Pengganti Sepasang Pengantin
Di sebuah gedung yang megah dengan dekorasi yang cukup wah, para tamu undangan mulai memadati isi gedung tersebut dari berbagai kalangan.
Namun tidak di ruangan ganti untuk calon pengantin wanita, kini tengah heboh karena tidak ada calon pengantin di dalam ruangan tersebut.
"Apa! kabur? tidak tidak tidak, ini pasti lelucon." Ucap ayah dari pihak calon pengantin perempuan.
Sedangkan ibu dari calon pengantin perempuan langsung pingsan diwaktu itu juga. Beberapa orang yang ada disekitarnya langsung memberi pertolongan kepadanya.
"Benar, Tuan. Nona Meila tidak ada didalam ruangan ini saat kami sedang mempersiapkan baju pengantin." Jawabnya dengan panik, dan juga takut pastinya.
Tuan Arvando selaku ayah dari pihak calon pengantin perempuan sangat shock ketika tidak mendapati putrinya di dalam ruangan tersebut. Napasnya yang awalnya teratur, kini mendadak tidak beraturan. Bahkan, napasnya terasa sesak seperti mendapat gangguan pernapasan.
Yuanda selaku adik dari calon pengantin perempuan, langsung mendekati ibunya karena khawatir dengan kondisi kesehatan ibunya.
"Ma, bangun, Ma." Panggil Yuanda penuh dengan kekhawatiran, tak henti-hentinya memegangi tangan ibunya.
"Nona, biarkan Dokter yang akan menanganinya." Ucap salah seorang asisten rumah yang ikut menemani majikannya.
Seorang dokter yang sudah diminta izin untuk berada dalam acara pernikahan, yakni untuk memberi penanganan ketika ada tamu undangan yang mendadak membutuhkan pertolongan.
Namun, kenyataannya justru pihak keluarga pengantin perempuan yang menggunakan jasanya dokter.
Tuan Arvando yang juga sulit untuk mengatur napasnya, langsung mendapat perawatan dari asisten dokter untuk menanganinya.
"Pa, Ma, bagaimana ini?" tanya Yuanda yang begitu panik saat mendapati kedua orang tuanya yang sangat membutuhkan pertolongan dokter demi kesehatannya.
Begitu juga di kediaman keluarga Jayakama, sama halnya panik seperti di ruangan yang ditempati oleh pihak calon pengantin perempuan.
Tuan Herdana maupun istrinya juga tengah dalam penanganan dokter, keduanya sama halnya seperti keluarga calon besan yang kehilangan anaknya.
Ferdinan yang sebagai adik dari calon pengantin laki-laki, pun ikutan panik dan khawatir saat mendapati kondisi kedua orang tuanya yang memprihatinkan.
Saat dokter sudah datang, cepat cepat untuk memeriksa kondisi ayah dan ibunya.
Sama halnya seperti Meila yang kabur dari acara pernikahannya, Daniel yang akan menikah dengan Meila juga bersepakat untuk melarikan diri dari pesta pernikahannya.
Ferdinan yang begitu geram saat mengetahui jika kakaknya telah kabur dari rumahnya, ingin rasanya mengobrak-abrik isi dalam kamarnya tersebut.
"Tuan Ferdi, anda dipanggil oleh Tuan Herdana. Sekarang juga, Tuan diminta untuk menemuinya." Ucap Zoni sebagai orang terdekatnya yang tengah memanggil Ferdinan di dalam kamar kakaknya.
Takut dengan kondisi kedua orang tuanya, Ferdinan segera masuk untuk menemuinya. Khawatir, itu sudah pasti tengah dirasakan oleh Ferdinan sebagai anaknya.
"Bagaimana keadaan kedua orang tua saya, Dok?" tanya Ferdinan yang begitu panik.
"Keadaannya sudah lumayan mendingan, tapi jangan biarkan untuk banyak pikiran, sayang kesehatannya." Jawab dokter memberi saran.
"Baik, Dok. Terima kasih banyak karena sudah datang dengan tepat waktu." Ucap Ferdinan.
"Sama-sama, Tuan. Kalau begitu saya pamit untuk kembali ke rumah sakit. Jangan lupa untuk diminumkan obatnya dengan teratur. Jika ada keluhan yang lainnya, jangan lupa juga untuk menghubungi saya." Jawab dokter tak lupa berpesan memberi saran untuk Ferdinan.
"Ya, Dok. Semoga saja tidak ada apa-apa, dan kembali membaik kondisinya." Ucap Ferdinan.
Dokter pun mengangguk dan berpamitan untuk segera pergi ke rumah sakit, lantaran sudah menjadi tanggung jawabnya dan tugasnya yang di emban.
Setelah mendapat penangan dari dokter, Ferdinan cukup merasa lega karena kondisi kedua orang tuanya sudah sedikit mendingan.
"Ma, Pa, gimana kondisi Papa dan Mama? gimana kalau kalian dirawat di rumah sakit saja?"
Kedua orang tuanya menggelengkan kepalanya, tentu saja menolak saran dari putranya.
"Gimana mau dirawat, hari ini adalah hari pernikahan kakak kamu. Papa bingung, sedangkan acaranya sebentar lagi akan segera dimulai, bagaimana ini, Fer? Papa benar-benar buntu." Jawab ayahnya yang benar-benar tidak dapat untuk berpikir agar mendapatkan jalan keluarnya.
"Bagaimana kalau kamu yang menggantikan posisi kakak kamu, Nak? ayolah."
Ferdinan langsung menoleh ke arah ibunya.
"Ferdinan yang menggantikan posisinya Kak Daniel?" tanya Ferdinan tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.
Ibunya mengangguk pelan, Tuan Herdana juga langsung menoleh pada istrinya.
"Ferdinan suruh gantiin Daniel, maksud kamu?"
"Ya, benar. Demi menutupi nama baik keluarga kita, Pa, apa lagi?"
Tuan Herdana menoleh pada putranya.
"Kamu mau kan, Fer?" tanya ayahnya.
"Pa, ini pernikahan sakral, bukan mainan. Jadi, jangan dibuat permainan di depan umum. Mendingan kita jujur saja, itu jauh lebih baik." Jawab Ferdinan yang berusaha menolak dengan cara yang halus.
"Apa kamu tidak kasihan sama kami, Nak. Mau ditaruh dimana muka Papa dan Mama? ayolah, mau ya? kasihan sama Mama dan Papa kalau nama baiknya tercoreng." Ucap ibunya ikut menimpali dan juga memohon.
Ferdinan yang takut terjadi sesuatu pada kedua orang tuanya, pun tidak bisa untuk menolaknya. Mau tidak mau, akhirnya menyetujuinya.
"Baiklah, Ferdi akan penuhi permintaan Papa. Tapi ada syaratnya, itupun kalau Papa dan Mama mau." Jawab Ferdinan dengan terpaksa.
"Apa syaratnya, Fer?" tanya sang ayah sambil memegangi bagian dadanya.
"Hanya pernikahan sementara." Jawab Ferdinan.
Kedua orang tuanya mengangguk pelan. Merasa lega karena tidak perlu berdebat, Tuan Herdana langsung menghubungi keluarga Hamoko.
Nahas, belum juga menghubungi, justru tiba-tiba ponsel miliknya Tuan Herdana berdering. Saat itu juga, langsung terkejut mendengar penyampaian dari pihak keluarga Hamoko.
Ferdinan dan ibunya begitu heran ketika mendapati Tuan Herdana yang sama halnya panik seperti keluarga calon besan.
Tidak hanya Tuan Herdana saja yang panik dan bingung, rupanya keluarga calon besan sama halnya yang dirasakahnya.
Di lain sisi, Yuanda yang diminta oleh kedua orang tuanya untuk menggantikan posisi kakaknya, pun tidak bisa menolak karena takut dengan kondisi ibunya maupun ayahnya.
"Yuan, mau ya? kasihan Papa kalau sampai pernikahan kakak kamu menjadi heboh. Reputasi Papamu akan hancur." Pinta ibunya lagi untuk memastikan bahwa putrinya tidak menolak.
"Demi keluarga dan Papa sama Mama, Yuan tidak menolak. Tapi ada syaratnya." Jawab Yuan yang sama halnya seperti Ferdinan yang juga memberi syarat untuk menerima permintaan orang tuanya.
"Syarat apa itu, Nak?" tanya ayahnya yang baru saja menghubungi calon besan.
"Setelah menikah ada beberapa bulan lamanya, Yuan meminta untuk mengakhirinya." Jawab Yuan yang merasa punya janji kepada kekasihnya yang akan berencana untuk menikah.
Kedua orang tuanya mengangguk, yakni menyetujui permintaannya.
Yuan yang merasa syaratnya diterima oleh kedua orang tuanya, pun ada perasaan lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Gina
mampir thor
2023-02-26
0
Mrs.Riozelino Fernandez
hai kk author... aku udah singgah nih... semangat nulisnya ya...
2023-02-03
0