Senyuman Nirbita

Malam hari mereka semua melakukan acara di taman belakang, mereka membuat acara barbeque. Semua menikmati dan tertawa bersama, ada yang bermain gitar dan menyanyi, ada yang asik dengan daging yang mereka panggang dan ada yang hanya duduk menikmati alunan musik yang dimainkan oleh temannya. 

Sementara itu, Kalandra ikut membantu Agam untuk membolak-balik daging yang sedang mereka panggang. Kalandra tak terlalu akrab dengan teman-teman Agam membuat ia memilih untuk bersama dengan Agam.

Tanpa sengaja, matanya melihat ke arah pohon besar dan ia memicing mata saat melihat ayunan itu kembali bergerak padahal tak ada siapa-siapa di bawah pohon.

 Tak mungkin angin yang menggerakkannya, gerakan ayunan itu seolah-olah ada yang menggerakkan. Kalandra melihat api unggun yang mereka nyalakan juga terlihat biasa saja, tak ada hembusan angin yang menerpanya. Tapi, mengapa ayunan itu bergerak.

"Agam, apa kamu pernah mendengar cerita-cerita mistis tentang tempat ini?" tanya Kalandra, ia menyangkut pautkan apa yang dilihatnya tadi siang dan saat ini, serta keterangan tukang kebun yang menyatakan jika tak ada siapa-siapa di taman belakang siang tadi.

"Nggak, nggak ada. Memangnya kenapa? Apa kamu takut?" ucap Agam terkekeh kecil membuat Kalandra menghela nafas.

"Memangnya kamu dapat alamat Villa ini dari mana?" tanya Kalandra lagi.

"Aku dapat dari rekomendasi teman, tapi dia tak mengatakan apa-apa tentang Villa ini. Memangnya kenapa, sih? Apa kamu melihat hal-hal yang aneh?" tanya Agam menatap ke arah Kalandra yang terus melihat ke arah belakangnya. Ia pun melihat ke arah belakang dan tak melihat apa-apa di sana.

"Coba kamu perhatikan ayunan di bawah pohon besar itu," ucap Kalandra menunjuk ayunan yang masih bergerak di sana, keduanya pun memperhatikan ayunan itu dengan seksama kemudian, mereka saling menatap.

"Iya, ayunan itu seperti ada yang menaikinya," ucap Agam. Ia mulai merinding. Namun, keduanya tiba-tiba mendengar suara sayup-sayup wanita yang sedang menangis. Keduanya saling menatap.

"Apa kau mendengarnya?" ucap Agam membuat Kalandra pun mengangguk. Keduanya melihat teman-temannya yang masih asik dengan kegiatan mereka, sepertinya tak ada yang mendengar suara tangisan itu karena suara bising gitar yang mereka mainkan. Kalandra langsung mencekal tangan Agam. 

"Ayo, kita periksa," ucap Kalandra membuat Agam menggeleng cepat.

"Kamu sudah gila, ya! Apa yang mau diperiksa?" ucap Agam melepas cengkraman Kalandra. Namun, Kalandra kembali menariknya dan meminta salah satu temannya untuk melanjutkan acara bakar-bakar mereka.

"Kita mau ke mana?" tanya Agam yang diseret oleh Kalandra menuju ke pohon besar tersebut.

"Aku mau pastikan suara apa yang kita dengar itu, apakah itu adalah wanita yang aku lihat siang tadi," ucap Kalandra masih terus berjalan mengarah ke pohon besar itu.

"Apa? Wanita? Wanita apa yang kamu maksud?" tanya Agam mulai panik.

"Aku melihat sosok wanita yang bermain ayunan siang tadi di sini, tapi saat aku ingin menghampirinya wanita itu menghilang," jelas Kalandra membuat Agam semakin berat untuk melangkahkan kakinya menuju ke pohon besar itu. Namun, kekuatan Kalandra menyeretnya membuat ia akhirnya ikut. Namun, saat mereka mendekat suara tangisan itu menghilang. Ayunan itu juga berhenti bergerak, kaki Agam sudah bergetar.. Namun, tidak dengan Kalandra. Rasa penasarannya mendorong ia untuk mengitari pohon besar itu, mencari gadis yang dilihatnya siang tadi. Sementara Agam sudah terpaku di tempatnya, saat matanya juga melihat sosok wanita yang ada di depannya, sedang duduk di ayunan.

 Ia ingin memanggil Kalandra yang sedang mencari wanita itu sembari mengelilingi pohon. Namun, suaranya tercekat, kakinya bergetar hebat terlebih lagi wanita itu tersenyum padanya dan kembali menggerakkan ayunannya.

"Ka-ka-kaliandra!!" teriaknya sekuat tenaga memanggil Kaliandra.

"Ada apa? Apa kamu lihat sesuatu?" tanya Kalandra  menghampiri Agam.

 Agam yang bergetar menunjuk ayunan di belakang Kalandra.

Saat Kalandra berbalik melihat ayunan itu, ayunan itu kembali bergerak. Namun, tidak ada siapa-siapa di sana. Agam yang sudah bisa menguasai dirinya langsung berlari meninggalkan Kalandra dan berteriak hantu cantik. 

Kaliandra yang mendengar teriakan dari Agam juga ikut mengejarnya, sesekali ia melihat ke arah belakang. Namun, ia masih tak melihat apa-apa.

Mereka berdua sudah bergabung dengan yang lainnya, Kalandra langsung menanyakan apa yang dilihatnya. Apakah dia melihat wanita yang sama yang dilihatnya siang tadi dan Agam yang masih bergetar hanya mengangguk. Ia mencoba mengatur detak jantungnya yang sudah tak karuan, ia masih melonjorkan kakinya di rerumputan. Salah satu temannya menghampirinya.

"Ada apa?" tanyanya. 

 Kalandra dan juga Agam menggeleng secara bersamaan.

'Tak ada apa-apa," jawab keduanya serempak membuat temannya tersebut  mengangguk heran dan kembali membolak-balik daging yang sudah hampir selesai.

"Jangan beritahu hal ini kepada yang lain, bisa-bisa mereka tak membayar sewa padaku. Mereka akan membayar setelah pulang nanti, jika mereka tahu ada hantu, mereka pasti akan pulang hari ini dan tanpa membayar sepeserpun dan akhirnya aku yang harus membayarnya," ucap Agam, 

Kalandra hanya mengangguk. Sebenarnya bukan itu alasannya ia tak memberitahu teman-temannya, ia ingin mencari tahu siapa sosok wanita yang dilihatnya, ia sangat penasaran mengapa ia melihatnya siang tadi dan malam ini hanya Agam yang melihatnya. 

Setelah acara bakar-bakar pun selesai, mereka pun masuk ke dalam dan Kalandra masuk ke dalam kamarnya yang berada di sudut deretan kamar itu. Matanya masih tertuju ke arah pohon besar dan lagi-lagi ia melihat ayunan itu berayun dan kali ini ia kembali melihat wanita yang berbaju hitam itu.

Wanita itu terlihat mendongak melihat bulan. Kalandra juga ikut melihat ke arah bulan, melihat bulan yang bulat sempurna. 

'Siapa gadis itu? Apa dia bukan manusia?' batin Kalandra terus menatap sosok misterius itu.

Suara ketukan tiba-tiba mengagetkannya, ia pun membuka pintu itu dan ternyata itu adalah Agam.

"Aku tidur di sini ya," ucap Agam membuat Kalandra pun mengangguk dan langsung menarik Agam untuk berdiri di jendela. Wanita itu masih berayun di sana.

 Kalandra memperlihatkan Agam jika wanita itu sedang berayun. Agam yang juga melihatnya ingin menjerit. Namun, segera menutup mulutnya sendiri. Ia langsung masuk ke dalam selimut dan menutup tubuhnya, rasa ketakutan menyerangnya, ia ingin pergi Namun, jika mereka pergi sekarang dialah yang membayar sewa Villa itu.

Agan menahan rasa takutnya. Sementara, Kalandra terus memperhatikan wanita itu, sampai wanita itu menoleh ke arahnya dan tersenyum. Kalandra membalas senyumnya dan mengangguk samar menyapa gadis berbaju hitam tersebut.

Terpopuler

Comments

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

hebat dah ama Kalandra d senyumin hantu kok malah balik senyum..kita nih auto langsung pingsan

2023-03-02

3

Jumria Belo

Jumria Belo

makin penasaran aku😀

2023-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!