Plakkk...
"Echa!!!" Suara teriakan dan tamparan Raya pada Echa.
"H-hh..haa.." Echa sangat kaget dan langsung memegang pipinya yang terdapat bekas tamparan Raya.
Echa tidak menyangka, bahwa Raya sahabatnya sendiri berani menamparnya. Demi membela lelaki bajingan yang sudah menyakiti hatinya.
"Raya!! Lo apa-apaan sih?!" Ucap Gatha membentak
"Ch-cha..s-sorry g-gue kelepasan.." Raya melihat tangannya sendiri dengan wajah yang sudah pucat pasi. Ia tak menyangka kalau ia akan menampar sahabatnya sendiri.
"Cha lo gapapa?" Tanya Gatha yang menatapnya penuh kekhawatiran.
Echa masih bergeming ditempat, sambil menatap semua orang yang ada disitu satu persatu dengan tatapan yang sendu.
"Gue. Kecewa. Sama lo semua! Ini adalah ulang tahun gue yang terburuk..hiks.." ucap Echa dengan sangat pelan, namun masih bisa terdengar oleh semuanya. Karena suasana yang sangat hening.
Echa pun berlari menuju mobilnya dengan air mata yang terus menetes.
"Echaaa! Tunggu!!" Teriak semua orang ketika melihat Echa berlari keluar.
Echa membelah jalanan yang kebetulan sedang lengang itu. Ia menaikkan kecepatan mobilnya secepat mungkin. Namun, ia masih sadar untuk tetap berhati-hati.
Tujuan Echa sekarang adalah ia ingin cepat sampai rumah dan tertidur. Berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi. Dan ia bangun dengan keadaan segar kembali.
"Ray, biar gue yang bawa! Lo masih kalut sama emosi," titah Gatha pada Raya dan hanya dibalas anggukan olehnya.
"Mba Aurel, tolong urusin kantornya Echa ya, karena aku yakin besok Echa gak akan masuk kantor pasti." Ucap Gatha pada Aurel yang tidak tahu apa-apa.
Ya! Aurel hanya tau kalau bos-nya itu tengah ulang tahun. Dan ingin diberi surprise oleh kedua sahabatnya ini. Namun, ia tidak menyangka kalo ternyata mantan kekasih bos-nya itu datang.
Dan sebenarnya Aurel sangat penasaran dengan apa yang terjadi saat ini. Namun, ia memilih diam dan menunggu saat keadaan mulai membaik baru ia bertanya.
"Sak, lo jangan ngebut-ngebut juga. Jangan sampe ngebahayain semuanya nanti," peringatan Gatha pada Sakka yang terlihat kalut juga.
Untungnya keadaan jalanan tengah sepi saat ini. Mereka sudah terlihat seperti sedang balapan. Namun, tetap saja mereka tak bisa mengejar Echa yang sudah menjauh sejak tadi.
***
Echa pun sampai di rumah. Ia heran mengapa terdapat banyak mobil dihalaman rumahnya. Namun, ia tak mempedulikan hal itu dan langsung masuk ke dalam tanpa mengindahkan teriakan dari sang Bunda.
"Ehh itu Echa-nya udah pulang..Loh? Cha? Hei, kamu kenapa lari begitu?! Ini lagi ada tamu!" Teriak Bunda Echa kebingungan.
"Echaa! Turun! Lagi ad--" panggilan sang ayah yang terpotong karena ada suara orang mengucapkan salam dari arah pintu.
"Assalamualaikum. Maaf om, tante, kita boleh nemuin Echa-nya bentar ga?" Ucap Gatha sambil salim ke kedua orangtua Echa dan diikuti oleh Raya dan Sakka.
"Gatha? Ini ada apa ya? Kok tadi Echa masuk langsung lari gitu? Kalian berantem?" Tanya Bunda Echa beruntun.
"Emm..maaf sebelumnya tante, om. Tapi boleh gak aku temuin Echa dulu? Nanti biar Gatha yang jelasin semuanya ke tante dan om," sela Raya yang sejak tadi terdiam.
"Ohh..iya iya yaudah boleh, kamu naik aja ke atas temuin Echa," ucap Bunda mengizinkan Raya masuk ke kamar Echa.
"Makasih om, tante. Permisi.." Raya pun pergi menemui Echa.
"Loh kamu? Sakka kan? Udah lama gak ketemu, apa kabar?" Sapa Bunda Echa yang baru sadar akan keberadaan Sakka.
"E-emm..baik tante alhamdulillah. Tante sama om apa kabar?" Ujar Sakka canggung.
"Alhamdulillah kami baik. Jadi, gimana Gatha? Kalian berantem kenapa? Apa ada hubungannya juga sama Sakka?" Tanya Bunda Echa sambil melirik Gatha dan Sakka bergantian, berharap mendapat penjelasan.
Gatha dan Sakka pun saling memandang dan akhirnya Gatha yang akan menjelaskan. Gatha menghela nafas nya sejenak sebelum menjelaskan.
"Jadi gini tante, sebener--" ucapan Gatha terpotong karena teriakan Echa dari lantai atas.
Semua orang yang berada di ruang tamu pun langsung berpandangan dan terlihat panik.
"Echa?!"
Kemudian, Sakka dan Gatha tanpa basa-basi ataupun permisi langsung naik ke atas menuju kamar Echa.
"Emm..maaf ya Gilang sekeluarga, pas kalian dateng kesini malah mendapati hal yang gak mengenakan seperti ini," ucap Bunda merasa tak enak dengan tamu nya.
"Iya maaf ya Pak Wisnu, jadi kacau gini acara kita. Lain kali, saya deh yang ke tempat Pak Wisnu," ujar Ayah juga yang meminta maaf.
"Ohh gapapa kok Pak Bram, Bu Sonya. Lain kali bisa kita bicarakan lagi," ucap Pak Wisnu.
"Iya gapapa jeng, yaudah kalo gitu kita pamit dulu yah," ucap Lila, yang merupakan istri Wisnu dan ibu dari seorang cowo yang sejak tadi diam. Namun sebenarnya, ia memerhatikan detail keadaan yang terjadi.
***
Sesampainya di lantai atas, Echa langsung masuk ke kamarnya. Menutup pintunya dengan kasar dan menguncinya, lalu terduduk di belakang pintu.
"Hikss..h-hikss..apa-apaan sih Raya sama Gatha! Padahal mereka tau kalo sahabatnya udah disakitin sama cowo brengsek itu. Tapi kenapa mereka malah belain cowo itu?!"
Harusnya hari ini menjadi hari bahagianya, karena ini adalah hari ulang tahunnya. Namun, Echa sangat kecewa dengan kedua sahabatnya yang sangat ia percaya dan sangat ia sayangi itu. Karena, mereka lebih percaya omongan Sakka daripada sahabatnya sendiri, Echa.
Echa masih terisak dengan kedua lututnya yang ditekuk dan tangan yang melingkari lututnya, serta kepalanya yang ia tenggelamkan di bawah sana.
Tok..tok..tok..
Suara pintu kamar Echa yang diketuk oleh Raya dari luar.
"Chaa..buka pintunya chaaa..gue mohon," pinta Raya dengan terisak pelan.
"Cha maafin gue, gue salah banget udah nampar lo. Tapi gue cuma pengen ngebuat lo sama Sakka baikan. Karena ternyata kita semua udah salah paham. Hikss..gue cuma pengen Echa yang dulu balik, h-hiks..." jelas Raya yang semakin terisak.
Echa mendengar semua yang Raya ucapkan. Namun, Echa masih kecewa dan belum mau menemui atau berbicara dengan sahabat-sahabat nya itu.
"Cukup Ray! Biarin gue tenangin diri gue dulu. Gue belum mau untuk ketemu kalian lagi! So, please go away!!" Kata Echa membentak.
Dengan masih terisak, Raya terus menerus mengetuk pintu kamar Echa.
"Chaa, please Cha.. Dengerin gue dulu," ucap Raya memohon.
"Pergi Ray! Gue gamau ketemu sama lo."
"Cha buka pintunya dulu Cha.."
"Kalo lo gak pergi sekarang, gue gak akan maafin lo selamanya!"
"Please maafin gue Echa..."
"GUE BILANG KELUAR, KELUAR RAYAAA!" teriak Echa yang sudah muak mendengar isakan sahabatnya itu. Bukan, bukan karena ia jahat. Tetapi, karena ia ikut merasakan sedih ketika mendengar tangisan sahabatnya.
Raya yang terkaget pun, langsung sedikit terjungkal ke belakang. Dan menatap pintu di depannya dengan pandangan yang kosong.
***
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments