BAB 4 : Di Dalam Raga yang Asing

Gisel memandangi angka yang muncul dari layar lift yang dia naiki saat ini bersama Adit. "4, 5, 6 .... astaga, lama sekali lantai 10," rutuknya dalam hati.

Saat ini, Gisel dan Adit sedang menuju ke tempat raga Gisel dirawat. Begitu Adit mengatakan bahwa dirinya dirawat di rumah sakit yang sama dengan Kanaya, Gisel langsung meminta Adit untuk mengantarkannya ke tempat itu, dan meninggalkan Tika di kamar rawatnya.

Selama lift yang mereka tumpangi itu membawa dirinya ke atas, di kepalanya muncul pertanyaan-pertanyaan baru. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya dan juga Kanaya? Apakah mungkin jiwa Kanaya sekarang ada di dalam tubuh Gisel sama seperti dirinya saat ini?

Ting ...

Tepat di saat lift berhenti bergerak, pikiran Gisel juga ikut terhenti. Terutama saat dia melihat dua orang pengawalnya sedang berdiri di depan selasar. Dia lupa, dia akan mengunjungi CEO Skylar Corp. Bagaimana mungkin tempatnya dirawat bebas dimasuki sembarang orang?

"Kalian mau kemana? Ini bukan tempat umum," kata seorang pengawal menghalangi mereka untuk melangkah lebih jauh dari lift yang baru saja mereka tumpangi.

Gisel melihat Adit yang juga terlihat gugup karena tidak tahu harus mengatakan apa. Segera Gisel menariknya menjauh dari para pengawal itu.

"Adit, apakah kamu bisa menghubungi ayahmu? Minta tolong padanya untuk menjemputmu," bisik Gisel. Adit pun segera mengambil ponsel dari saku celananya, lalu melakukan seperti yang diminta Gisel.

Tak lama kemudian, dari ujung selasar, Gisel melihat sosok Pak Rendi tengah berlari menuju ke arah mereka. Begitu sampai, Pak Rendi langsung menyeret Adit ke tempat yang agak jauh dari para pengawal.

"Kamu ngapain disini? Kan tadi bilangnya mau nengok Kanaya? Kenapa Kanaya malah dibawa kesini?," kata Pak Rendi setengah berbisik.

"Anu, Pa ... Aya yang minta mau kesini," kata Adit panik.

Pak Rendi menatap Gisel dengan tatapan keheranan. Tapi, sebelum Pak Rendi bertanya, Gisel langsung memohon padanya.

"Saya minta tolong, pak. Saya ingin melihat Gisel," pinta Gisel memelas.

"Kamu tahu Bu Gisella?," tanya Pak Rendi yang keheranan memandangi sahabat anaknya itu tengah memohon pada dirinya.

"S-saya ... saya, saya mengidolakannya. Saya janji tidak akan membuat keributan. Saya hanya ingin melihatnya," seru Gisel beralasan.

Gisel tidak menyangka dia akan mengatakannya. Akan sangat aneh jika mereka tahu Kanaya yang sebenarnya adalah Gisel. Dia merasa geli saat membayangkan dirinya dalam tubuhnya sendiri dan mengatakan bahwa dia mengidolakan dirinya sendiri.

Pak Rendi terlihat sedang bergumul dalam hatinya. Gisel tahu akan sangat sulit membiarkan orang asing masuk ke dalam. Tapi, saat ini dia sangat berharap ada keajaiban yang membuat kedua pengawal itu membiarkan Pak Rendi membawa dirinya dan juga Adit masuk ke dalam.

"Saya akan coba. Tapi ... saya nggak janji, ya," kata Pak Rendi.

Pak Rendi berjalan menghampiri kedua pengawal itu. Gisel melihat Pak Rendi yang sedang berbicara dengan mereka dengan cemas. Entah apa yang mereka bicarakan. Sesekali mereka melihat ke arah Gisel dan Adit berdiri. Setelah beberapa saat, Pak Rendi melambaikan tangannya memanggil Adit dan juga Gisel. Seketika itu juga, Gisel bernapas lega.

"Aku maafkan kalian kali ini," kata Gisel dalam hatinya merutuki para pengawalnya itu.

Jika seandainya Gisel bukan di dalam tubuh Kanaya, tentu dia akan memarahi mereka habis-habisan. Gisel sudah tidak mau memikirkan alasan apa yang dipakai Pak Rendi, yang penting dia bisa masuk saat ini.

Gisel menarik napasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan saat dia akan memasuki sebuah kamar rawat VVIP menyusul Adit dan juga Pak Rendi yang sudah lebih dulu masuk. Dia menyiapkan hatinya untuk bertemu dengan tubuhnya sendiri.

Tapi, saat dia masuk dan melihatnya sendiri, semua yang dibayangkannya seakan runtuh. Gisel sudah membayangkan dirinya akan berbincang dengan raganya, tapi sekarang yang dia lihat malah kebalikannya.

Tubuhnya terbaring lemah di atas tempat tidur dengan banyak alat yang terhubung pada tubuhnya itu. Bunyi yang keluar dari alat tersebut memberikan gambaran yang cukup jelas pada Gisel bahwa tubuhnya saat ini tidak baik-baik saja.

"Bu Gisella saat ini sedang koma karena kecelakaan itu. Hanya orang-orang tertentu yang tahu soal ini. Karena itu, pengamanan sangat ketat akhir-akhir ini. Tadi papa bilang kalian adalah kenalan Bu Gisella. Jadi kalian diperbolehkan masuk. Tapi, jangan lama-lama, karena kalau ketahuan, nanti papa yang akan dimarahi," jelas Pak Rendi.

Tentu saja, ini harus dirahasiakan, atau akan ada keributan di antara para pemegang saham. Mereka akan menganggap Gisel tidak berkompeten lagi. Jika sampai Gisel digantikan, proyek pembangunan kota baru akan terancam tertunda dan mengalami kerugian parah. Ini akan jadi bencana besar bagi Skylar.

Setelah beberapa saat berada di sana, Gisel akhirnya mengajak Adit untuk kembali. Sepanjang perjalanannya kembali, kepalanya terus dipaksanya untuk berpikir.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Apakah ini yang namanya tukar tubuh seperti yang di film-film itu? Kalau jiwaku ada di tubuh Kanaya, lalu kemana jiwa Kanaya? Mengapa ragaku masih koma?," pikir Gisel berulang-ulang. Semakin keras dirinya berpikir, dia tetap tidak bisa menemukan alasan yang jelas mengapa raganya koma, sedangkan Kanaya tidak?

Bunyi denging itu kembali lagi terdengar di telinganya. Gisel merasakan lagi sakit yang luar biasa di seluruh bagian kepalanya. Tenaganya seperti tersedot lalu habis. Gisel menjadi lemas dan tidak sanggup lagi untuk berjalan.

"Aya! Ada apa? Kamu kenapa?," tanya Adit yang panik melihat sahabatnya itu terjatuh dan terduduk di lantai selasar yang mengarah ke kamar rawat.

Tapi Gisel tidak bisa menjawab apapun. Kepalanya terlalu sakit hingga mengakibatkan denging yang dia dengar semakin keras.

Semakin lama, semakin banyak orang yang datang menghampirinya. Dan semakin lama, dia sudah tidak mampu lagi menahannya. Gisel akhirnya menutup matanya dan tidak sadarkan diri.

......................

Sekali lagi, Gisel serasa dibawa ke suatu tempat yang tidak dia ketahui. Kali ini dia sedang berdiri di balik pintu, mengintip dua orang wanita yang baru dia kenal kemarin, Clara dan Nabila. Mereka sedang berbicara berdua di sebuah ruangan yang terlihat seperti dapur.

"Dengar, Nabila. Jadilah anak yang baik agar dia bisa menyayangimu, bahkan kalau perlu buatlah dia lebih menyayangimu daripada anaknya sendiri," kata Clara.

"Aku bosan, Ma. Dia selalu mengatur-aturku. Memangnya dia siapa? Ayahku juga bukan. Dia cuma ayah tiriku. Dan aku tidak akan pernah mengakuinya sebagai ayahku," kata Nabila yang merengut sebal.

"Bersabarlah, Nabila. Kita hanya perlu harta kekayaannya. Begitu kita sudah merebut semuanya, maka kita sudah tidak membutuhkannya lagi. Setelah itu, terserah kamu. Tapi sekarang, bersabarlah! Jangan buat usahaku selama ini sia-sia," bujuk Clara.

......................

Gisel sontak terbangun dari tempat tidurnya. Seperti mimpi sebelumnya, tubuhnya seperti dihempaskan ke bawah hingga membuatnya terbangun. Kali ini Gisel yakin yang dia lihat barusan itu bukanlah mimpi.

"Aya, kamu nggak apa-apa? Mengapa kamu menangis? Apakah ada yang sakit?," tanya Adit yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

Gisel mengusap wajahnya dengan telapak tangannya. Dilihatnya, tangannya basah setelah dia mengusap wajahnya.

"Menangis lagi? Mengapa aku menangis? Aku tidak sedang bersedih?," batin Gisel.

"Apa yang membuatku menangis? Mimpi tadi? Bukan, itu bukan mimpi. Itu ingatan. Tunggu ... jika aku menangis karena ingatan itu, berarti ... jiwa Kanaya masih ada di dalam sini? Apakah itu mungkin? Dalam satu raga ada dua jiwa?"

Episodes
1 BAB 1 : Identitas yang Hilang
2 BAB 2 : Ingatan dan Emosi yang Tidak Dikenal
3 BAB 3 : Mencari Fakta tentang Gisel
4 BAB 4 : Di Dalam Raga yang Asing
5 BAB 5 : Dua Wajah Clara
6 BAB 6 : Menghadapi Ancaman Nabila
7 BAB 7 : Teman Lama, Musuh Baru
8 BAB 8 : Serangan Tak Terduga
9 BAB 9 : Bukti Serangan Nabila
10 BAB 10 : Kebiasaan Rey dan Perhatian Adit
11 BAB 11 : Gisel vs Tiga Teman Nabila
12 BAB 12 : Problema Hak Asuh Kanaya
13 BAB 13 : Identitas Gisel Akhirnya Terungkap
14 BAB 14 : Menghadapi Rafael Lagi
15 BAB 15 : Gisel vs Rafael dan Clara
16 BAB 16 : Potongan Puzzle Keluarga Bharatajaya
17 BAB 17 : Maksud Rey yang Tersembunyi
18 BAB 18 : Kejadian Tak Terduga, Rey Mulai Curiga
19 BAB 19 : Terjebak dalam Perjodohan yang Tidak Diinginkan
20 BAB 20 : Mimpi atau Realita? Bahaya yang Dihadapi Gisel
21 BAB 21 : Tujuh Hari Mencari Jalan Kembali
22 BAB 22 : Kecurigaan Adit dan Tika
23 BAB 23 : Misteri Hati Rey
24 BAB 24 : Melawan Keputusan Clara
25 BAB 25 : Rencana Rahasia Gisel
26 BAB 26 : Ancaman Baru, Rencana yang Sia-sia
27 BAB 27 : Penolong yang tak Terduga
28 BAB 28 : Pelaku Teror, Tertangkap Kau!
29 BAB 29 : Pelaku Sebenarnya Teror Kanaya
30 BAB 30 : Pertemuan yang Mengejutkan, Resolusi Adit
31 BAB 31 : Mewaspadai Ancaman, Menyingkap Rahasia
32 BAB 32 : Makan Malam Pembuka Topeng Rafael
33 BAB 33 : Percakapan yang Mencerahkan tapi Juga Mencengangkan
34 BAB 34 : Gisel vs Nabila
35 BAB 35 : Kemarahan Gisel : Rey vs Wina
36 BAB 36 : Gisel dan Rey vs Wina
37 BAB 37 : Intrik di Ruang Detensi
38 BAB 38 : Bukti dan Pembelaan
39 BAB 39 : Luka Masa Lalu
40 BAB 40 : Rencana Jahat Wina
41 BAB 41 : Terjebak dalam Rencana Wina
42 BAB 42 : Perspektif Gisel yang Baru
43 BAB 43 : Janji Rey
44 BAB 44 : Kawan atau Lawan?
45 BAB 45 : Nabila Mulai Memberontak
46 BAB 46 : Kerjasama yang Berbahaya
47 BAB 47 : Berburu Bukti Kebenaran
48 BAB 48 : Pertemuan yang Berbahaya
49 BAB 49 : Kendali dan Ancaman Corens
50 BAB 50 : Rencana Pelarian Gisel
51 BAB 51 : Rey Datang Menyelamatkan Lagi
52 BAB 52 : Reina dan Rahasia Rey
53 BAB 53 : Cara untuk Kembali
54 BAB 54 : Panggilan Maut dari Corens
55 BAB 55 : Musuh yang Tidak Terduga
56 BAB 56 : Kejutan di Detik Terakhir
57 BAB 57 : Konfrontasi yang Berbahaya
58 BAB 58 : Reina Di Perbatasan Antara Kehidupan dan Kematian
59 BAB 59 : Usaha Mengembalikan Kanaya
60 BAB 60 : Menemukan Jalan Pulang, Tanpa Rey
61 BAB 61 : Selamat Datang Kembali
62 BAB 62 : Melanjutkan Hidup, Awal yang Baru
63 Bab 63 : Akhir yang Dinantikan
64 Novel Baru : Cinta Itu (Tidak) Buta
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1 : Identitas yang Hilang
2
BAB 2 : Ingatan dan Emosi yang Tidak Dikenal
3
BAB 3 : Mencari Fakta tentang Gisel
4
BAB 4 : Di Dalam Raga yang Asing
5
BAB 5 : Dua Wajah Clara
6
BAB 6 : Menghadapi Ancaman Nabila
7
BAB 7 : Teman Lama, Musuh Baru
8
BAB 8 : Serangan Tak Terduga
9
BAB 9 : Bukti Serangan Nabila
10
BAB 10 : Kebiasaan Rey dan Perhatian Adit
11
BAB 11 : Gisel vs Tiga Teman Nabila
12
BAB 12 : Problema Hak Asuh Kanaya
13
BAB 13 : Identitas Gisel Akhirnya Terungkap
14
BAB 14 : Menghadapi Rafael Lagi
15
BAB 15 : Gisel vs Rafael dan Clara
16
BAB 16 : Potongan Puzzle Keluarga Bharatajaya
17
BAB 17 : Maksud Rey yang Tersembunyi
18
BAB 18 : Kejadian Tak Terduga, Rey Mulai Curiga
19
BAB 19 : Terjebak dalam Perjodohan yang Tidak Diinginkan
20
BAB 20 : Mimpi atau Realita? Bahaya yang Dihadapi Gisel
21
BAB 21 : Tujuh Hari Mencari Jalan Kembali
22
BAB 22 : Kecurigaan Adit dan Tika
23
BAB 23 : Misteri Hati Rey
24
BAB 24 : Melawan Keputusan Clara
25
BAB 25 : Rencana Rahasia Gisel
26
BAB 26 : Ancaman Baru, Rencana yang Sia-sia
27
BAB 27 : Penolong yang tak Terduga
28
BAB 28 : Pelaku Teror, Tertangkap Kau!
29
BAB 29 : Pelaku Sebenarnya Teror Kanaya
30
BAB 30 : Pertemuan yang Mengejutkan, Resolusi Adit
31
BAB 31 : Mewaspadai Ancaman, Menyingkap Rahasia
32
BAB 32 : Makan Malam Pembuka Topeng Rafael
33
BAB 33 : Percakapan yang Mencerahkan tapi Juga Mencengangkan
34
BAB 34 : Gisel vs Nabila
35
BAB 35 : Kemarahan Gisel : Rey vs Wina
36
BAB 36 : Gisel dan Rey vs Wina
37
BAB 37 : Intrik di Ruang Detensi
38
BAB 38 : Bukti dan Pembelaan
39
BAB 39 : Luka Masa Lalu
40
BAB 40 : Rencana Jahat Wina
41
BAB 41 : Terjebak dalam Rencana Wina
42
BAB 42 : Perspektif Gisel yang Baru
43
BAB 43 : Janji Rey
44
BAB 44 : Kawan atau Lawan?
45
BAB 45 : Nabila Mulai Memberontak
46
BAB 46 : Kerjasama yang Berbahaya
47
BAB 47 : Berburu Bukti Kebenaran
48
BAB 48 : Pertemuan yang Berbahaya
49
BAB 49 : Kendali dan Ancaman Corens
50
BAB 50 : Rencana Pelarian Gisel
51
BAB 51 : Rey Datang Menyelamatkan Lagi
52
BAB 52 : Reina dan Rahasia Rey
53
BAB 53 : Cara untuk Kembali
54
BAB 54 : Panggilan Maut dari Corens
55
BAB 55 : Musuh yang Tidak Terduga
56
BAB 56 : Kejutan di Detik Terakhir
57
BAB 57 : Konfrontasi yang Berbahaya
58
BAB 58 : Reina Di Perbatasan Antara Kehidupan dan Kematian
59
BAB 59 : Usaha Mengembalikan Kanaya
60
BAB 60 : Menemukan Jalan Pulang, Tanpa Rey
61
BAB 61 : Selamat Datang Kembali
62
BAB 62 : Melanjutkan Hidup, Awal yang Baru
63
Bab 63 : Akhir yang Dinantikan
64
Novel Baru : Cinta Itu (Tidak) Buta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!