu mengajak Livia ikut bergabung dengan mereka merayakan ultah papanya. Setelah itu, mereka pun masuk dan mengejutkan Alex papanya Maura. Tapi sebelum Livia ikut masuk, ia di telpon oleh bos toko kue yang harus segera kembali dan mengantar kue ke pelanggan yang lain.
Livia pun pergi dengan cepat tanpa sempat memberitahu kepada Maura saat itu. Livia pun bergegas kembali ke toko kue tersebut, dan siang hari nanti ia akan bertemu lagi dengan Maura seperti janji mereka.
...****************...
ibunya Livia yang bekerja di rumah majikannya, ketika sudah selesai sore harinya hendak ingin pulang ibunya berjalan kaki dan ingin menyeberang tepat di depan rumah mereka. sudah melihat ke kanan dan ke kiri bahkan berwaspada sebelum melangkahkan kaki, namun kejadian harus menimpa Ibu Livia tepat di depan rumah mereka.
Brem...
Sepeda motor dengan kecepatan tinggi, melewati tikungan tanpa menekan rem yang berada di stangnya. Bersamaan dengan langkahan kaki ibu Livia, sepeda motor itu pun melaju dengan kencang menghantam tubuh paruh baya itu.
Ciiit...
Bruk...
Sepeda motor itu menerjang dan menghempaskan tubuh paruh baya itu ke atas aspal sampai terguling jauh dari rumahnya. Darah mengalir dengan deras dari kepalanya, sedangkan pengemudi sepeda motor yang merasa ketakutan itu, segera lari dengan menyalakan mesin motornya yang sempat mati.
Kebetulan di jalan waktu itu sedang sepi, dan tak ada seorangpun yang mengetahui keadaan ibunya Livia, yang tergeletak di aspal sudah bersimbah darah. ternyata sore itu mobil Alex tanpa sengaja melintas di jalan tersebut ia melihat seorang ibu bersimbah darah di jalanan tanpa ada yang mengetahuinya.
Dengan cepat Alex berhenti lalu keluar dari mobilnya, segera berlari menghampiri wanita paruh baya itu.
Alex pun berteriak dan meminta tolong kepada warga yang lewat dengan sepeda motornya, dan warga yang lainnya mendengar teriakan itu juga keluar rumah lalu ramai-ramai menolong Alex.
Alex meminta kepada warga yang mengenal ibu itu untuk menghubungi, atau memberitahu keluarganya atas kondisi korban tersebut. Setelah itu, Alex pun pergi membawa wanita paruh baya itu dengan cepat ke rumah sakit. Hari sudah hampir malam, Alex dengan cepat melajukan mobilnya, dan membawa wanita paruh baya itu langsung masuk ke dalam rumah sakit, bersama suster yang mendorong ke ruang gawat darurat.
Sementara Livia yang bertemu dengan Maura di luar tidak mengetahui kondisi ibunya saat ini. Setelah mereka berdua puas bertemu, Livia pun berpamitan dengan Maura untuk segera pulang, karena ia teringat akan ibunya di rumah. Maura sangat iri dengan Livia, walau kehidupannya sederhana tidak seperti dirinya yang bergelimang harta, namun Livia memiliki Ibu yang tidak dimiliki oleh Maura.
Maura sedikit meneteskan air mata ketika melihat Livia dengan senang, ingin pulang ke rumah bertemu dengan ibunya. Maura tidak dapat menahan rasa kesedihan dan juga kerinduannya, yang ingin sekali memiliki seorang ibu yang begitu menyayangi dirinya.
****
Saat Livia sudah sampai di depan rumahnya, dirinya tidak dapat masuk ke dalam karena pintu pagar rumahnya masih digembok, dan kuncinya itu ada bersama ibunya. Livia mencoba memanggil ibunya dari luar, lalu mengetuk-ngetuk pagar yang terbuat dari besi itu, agar terdengar oleh ibunya dari dalam rumah. Setelah beberapa lama memanggil dan mengetuk pagar besi rumah mereka, namun tidak ada jawaban ataupun seseorang yang keluar dari rumah.
Seorang wanita yang rumahnya tepat berada di sebelah rumah mereka, keluar menghampiri Livia di depan pagar rumahnya. wanita itu mengatakan kepada Livia, keadaan ibunya dan juga kejadian yang terjadi tepat di depan rumah mereka. Livia sangat terkejut dan dia juga shock, mendengar apa yang dikatakan tetangganya itu.
Sambil berlinang air mata, Livia menanyakan keadaan ibunya dan juga alamat rumah sakit keberadaan ibunya tersebut. Hatinya sangat terluka bahkan merasa tak percaya, ibunya telah menjadi korban kecelakaan tabrak lari, yang tepat ada di depan rumah mereka sendiri.
Dengan cepat Livia segera pergi ke rumah sakit tersebut, setelah mengucapkan terima kasih kepada tetangganya yang sudah memberitahunya. Dalam perjalanan Livia menangis, dia naik angkutan untuk segera sampai ke rumah sakit tersebut. Semua orang menatap dan melihat dirinya yang sedang menangis, mereka bertanya-tanya saat melihat Livia yang sedang sedih di dalam angkutan itu.
Tak beberapa lama kemudian, ia berhenti di sebuah rumah sakit besar, dan segera berlari untuk masuk mencari keberadaan ibunya, setelah membayar ongkos angkutan yang dia naik. Livia pun masuk dari depan menuju meja resepsionis, untuk menanyakan keberadaan korban tabrak lari, yang dibawa ke rumah sakit itu pada sore hari. Segera suster yang berada di depan meja resepsionis mencari dengan melihat data-data dari komputernya.
Suster itu pun mengatakan bahwa wanita yang menjadi korban tabrak lari itu, sekarang sedang berada di ruang operasi, karena kondisinya sangat parah dan harus segera dioperasi. Livia pun terkejut dan merasa bingung mengapa ibunya sudah di ruangan operasi, sementara saat dioperasi harus ada persetujuan dan juga pembayaran administrasi dan yang lainnya.
"Suster bagaimana Ibu saya bisa dioperasi sementara saya baru mengetahui kondisi ibu saya yang mengalami kecelakaan tersebut?!" tanya Livia yang bingung atas cara kerja rumah sakit tersebut.
Kalau suster menjelaskan bahwa uang administrasi dan yang lainnya sudah dibayar oleh pak Alex, sedangkan keluarga dari pasien korban tabrak lari tersebut, harus menemuinya melalui Robby pengawalnya. Livia pun segera berlari saat suster tersebut memberi tahu, keberadaan ruang operasi yang sedang menangani ibunya tersebut.
Livia memperhatikan satu persatu ruangan yang ia lewati, dan membaca ruangan apa saja itu, lalu dengan cepat matanya menemukan ruang operasi yang berada di sudut ,tepat di hadapannya. Livia juga melihat ada seorang pria yang duduk di kursi tunggu di depan ruang operasi tersebut.
Livia berfikir bahwa lelaki itu pasti yang telah menolong ibunya saat mengalami kecelakaan. Livia pun berjalan dan menghampiri pria tersebut, dia duduk tepat di samping pria yang memakai pakaian rapi dan berjas hitam. Dengan ragu Livia yang bertanya dan mencari tahu bahwa dia benar-benar orang yang telah menolong ibunya.
Livia mencoba melirik dan memutar badannya ke arah pria tersebut, dengan rasa ragu Livia mulai bersuara dan bertanya kepada pria itu. Robby yang berada di sana, ditugaskan oleh Alex untuk menunggu sampai wanita paruh baya korban kecelakaan itu keluar dari ruang operasi. Robby juga disuruh untuk mencari tahu keluarga korban kecelakaan sepeda motor yang ditolong oleh Alex. Sehingga Robby harus duduk dan menunggu satu harian di rumah sakit itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
💞 Lily Biru 💞
hmmm kasianny kalau Livia... km kena gabruk Maura ibumu kena tabrak ppnya
2023-06-06
0
🌿Leony Fernanda🔱🎻
waduh tangkap tuh orang yang nabrak
2023-04-06
0
Lee
Di sumpahin balik aja lah, apa di sntet online aja tu yg nabrak. 😆😆
2023-03-16
1