Livia bekerja keras untuk dapat menghasilkan uang membantu ibunya, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dan juga dapat membayar keperluan kuliahnya. Dia selalu bersemangat demi cita-cita yang dia inginkan, walaupun badannya terasa letih bahkan sudah tak sanggup lagi, tetapi semua itu ia tepis lalu menumbuhkan kembali semangatnya. Ketika mengingat ibunya yang sekarang hanya seorang diri mencari nafkah untuk dirinya.
Jika di saat libur kuliah Livia mencari pekerjaan paruh waktu yang lain, seperti membantu toko kue untuk mengantarkan pesanan saat hari itu. Walaupun pendapatan sangat sedikit yang ia terima, namun tak membuatnya merasa berkecil hati dan patah semangat.
Dia tetap terus bekerja dan menyisihkan uang pendapatan gajinya, untuk ditabung agar dapat dijadikan modal usaha untuk dirinya nanti. Livia ingin menjadi seorang pengusaha bisnis dalam makanan dan juga usaha buket bunga. dia tidak ingin terus bekerja dengan orang lain dan akan berusaha untuk menciptakan usahanya sendiri.
***
"Hai pa..?" seorang gadis belia seusia Livia yang baru saja turun dari pesawat dijemput oleh pria yang bergelar papa baginya.
Dia adalah Maura, seorang anak dari pria yang sudah berumur yang kembali ke rumahnya, setelah sudah pergi ke luar negri selama 3 tahun untuk belajar di sana.
"Apa kabar sayang, selamat datang kembali ke rumah Papa kembali." pria itu berkata kepada Maura dan menyambutnya di bandara.
Lalu Maura mengikuti papanya untuk masuk ke dalam mobil kali ini mereka berdua pun pulang kembali ke rumah. Maura kembali ke rumah papanya karena, dia ingin meneruskan kuliahnya di Jakarta saja. dan ia juga memiliki rencana untuk menjodohkan papanya ke adik almarhum mamanya yaitu tante Mira.
Tanpa diketahui oleh Alex, Maura sudah menelpon Mira untuk menunggu di rumah mereka. Bahkan Mira sengaja memesan beberapa makanan di restoran untuk dibawanya ke rumah Alex, dia ingin memberi perhatian kepada Alex dan Maura. Sudah selama sepuluh tahun Mira terus mengejar-ngejar duda kaya raya itu, bahkan dia memakai umpan anak Alex sendiri yaitu Maura agar dapat menikah dengannya.
Mira merupakan wanita yang licik, dia ingin mendekati Maura agar dapat menikah dengan papanya. Dan menjadi istri dari seorang duda kaya raya, dirinya ingin menjadi wanita kaya raya sama seperti almarhumah kakaknya yang dahulu. Sekarang setelah Maura kembali dari luar negeri, ia pun menyusun rencana dan memperdaya Maura agar rencananya sekarang berhasil.
Mira mencoba menjadi seorang wanita lembut pada Maura, sehingga Maura akan terus bergantung dan selalu ingin bersama Mira selamanya. Mobil Alex sudah tiba di depan gerbang, satpam penjaga gerbang itu membukakan pintu tersebut untuk mobil Alex dapat masuk ke pekarangan rumah.
Terlihat sebuah mobil putih terparkir di halaman rumah Alex, yang tak lain mobil itu adalah milik Mira adik dari almarhumah istri Alex. Wajah Mira tidak sama dengan wajah almarhumah istri Alex, bahkan Alex mengetahui bahwa sifat mereka jauh berbeda. Maura tidak mengetahui sifat asli dari Mira sesungguhnya, dia buta akan kasih sayang seorang ibu saja.
Setelah Maura melangkah masuk ke dalam rumah bersama Alex, Mira pun datang menghampiri menyambut kedatangan mereka berdua dengan senyum manisnya.
"Sayang keponakan tante, kau bertambah cantik saja sekarang." Mira mencoba untuk memuji dan memberi perhatian kepada Maura.
"Ah Tante bisa saja, tante juga semakin hari semakin cantik dan seksi, ya kan pa?" Maura sengaja memancing pembicaraan antara Alex dan Mira.
Namun Alex tidak menghiraukan perkataan dari Maura anaknya itu, ia terus melangkahkan kakinya untuk menjauh dari Maura dan Mira. Alex hanya pergi ke dapur untuk mengambil minuman, ia merasa haus dan ingin segera minum jus segar di dalam kulkas. Setelah dahaganya terpuaskan, Alex pun kembali pergi ke kantornya. Tanpa memperdulikan kedatangan Mira dan Maura anaknya yang telah kembali ke rumahnya.
Brem....
Alex pun pergi dengan mobilnya dan kembali ke kantor untuk segera bekerja di depan monitornya. Saat di pertengahan jalan Simpang lampu merah, ia melihat Livia yang sedang akan menyeberang jalan. Alex kembali teringat akan wanita belia seusia Maura anaknya itu.
Ia melamun melihat Livia yang menyeberang sampai ke seberang dan masuk ke sebuah toko kue. Alex melamun tanpa melihat lampu lalu lintas yang sudah berubah warna menjadi hijau, semua mobil yang berada di belakangnya membunyikan klakson dengan begitu kerasnya. Hingga membuat Alex tersadar dan kembali melajukan mobilnya Di persimpangan lampu merah tersebut.
Dalam perjalanannya menuju ke kantor pikiran Alex tidak fokus pada jalanan tersebut, dirinya terus memikirkan gadis muda yang berusia seperti putrinya itu. Alex terkenal dengan playboy nya di kantor, bahkan sekretarisnya yang di kantor merupakan teman kencannya juga.
Selain menjadi sekretaris pribadi di kantornya, Jihan juga merangkap menjadi teman tidurnya saat Alex membutuhkannya. Semenjak kepergian istrinya Ratna, Alex menjadi pria yang suka bermain-main dengan wanita. Dengan cara itu Alex mengusir kesepiannya untuk saat ini, dan bahkan Maura anaknya sendiri pun mengetahui bahwa papanya adalah seorang Playboy.
****
Saat ini Livia libur dari kampusnya sampai 2 minggu, dan selama itu dia akan bekerja di toko kue di persimpangan tiga tersebut. Dari pagi ia akan bekerja mengantar kue-kue sampai sore hari, dan malamnya ia berpindah lagi bekerja sebagai tukang kebersihan di warung makan sampai pukul 23.00 malam.
Begitulah seterusnya sampai dua minggu ke depan, Livia berbohong kepada ibunya bila ibunya menanyakan dirinya saat pulang malam dari bekerja. Olivia pasti akan mengatakan bahwa dia mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya di rumah temannya yang satu kelompok dengannya.
Setiap hari Livia pasti membawa pulang kue dan juga bungkusan nasi yang akan dimakannya bersama ibu di rumah. Saat itu Livia juga akan berbohong, bahwa makanan itu diberikan oleh temannya yang sangat baik hati. Semua Livia lakukan agar ibunya tidak mengetahui, bahwa dirinya di luar bekerja untuk mencari uang sendiri.
Setelah Livia dan ibunya selesai makan ia pun membersihkan dirinya, dan berganti pakaian untuk segera beristirahat di kamarnya. Livia pun keluar dari kamar mandi untuk segera tidur ke dalam kamarnya, tanpa sengaja ia melihat ibunya telah terlelap di sofa ruang tamu rumah mereka.
Livia memandangi wajah ibunya yang terlihat lusuh dan tua, namun dalam hatinya ia sangat bangga memiliki seorang ibu seperti Rina. Livia membeli rambut ibunya yang sudah dipenuhi dengan uban di sana. Hal itu tidak membuat Livia menjadi malu, melainkan dirinya sangat takut kehilangan wanita yang selama ini sudah berada di sisinya sejak lama.
Dengan cepat Livia, mengambil kain untuk menyelimuti tubuh ibunya yang tertidur di atas sofa di depan TV. Tubuh Livia merasa sangat lelah malam itu, ia pun segera beranjak dari sofa tersebut untuk beristirahat di kamarnya. Dirinya harus beristirahat dengan baik, karena esok ia akan kembali bekerja mencari uang untuk membantu ibunya memenuhi kebutuhan mereka berdua.
Bersambung ya manteman...
Jangan lupa dukungan kalian, like, komen, Vote/Gift 🌹untuk Author, terima kasih sudah mampir dan membaca 🙏.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Nm@
Setelah sudah
2023-06-20
0
Elisabeth Ratna Susanti
namanya bagus 😍
2023-05-06
0
🌿Leony Fernanda🔱🎻
merawat ibu kesmpatan untuk berbakti nak
2023-04-06
0