Permintaan Nitbita

Begitu Nirbita menghilang, Kalandra langsung berlari masuk ke dalam Villa dan langsung menuju ke kamarnya, ternyata saat ini Agam sudah berada di kamarnya. Sudah ada di bawah selimut neringkuk disana. Kalandar pun masuk ke dalam selimut yang sama. Mereka saling menatap dalan diam dengan diterangi cahaya ponsel.

"Ke mana dia?" tanya Agam membuat Kalandra menggeleng.

"Tadi dia menghilang," jawabnya.

"Menghilang ke mana?" tanya Agam masih dengan suara ketakutannya.

"Mana aku tahu, emangnya aku bertanya padanya. Aku juga tak mengenalnya," jawab Kalandra. Ia yang tadinya begitu penasaran dan sangat berani ingin tahu tentang Nirbita, kini ikut menjadi takut. Di pipinya masih terasa suhu tubuh Nirbita yang begitu dingin.

Keduanya membeku dan saling menatap, saat merasakan ada sesuatu yang menyentuh kaki mereka yang tak masuk ke dalam selimut, sebuah sentuhan yang terasa dingin.

"Apa kau juga merasakannya?" tanya Kalandra membuat Agam memasang ekspresi wajah ingin menangis, sembari mengangguk. Kemudian, keduanya pun berteriak secara bersamaan. Masih di dalam selimut dan langsung menarik kaki merek.

Mereka duduk dan membungkus diri mereka dengan selimut, masih menjadikan cahaya layar ponsel sebagai penerang. Mereka memasang telinga mendengarkan sekitarnya. Apakah sosok yang tadi memegang kaki mereka masih ada di sekitar sana. Namun, tiba-tiba ada yang aneh, mereka merasa jika selimut itu tiba-tiba terasa sempit dengan ragu mereka menoleh ke arah yang rasanya ada sesuatu yang mengganjal di sana.

"Arrrrrrrg!!" keduanya kembali berteriak histeris saat ternyata Nirbita juga ada di dalam selimut dan masih dengan senyum di wajahnya. Mereka ingin berlari. Namun, Nirbita memegang kedua tangan mereka, membuat mereka hanya terus menjerit ketakutan hingga ada yang menyibak selimut itu. Mereka masih terus menjerit saat selimut itu sudah tak lagi menutupinya, keduanya terus menjerit dengan mata yang tertutup.

Timpukan bantal menyadarkan mereka berdua dan melihat siapa pelakunya. Itu adalah Vina.

"Kalian ini kenapa sih, dari tadi sangat aneh," ucap Vina berkacak pinggang dan menatap tajam kedua temannya.

"Vina?" seru keduanya.

"Iya, ini aku. Kalian bisa tenang ga, sih? Aku tuh nggak bisa tidur karena mendengar suara teriakan kalian!" tambah Vina. Di mana kamar Vina yang paling dekat dengan kamar yang dipilih oleh kalandra.

Keduanya langsung terdiam dengan pandangan melihat seisi ruangan tersebut. Mereka sama sekali tak melihat ada Nirbita di sana.

"Apa kamu tadi melihat seseorang?" tanya Agam yang langsung menutup mulutnya.

"Siapa?" tanya Vina dengan kening berkerut. Agam menggeleng sambil masih membekap mulutnya sendiri. Ia harus tetap menjaga rahasia keberadaan Nirbita.

"Kalandra! Ada apa sebenarnya? Ada apa dengan Agam?" tanya Vina melihat ke arah Kalandra yang juga terlihat ketakutan.

"Nggak! Nggak ada apa-apa kamu kembali saja ke kamarmu, kami takkan berbuat kegaduhan lagi," ucap Kalandra membuat Vina pun hanya mendengus kesal. Kemudian kembali ke kamarnya, sesekali ia terus menggerutu jika keduanya sangat aneh. Begitu Vina keluar, tiba-tiba Nirbita muncul di belakangnya. Vina, melihat sekelilingnya karena meresa aneh, bahkan Vina melihat ke arah Nirbita. Namun, ia tak melihat siapa-siapa disana. Tapi, ia bisa merasakan kehadiran Nirbita. Ia mengusap punggungnya yang lagi-lagi merasa merinding membuat Vina merasa takut dan dengan cepat berlari ke kamarnya.

Sementara itu, Agam dan juga Kalandra tetap tak bisa tidur. Mereka saling memunggungi dan mengawasi sekitar mereka. Keduanya masih duduk di tengah-tengah tempat tidur.

Di saat mereka tak melihat siapapun, jendela kamar itu kembali terbuka, membuat mereka tersentak kaget. Keduanya langsung turun dari tempat tidur dan menjauhi jendela.

"Hei kamu! Siapa kamu sebenarnya?" ucap Kalandra dan tiba-tiba Nirbita muncul di depan jendela itu.

"Aku Nirbita," jawabnya dengan begitu pelan. Namun, masih bisa didengarkan oleh keduanya.

"Nirbita, kami tak mengganggumu, jadi tolong jangan ganggu kami," ucap Kalandra sedangkan Agam sudah gemetar ketakutan bersembunyi di balik punggung Kalandra.

"Aku tak berniat mengganggu kalian. Tapi, tolong! Tolong aku! Tolong aku! Tolong aku!" ucap Nirbita kemudian ia kembali menghilang dan jendela pun kembali tertutup. Kalandra dengan cepat berlari menuju ke arah jendela dan pandangannya langsung teralih pada pohon besar yang terlihat jelas dari jendela kamarnya. Terlihat Nerbita kembali berayun di sana, tatapannya kembali melihat ke arah bulan.

Terpopuler

Comments

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

aduh maaf bngt ya Nirbita.aku takut..

2023-03-02

1

Jumria Belo

Jumria Belo

semangat

2023-02-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!