Satu Minggu telah berlalu.
Saat ini di sebuah gedung yang tidak bisa di bilang sederhana akan berlangsung ijab qobul yang akan di ucapkan oleh Wilmar dan juga Valerie, dua anak manusia yang memiliki takdir untuk menikah meski mereka tidak saling mencintai.
Kenapa mereka melakukan itu semua jika tidak saling mencintai, mana jawaban mereka sama, yaitu menuruti keinginan orang tua nya masing-masing, di mana Wilmar dia terpaksa menikah karena desakan dari ayah nya yang ingin memiliki cucu membuat nya gerah dengan pertanyaan yang selalu saja sama.
Begitu juga dengan Valerie dia melakukan ini untuk kelangsungan hidup semua orang terdekat nya, apalagi adik nya yang saat ini sedang menunggu jadwal operasi nya, dia berharap kesembuhan untuk adik nya, meski dia harus menumbalkan hidup nya sendiri.
Kini mereka di sandingkan di salah satu kursi di depan penghulu yang akan menikahkan mereka berdua, tidak ada senyuman yang terlihat dari wajah keduanya, hanya wajah tanpa ekspresi yang mereka tampilkan.
"Bagaimana apakah sudah siap?" tanya penghulu.
"Siap" jawab Wilmar tanpa ada keraguan sedikitpun.
Bapak penghulu pun membacakan doa untuk rumah tangga calon mempelai yang sebentar lagi akan menjadi suami istri tersebut, dan kini tiba saat di mana ijab kabul itu di laksanakan.
Dengan sekali ucap, kini mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri, Wilmar hanya diam saat saja tanpa menoleh sedikit pun pada wanita yang kini telah resmi menjadi istri nya.
Penanda tanganan surat nikah pun selesai dan kini Valerie pun mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan laki-laki yang baru saja menghalalkan nya, lelaki yang ini resmi menjadi suami nya, pria pengganti ayah nya, dia berharap pernikahan nya tidak akan berakhir sampai maut memisahkan, meski pada kenyataannya mereka menikah karena keadaan yang saling menguntungkan.
Wilmar pun menyambut uluran tangan dari istri nya, dia juga melakukan kewajiban nya mencium kening istrinya.
Malam hari nya resepsi di lakukan, meski pernikahan itu tertutup, yang mereka undangan hanya orang-orang yang berkepentingan di perusahaan saja dan beberapa kerabat nya.
Tama tetap pada pendiriannya untuk tidak mengundang wanita yang telah melahirkan nya itu, dia memang ibunya tapi sakit hati nya itu sampai saat ini tidak akan pernah termaafkan.
Dia hanya tidak ingin semakin membenci mama nya itu, jadi dia lebih memilih menghindar dan tidak bertemu sama sekali.
Wajah datar Tama kini berubah menjadi merah saat melihat orang yang paling di benci dalam hidupnya itu hadir di sana, mereka seakan tidak merasa bersalah dengan apa yang telah mereka lakukan dulu.
Fattah mengikuti arah pandang kakak angkat nya itu, dia pun di buat kaget dengan apa yang di lihat nya, bagaimana bisa orang yang masuk dalam daftar hitam kakak angkat nya itu ada di sana.
Siapa yang mengundang nya, tidak mungkin Tuan Tama bukan, dia sangat tahu sifat dari laki-laki itu yang sama sekali tidak lagi ingin berhubungan dengan mereka, dia merutuki kecerobohan nya saat ini, bagaimana bisa dia melewatkan satu hal yang membuatnya berada dalam masalah besar.
Dia mendekati pak Haidar yang duduk di salah satu kursi yang tidak jauh dari pelaminan, dia pun berpura-pura bertanya tentang siapa tamu yang baru saja masuk dan benar ternyata kecurigaan nya benar, jika pak Haidar lah yang mengundang mereka.
Tapi ada satu fakta menarik yang ingin dia ketahui, dengan cepat dia menghampiri Tama lalu membisikkan sesuatu yang bisa meredam amarah atasannya tersebut.
"Jaga emosi mu kak, akan ada pertunjukan menarik setelah ini, bersikap lah seakan kakak tidak mengenal mereka, kita ikuti permainan mereka"
"Heem" geram nya tertahan.
Fattah mengangguk dia yakin dengan satu fakta yang ingin dia ungkap, dia pun turun dari sana dan duduk di meja nya, sambil terus mengawasi setiap pergerakan dari dua orang yang membuat darah nya mendidih saat mengingat perlakuan kedua nya.
Sementara Tuan Tama dia sama sekali tidak menganggap kehadiran dua orang yang pernah berharga dalam hidup nya itu dulu, dan hanya menjadi onggokan sampah bagi nya saat ini, sebelum Fattah menghampiri Wilmar tadi, dia mengirim pesan pada asisten tuan Tama untuk meredam emosi Tuan nya saat melihat siapa yang datang.
Mereka saat ini sudah berada di atas pelaminan, memberikan selamat untuk kedua mempelai, Valerie yang tidak tahu apa pun dia bersikap biasa saja, apa lagi pria yang ada di hadapannya itu adalah salah satu orang penting yang ada di perusahaan milik ayah nya.
"Selamat atas pernikahan anda Tuan Wilmar" ucap laki-laki yang tak lain adalah paman nya itu.
"Terima kasih sudah menyempatkan hadir di acara saya Tuan Rendra Alzier yang terhormat " jawab Tama sambil menangkup tangan yang di balas senyum mengejek dari paman nya.
"Selamat untuk anda Tuan" ucap sang ibu yang juga berlagak tidak mengenal nya itu, ada nyeri yang hinggap dia hati nya, tapi dia sadar jika itu akan membuat nya terlihat lemah di hadapan semua orang.
Wilmar tidak menjawab juga tidak menerima uluran tangan dari wanita yang telah melahirkan nya itu, dia hanya menangkup kan ke dua tangan nya, bukan karena apa tapi dia sama sekali tidak ingin ternoda oleh mereka yang berdua.
Ada amarah yang coba di tahan, ada benci yang coba dia hilang kan, tapi ingatan itu bukan nya menghilangkan tapi semakin menari indah di mata nya, tidak cukup sampai di situ mereka juga menghampiri Papa nya dan juga mertua seolah-olah tidak terjadi apapun di antara mereka.
Acara resepsi pun berakhir meski harus melalui drama yang sangat memuakkan, siapa lagi kalau bukan ulah dua orang yang menjadi penjilat di sana, tapi semua aman di bawah kendali Fattah dan juga Bima.
Saat ini kedua pengantin sudah ada di kamar pengantin, Valerie pun segera menghapus makeup yang melekat di wajah nya, sedangkan Wilmar dia memilih membersihkan dirinya.
Dia berfikir tidak akan terjadi apa pun di antara mereka berdua, bahkan mereka sama sekali belum pernah mengobrol satu sama lain meski mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri.
Wilmar keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap nya, dia menaruh handuk nya di tempat yang di sediakan, sedangkan Valerie di masuk ke dalam kamar mandi, tubuh nya lengket dan dia harus segera mandi untuk membersihkan nya.
Pintu di ketuk dari luar, pemilik kamar yang juga baru saja mandi itu pun mengerutkan keningnya, siapa yang mengetuk pintu kamar nya, tengah malam begini, tidak ingin di buat penasaran dia pun segera membuka pintu kamar nya.
Mata nya melotot saat tahu siapa yang ada di sana.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
SenjaKala
mojok kak🤭
2023-03-20
1