"Mau kemana kamu Jo," ucap Nita yang sedang sarapan.
"Ya mau kerjalah bu,memang nya mau apa lagi," sahut Jonathan.
"Bisa ga sih kamu sarapan dulu,apa kamu ga kasian sama ibu yang lagi makan sendirian," Nita merasa sedih karna anak satu satunya tidak mempedulikan keberadaannya ia sangat menyesal sudah memanjakan Jonathan dari kecil sampai sekarang Jonathan dewasa menjadi anak yang selalu melawan orang tua nya,semenjak sang ayah meninggal Jonathan selalu pergi keluar dengan bebas tanpa mempedulikan Nita sebagai ibunya.
"Makan saja sendirilah Bu,aku kesiangan nih," sahut Jonathan dengan santainya.
"Ibu menyesal sudah memanjakan mu Jo, sekarang kamu malah jadi pembangkang,"
"Terserah ibu saja lah,aku mau pergi kerja ini juga demi ibu kan supaya perusahaan tetap berjalan," ucap Jonathan dengan sinis lalu ia pergi meninggalkan ibunya tanpa pamit.
"Astaga anak itu benar benar membuat kepalaku sakit," ucap Nita dengan wajah kesalnya.
"Pak Mul ayo kita berangkat," kata Jonathan pada sopir pribadinya.
"Baik tuan," lalu pak Mul melajukan mobilnya,namun tiba tiba dipertengahan jalan Jonathan menghentikan nya.
"Stop pak Mul,"
"Ada apa tuan,apa tuan ingin mampir ke warung makanan disana," ucap pak Mul melihat Jonathan yang sedang memperhatikan warung nasi di sebrang jalan.
"Tidak,aku tidak suka makan dipinggiran karna itu sangat menjijikan bagiku,"
"Lalu untuk apa tuan berhenti disini," tanya pak Mul .
"Aku sedang melihat gadis pembantu ku,lihatlah dia sangat menjijikan dengan baju yang lusuh," ucap Jonathan sambil menunjukan jarinya ke arah Arumi yang sedang membeli nasi di warung itu.
"Itu Arumi tuan,dia gadis yang baik dan dia juga cantik hanya penampilan nya saja yang kurang," ucap pak Mul dengan jujur.
"Astaga kau bilang dia cantik,cantik dari mana nya apa kau buta pak Mul," Jonathan tak habis pikir dengan ucapan sopir pribadinya,mana ada gadis dekil gitu di bilang cantik .
"Lanjut jalan lagi pak Mul,lama lama mataku sakit melihat Arumi yang dekil," pak Mul melajukan kembali mobilnya tanpa menjawab lagi ucapan tuan nya.
**
"Ibu ini nasinya,makanlah," ucap Arumi pada Retno sang ibu .
"Kenapa kamu membeli nasi nak,padahal ibu bisa memasak buat kamu,"
"Ibu tak perlu memasak,ibu masih belum pulih jadi ibu istirahat aja ya,aku sudah membeli dua bungkus nasi Bu,"
"Padahal masak sendiri lebih irit Arumi," ucap Retno .
"Ibu tenang saja,kemarin aku udah dapat gaji dari nyonya Nita jadi ibu tak perlu khawatir,sekali kali kita makan enak Bu," ucap Arumi walaupun makanan enak ini hanya dari warung nasi sebrang jalan,menurut Arumi makanan ini sudah paling enak karna setiap hari Arumi hanya makan nasi dan ikan asin saja.
"Alhamdulillah kalau gitu nak,maafkan ibu mu yang ga bisa membantu mu,"
"Tidak apa apa Bu,ibu tak perlu memikirkan itu. Aku sudah bekerja jadi ibu tenang saja," kata Arumi dengan penuh semangat.
"Kalau begitu Arumi pergi kerja dulu ya Bu,ibu hati hati dirumah," lalu Arumi mencium tangan ibunya dan pamit pergi untuk bekerja.
"Ah lebih baik aku jalan saja,biar irit ongkos lumayan kan uang nya bisa aku tabung," dengan semangat Arumi berjalan menyusuri jalanan yang ramai dengan kendaraan,ia tak pernah mengeluh walaupun harus jalan kaki tiap hari karna menurutnya berjalan kaki itu bisa membuatnya sehat.
Hanya menempuh waktu lima belas menit Arumi sudah sampai di rumah majikannya.
"Assalamualaikum," Arumi langsung mengucapkan salam
"waalaikumsalam Arumi apa kamu sudah makan," ucap Nita.
"Sudah nyonya,sebelum berangkat kesini saya sudah sarapan dulu,"
"Arumi jangan panggil Tante dengan sebutan nyonya, panggil Tante aja,"
"Tapi nyonya,"
"Tak apa apa," ucap Nita dengan senyum tulusnya
"Ba baiklah nyonya, eh maksud ku Tante hehe,"
"Nah gitu dong nanti kan kalau kamu sudah menikah tinggal merubah lagi dari kata Tante menjadi ibu mertua,"
"Apa?," seketika Arumi gugup ia baru ingat bahwa seminggu lagi ia harus menikah dengan tuan nya "astaga kenapa aku melupakan soal ini,"
"Arumi kenapa kamu bengong,"
"Tidak apa apa Tante,kalau gitu saya mau bersih bersih dulu Tan,"
"Tapi kamu ingat kan dengan acara Minggu depan," ucap Nita dengan penuh arti .
"Ya Tante aku ingat," Nita tersenyum senang karna Arumi tidak melupakan hal itu.
**
POV Jonathan
Aku tak menyangka seminggu lagi akan menikah dengan gadis pembantu yang berpenampilan dekil itu,melihat nya saja aku mual.
Tok tok "permisi,"
"Masuk," ucap ku pada seseorang yang baru saja datang .
"Sayang,"
"Clara,ada apa kamu kesini," ucapku pada Clara aku kaget tiba tiba Clara datang ke kantor ku karna sudah lama aku tidak bertemu dengan Clara. Clara ialah wanita ku,aku sudah lama menjalani hubungan dengan Clara.
"Sayang aku kangen,"
"Tumben biasa nya juga sibuk," ucap ku dengan nada biasa.
"Kok kamu gitu sih,kamu ga suka ya dengan keberadaan ku,"
"Em biasa aja," ucap ku jujur aku sebenarnya kesal dengan Clara karna ia tak pernah menyempatkan waktu untuk ku ia terlalu sibuk dengan karir nya sebagi model.
"Maafin aku Jo, aku baru bisa kesini lagi dan soal itu aku benar benar sibuk jadi ga bisa menghubungimu lewat telpon," ucap Clara dengan kata kata penuh penyesalan tapi aku sengaja untuk biasa biasa saja aku ingin tahu gimana rasanya Clara disaat aku mendiamkan dia.
"Jo nanti kita makan malam yuk,sudah lama aku tak makan malam bersama mu lagi,"
"Maaf aku tidak bisa, pekerjaan ku banyak," ucapku.
"Sekali ini saja Jo,kamu mau kan,"
"Maaf aku tidak bisa," aku terus menolak keinginan Clara supaya dia sadar.
"Kok kamu gitu sih Jo, aku jauh jauh kesini buat kamu loh,"
"Ya begitulah rasanya di tolak,kamu ingat kan setiap aku ngajak kamu kencan,kamu selalu menolak ku juga jadi kali ini aku ingin menolak ajakan mu,"
"Jadi kamu mau balas dendam gitu," ucap Clara dengan nada sedikit di naikkan.
"Ya biar kamu sadar," Clara terlihat kecewa dengan ucapan ku ia langsung pergi meninggalkan ku tanpa sepatah kata pun ia bicara lagi,aku menyesal sudah menolak ke inginan Clara namun aku juga kesal dan marah padanya yang terlalu sibuk dengan karirnya.
"Hei bro kau melamun terus," Ucap Devan yang baru saja masuk keruangan Jonathan.
"Ada apa,"
"Barusan cewek lu kesini,kok dia pergi lagi dengan wajah kesal," ucap Devan penasaran.
"Ya karna aku menolak keinginan nya,"
"Gila kamu Jo, bukan nya kamu selalu merindukan dia sekarang malah kau yang mendiamkan dia,"
"Ya itu karna aku sudah terlalu kecewa,"ucapku.
"Berarti kamu lebih memilih pembantumu itu,cie cie yang mau nikah sama gadis pembantu," ledek Devan .
"Diam kau sialan,jangan bawa bawa wanita dekil itu,rasanya aku ingin muntah,"
"hahahah" Devan tertawa puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jijik kau bilang entar jatuh cinta tiada lagi perkataan jijik..
2023-08-02
0
Amelia Syharlla
jijik juga nanti cinta sombong amat kamu ko😡😡😡😡
2023-02-11
0