Tolong Aku

Kalandra tak bisa bergeming dari tempatnya, ia terus melihat wanita yang juga terus melihatnya.

Tersenyum sambil terus mengayun di bawah pohon besar itu. Tiba-tiba, Nirbita menghentikan ayunannya dan turun dari ayunan tersebut, berjalan ke suatu tempat. Kalandra yang melihat itu tak banyak bicara, ia langsung menarik Agam yang bersembunyi di bawah selimut.

"Apa yang kamu lakukan? Kita mau ke mana?" tanya Agam protes, ia mencoba untuk menahan diri agar Kalandra tak menariknya untuk keluar dari kamar. Namun, kekuatan Kalandra yang dipenuhi rasa penasaran membuat Agam dengan mudah terseret olehnya.

"Ayo ikut aku, ada yang ingin aku pastikan," ucap Kalandra. Begitu mereka sampai di lantai bawah, ia baru melepaskan genggaman tangannya pada Agam saat mereka keluar dari villa kemudian berlari cepat menuju ke taman belakang. Agam yang takut mau tak mau akhirnya ikut menyusul Kalandra yang berlari menuju ke taman belakang. Agam sudah tahu kemana tujuan sahabatnya itu.

Kalandra menghentikan langkahnya saat melihat Nirbita berjalan masuk ke dalam Villa itu melalui salah satu pintu belakang yang sama sekali tak mereka ketahui, keduanya pun mengikutinya.

"Dia mau ke mana?" tanya Agam membuat Kalandra hanya menempelkan jari telunjuknya di ujung bibirnya dan kembali melangkah. Agam terus menggenggam bagian belakang Kalandra, berjalan dengan pelan dan terus mengikuti kemana Nirbita pergi, hingga Nirbita berdiri di sebuah pintu yang ada di ruangan itu. Ruangannya sangat gelap, hanya terlihat karena adanya cahaya bulan yang masuk melalui celah-celah ventilasi rumah itu dan juga jendela yang berukuran cukup besar tepat menyinari tempat Nirbita berdiri.

Kalandra dan Agam juga ikut berhenti dan melihat apa yang dilakukan oleh gadis itu. Nirbita perlahan berbalik dan melihat ke arah mereka, membuat Agam sudah semakin bergetar. Ia mencengkeram erat pergelangan tangan Kalandra, sebenarnya Kalandra juga sudah diliputi rasa takut. Ini untuk pertama kalinya ia berada di situasi seperti saat ini. Namun, lagi-lagi rasa penasarannya tentang siapa wanita yang di depannya ini membuat ia tetap berdiri di tempatnya. Ia masih belum yakin apakah sosok di depannya ini adalah makhluk halus atau memang seorang manusia biasa yang sedang bermain dengan mereka.

Nirbita kita kembali memutar tubuhnya menghadap ke arah pintu dan tiba-tiba ia menghilang membuat Kalandra dan juga Agam tersentak kaget. Agam yang sudah semakin takut tak tahan lagi dan langsung berlari keluar dari tempat yang di rasanya itu cukup pengap dan semakin menyeramkan.

Kalandra yang juga sudah yakin jika wanita yang dilihatnya itu bukanlah manusia ikut berlari menyusul Agam. kemudian, mereka baru berhenti saat di teras Villa.

"Puas kamu? Sudah tahu jika wanita itu adalah hantu malah mengikutinya," ucap Agam pada Kalandra yang terlihat juga ketakutan.

"Apakah wanita itu hantu?" tanya Kalandra melihat ke arah Agam membuat Agam langsung melempar Kalandra dengan sendal yang ada di dekatnya.

"Jika bukan hantu apalagi? Mengapa dia bisa menghilang? Apakah manusia bisa menghilang? Apakah kamu bisa menghilang!" ucap Agam yang masih bergetar hebat.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan sendirinya membuat Agam yang tadinya bersandar di samping pintu itu langsung beringsut mendekati Kalandra yang juga terduduk di lantai.

Kaki Kalandra juga lemas mengetahui fakta jika wanita yang diikutinya tadi bukanlah manusia. Mereka melihat di sekelilingnya, mengapa pintu itu bisa terbuka sendiri. Sudah pasti itu adalah ulah dari gadis berbaju hitam tadi, pikir mereka berdua.

Tiba-tiba mereka kembali dikejutkan saat pundak keduanya ditepuk oleh seseorang, sontak saja keduanya berteriak.

"Hei! Ada apa dengan kalian?" ucap seseorang yang tadi menepuk pundaknya dan ternyata orang itu adalah Vani, salah satu dari teman mereka yang menghuni Villa itu.

"Nggak, nggak papa. Kamu ngapain di sini?" tanya Agam mencoba bersikap setenang mungkin walau keringat bercucuran di keningnya begitupun dengan Kalandra, mereka ikut berdiri.

"Kalian itu kenapa sih? Ketakutan kayak gitu, habis lihat hantu ya?" tanya Vani, Agam pun refleks mengangguk. Namun, tiba-tiba ia menggeleng.

"Mana nih yang benar, gelengan atau anggukan?" tanya Vani lagi.

"Nggak Kok, nggak ada apa-apa, kamu ini bilang apa, sih! Mana ada hantu," ucap Kalandra twrtawa kecil, sedetik kemudian ia menghentikan tawanya dan menelan salivanya. Di mana tepat saat ia mengatakan hantu, tiba-tiba Nirbita muncul di belakang Vani, ia muncul dengan senyuman di bibirnya, membuat Agam langsung menutup mata dan tak berani melihat ke arah gadis yang ada di belakang temannya itu.

"Aku masuk dulu ya, aku kebelet mau ke belakang," ucap Agam langsung berlari meninggalkan mereka, meninggalkan Nirbita dengan senyum yang mengerikannya.

"Ya udah, aku juga masuk," ucap Vani ikut masuk menyusul Agam yang lebih dulu masuk sambil mengusap tengkuknya, ia tiba-tiba merinding dan kini tinggallah Kalandra dan juga Nirbita di teras tersebut.

Nirbita menghampiri Kalandra yang tak bergerak dari tempatnya.

Tubuh Kalandra membeku dan tatapannya terkunci pada Nirbita yang semakin mendekat ke arahnya dan berhenti di hadapannya. Jarak Kalandra sudah sangat dekat, tangan Nirbita terulur menyentuh pipi Kalandra, membuat kalandra semakin bergetar hebat, saat ia merasakan tangan Nirbita yang begitu dingin.

Nirbita mendekatkan wajahnya ke wajah Kalandra dan berbisik di telinganya.

"Tolong aku," ucapnya dengan begitu pelan dan melirih. Setelah mengatakan itu, Nirbita kembali berjalan mundur dan dia pun menghilang.

Terpopuler

Comments

azka

azka

hahahahah
auto ngompol kalau gitu thor

2023-03-30

0

Jumria Belo

Jumria Belo

nerbita ini di bunuh atau apa si..?

2023-02-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!